Dalam Injil Matius 22: 37-40, termuat perkataan Yesus yang menjadi inti dari ajaran Kristen yakni hukum kasih yang biasa juga disebut hukum yang terutama.
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Yesus mengajarkan kepada para Rasul bahwa sesungguhnya manusia dipanggil untuk mengasihi Allah. Mengasihi Allah dengan segenap jiwa dan akal budi. Hal itu berarti kasih manusia akan Sang Pemilik Kehidupan Sejati (Allah) melebihi kasih kepada yang lain.
Sebagaimana Allah mengasihi manusia, begitu pula manusia mengasihi Allah. Ukuran manusia mengasihi Allah tidak bisa diperbandingkan dengan kasih Allah terhadap manusia. Sebab, sesungguhnya kasih Allah terhadap manusia melampaui seluruh pikiran manusia.
Mengasihi Allah berarti mengasihi makhluk ciptaan yang lainnya. Selanjutnya, dalam ajaran-Nya, Yesus mengajak para Rasul untuk mengasihi sesama manusia. Mengasihi manusia itu berarti mengasihi Allah yang hidup. Manusia merupakan ciptaan Allah yang secitra dengan Allah. Oleh karena itu, cinta kasih manusia terhadap sesama merefleksikan cinta kasih kepada  Allah.
Natal tidak hanya sekedar merayakan kembali kelahiran Yesus ke dunia. Perayaan natal memiliki konsekuensi sebagai manusia yang penuh kasih kepada sesama. Karya amal kasih sebagaimana ajaran Yesus adalah memperlakukan sesama selayaknya memperlakukan diri sendiri.
Di tengah pandemi covid 19, ajaran Kristus tentang cinta kasih seharusnya diaplikasikan dalam kehidupan keseharian umat Katolik. Kondisi dan situasi dalam masa pandemi covid 19 ini sangat membutuhkan kasih antara satu dengan yang lain. Umat Katolik dipanggil untuk saling mengasihi kepada sesama sebagai saudara seiman maupun tidak untuk meringankan beban hidup akibat pandemi covid 19.
Umat Katolik diharapkan mampu memberikan solusi untuk meringankan beban hidup bagi sesama. Di butuhkan suatu gerakan sosial dari umat Katolik untuk sesama yang mengalami permasalahan di bidang ekonomi, pendidikan maupun kesehatan. Umat Katolik tidak bisa diam ketika melihat sesama saudara yang membutuhkan bantuan.
Memberikan bantuan berupa pakaian, obat-obatan, makanan merupakan karya cinta kasih manusia kepada sesama. Umat Katolik tidak dibenarkan untuk merayakan Natal dengan penuh gemerlap, namun pada sisi lain masih menyaksikan penderitaan yang sedang dialami oleh saudara seiman maupun tidak seiman. Merayakan Natal dalam kesederhanaan sebagaimana Kristus lahir di kandang Betlehem yang hina adalah bentuk pertanggungjawaban iman dalam membangun relasi dengan sesama.
2. Cinta Kasih yang bersumber dari Yesus Kristus