Lalu, bagaimana jika PDIP mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden? Peluang tiga poros koalisi pun akan tetap mungkin terjadi. Penulis memprediksi koalisi tersebut adalah poros PDIP dan PPP, poros Gerindra, PKS dan PKB, poros Golkar dan Nasdem. Demokrat memiliki catatan yang kurang baik dengan skema koalisi seperti ini. Memaksakan Agus Harimurti sebagai calon presiden atau calon wakil presiden merupakan ambisi dari Partai Demokrat. Dan ini bisa saja tidak diterima oleh Gerindra, PKS dan PKB.
PDIP bisa saja meyakinkan Partai Golkar dan Nasdem untuk bergabung dalam satu gerbong politik. Jika ini terjadi maka proses hanya ada dua pasangan calon pada pilpres 2024. Dipastikan bahwa Pilpres 2024 akan menjadi pertarungan bagi Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Bila Ganjar Pranowo vs Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Jika Prabowo Subianto mencalonkan diri sebagai capres di Pilpres 2024 maka ini kali keempat Prabowo Subianto ikut berkontestasi. Â Sedangangkan, bagi Ganjar Pranowo ini merupakan kali pertama mengikuti perhelatan lima tahunan ini. Secara umum bisa dikatakan bahwa pilpres 2024 merupakan pertarungan figur lama melawan figur baru.
Walaupun beda figur sebagai rival Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo merepresentasikan para pemilih Joko Widodo. Hampir pasti bahwa mayoritas pemilih Joko Widodo akan memilih Ganjar Pranowo.
Bagi pemilih Joko Widodo pada pilpres 2019, Ganjar pranowo adalah sosok yang bisa melanjutkan kepemimpinan Joko Widodo. Hal ini terbukti dari beberapa survei yang menunjukkan bahwa mayoritas pendukung Joko Widodo pada pilpres 2019 menentukan pilihannya Ganjar Pranowo. Secara personal publik menilai bahwa sosok Ganjar pranowo lebih dekat dengan Presiden Joko Widodo bila dibandingkan dengan Prabowo Subianto.
Ganjar Pranowo memiliki ideologi politik yang sama dengan Presiden Joko Widodo. Sama-sama ditempa di wadah yang sama yaitu berada dalam satu kandang banteng. Terutama jika Ganjar Pranowo dipilih oleh PDIP sebagai calon presiden.
Kesulitan terbesar Ganjar pranowo adalah bila tidak didukung oleh PDIP, Â namun didukung oleh partai lain. Isu politik yang akan Ganjar Pranowo tentu tidak selalu ekuivalen dengan Presiden Joko Widodo. Sebab, Ganjar Pranowo dianggap mengkhianati partai bila dicalonkan di luar PDIP.
Sekalipun demikian, Ganjar Pranowo tetap diuntungkan dengan mayoritas pemilih Indonesia yang tidak melihat partai namun melihat figur. Ini berarti, apapun partainya pendukung loyalis Ganjar Pranowo akan tetap memilihnya di Pilpres 2024. Tentu probabilitas kemenangan Ganjar pranowo pada pilpres 2024 masih cukup besar sekali pun tidak mendapat dukungan PDIP.
Jika Prabowo Subianto didukung oleh PDIP maka ada peluang untuk merebut suara cara memilih Joko Widodo pada pilpres 2019. Selain didukung oleh PDIP yang merupakan partai dari Presiden Joko Widodo, saat ini Prabowo Subianto adalah salah satu menteri di kabinet Indonesia Maju. Sebagian pemilih Presiden Joko Widodo menganggap bahwa Prabowo Subianto berjasa dalam menyukseskan kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Dengan demikian, Prabowo Subianto akan mendapatkan insentif politik dari para pendukung Joko Widodo. Jika mampu dikelola secara baik oleh Prabowo Subianto, maka bukan tidak mungkin sebagian pendukung Joko Widodo akan beralih untuk mendukung Prabowo Subianto pada pilpres 2024. Penulis berpendapat bahwa Prabowo Subianto akan kesulitan bila Pilpres 2024 terdiri atas tiga paket calon.
Sejauh ini Prabowo Subianto sudah kehilangan banyak dukungan terutama para pendukungnya saat Pilpres 2019. Mereka beranggapan bahwa Prabowo Subianto berkhianat karena ikut bergabung bersama Presiden Joko Widodo di kabinet Indonesia Maju. Jika Prabowo Subianto kehilangan basis massa maka akan sulit bagi Prabowo memenangkan Pilpres 2024.