Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilpres 2024, Bagaimana dengan Muhaimin Iskandar dan PKB?

5 Desember 2021   08:57 Diperbarui: 21 Desember 2021   18:54 1541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KH. Abdurrahman Wahid/ Gus Dur mantan presiden Republik Indonesia (sumber: news.detik.com)

Uraian singkat ini menguatkan kesan bahwa partai politik berbasis agama (Islam) pun bisa menang di daerah yang mayoritas non muslim. Ini juga modal bagi PKB untuk menyiapkan kader terbaiknya untuk maju di pilpres 2024. Sebab, masyarakat Indonesia pada umumnya tidak mengkotomikan partai nasionalis dan partai berbasis agama. Asalkan, kerja-kerja partai politik langsung menyentuh pada akar persoalan masyarakat.  

Peluang PKB dan Muhaimin Iskandar di pilpres 2024

Bicara peluang PKB di pilpres 2024 memang cukup menjanjikan. PKB bisa saja membangun poros koalisi baru dengan mengusung ketua umumnya maju sebagai calon presiden. Dengan modal suara pileg 2019 yaitu 13.570.097 suara atau 9,69 persen, PKB bisa menggandeng 2 partai tengah lainnya untuk membentuk poros koalisi baru.

Sejauh ini PKB sedang melakukan penjajakan dengan partai lain untuk membentuk koalisi. Partai yang dianggap cocok berkoalisi dengan PKB di luar PDI-P dan Gerindra adalah partai NasDem dan Golkar. Melihat respon dari beberapa petinggi PKB, rupanya tidak keberetan bila Muhaimin Iskandar dipasangkan menjadi wakil presiden asal ada partai yang mau berkoalisi.

Sangatlah wajar bila PKB sendiri menerima posisi tawar yang tidak terlalu ideal seperti ini. Mengingat elektabilitas Muhaimin Iskandar yang seperti sulit naik sampai batas waktu pencalonan. Belajar dari pilpres 2019, Muhaimin Iskandar tidak dilirik untuk menjadi calon wakil presiden karena elektabilitas yang rendah.

Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia, Muhaimin Iskandar berada di urutan kedua terbawah dengan 0,1 persen. Survei dilakukan terhadap 1.200 orang menggunakan metode simple random sampling pada 13-17 April 2021. Indikator mengklaim survei ini dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,9 persen (nasional.tempo.co, 06/06/2021). 

Muhaimin Iskandar ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa/ PKB (sumber: jeda.id)
Muhaimin Iskandar ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa/ PKB (sumber: jeda.id)

Hasil survei elektabilitas ketokohan Muhaimin Iskandar ini sangat kontras dengan elektabilitas PKB. Survei Charta Politika menunjukan elektabilitas PKB menduduki posisi ketiga yaitu 9,4 persen berada dibawah PDI-P dan Gerindra. Survei Charta Politika ini dilakukan tatap muka dengan metode multistage random sampling pada periode 12-20 Juli 2021. Jumlah responden dalam survei ini 1.200 orang dari seluruh wilayah Indonesia, dengan margin of error 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (news.detik.com, 13/08/2021).

Setidaknya ada beberapa alasan mengapa elektabilitas Muhaimin Iskandar tidak semoncer partai yang dipimpinnya.

1. Panggung politik yang kurang atraktif

Muhaimin Iskandar saat ini menjabat sebagai wakil ketua MPR RI. Jabatan yang prestisius untuk seorang ketua umum partai. Namun, jabatan ini dinilai kurang aktraktif sehingga dikesankan seperti ada jarak dengan masyarakat sebagai pemilik suara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun