Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Membaca Arah Politik Pragmatis Partai Nasdem

3 Desember 2021   20:23 Diperbarui: 6 Desember 2021   07:15 2305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen Ridwan Kamil bersama Ketua umum partai NasDem Surya Paloh (sumber: m.merdeka.com)

Prananda Surya Paloh, Ketua Koordinasi Bidang Pemenangan Pemilu partai NasDem (sumber: tribunnews.com)
Prananda Surya Paloh, Ketua Koordinasi Bidang Pemenangan Pemilu partai NasDem (sumber: tribunnews.com)

Saat ini Prananda Surya Paloh adalah anggota DPR RI dari partai NasDem. Di partai Nasdem sendiri, Prananda Surya Paloh didapuk sebagai Ketua Koordinasi Bidang Pemenangan Pemilu. Jabatan strategi dan juga menjadi asa untuk melatih dan menggempleng kualitas seorang Prananda Surya Paloh. 

Partai NasDem lebih mempertahankan eksistensi partai ketimbang harus all out memenangkan figur yang akan didukungnya di pilpres 2024. Apalagi harus bekerja sama dengan kelompok yang bisa saja menggerus suara partai. 

Hal itu dilakukan hanya sekedar untuk mempertahankan suara partai. Sekalipun Anies Baswedan yang akan dicalonkan, partai NasDem akan berusaha keluar dari citra partai yang didukung oleh kelompok kanan.

Namun, jika itu dipaksakan maka partai NasDem akan kehilangan suara di daerah yang secara umum memiliki sentimen negatif terhadap kelompok kanan ini. 

Di NTT misalnya, jika NasDem mendukung Anies Baswedan dan strategi yang digunakan sama dengan pilkada DKI Jakarta tahun 2017, tentunya partai NasDem akan kehilangan suara seperti yang dialami oleh partai Gerindra. 

Saat ini partai NasDem memiliki 3 kursi di Senayan yang mewakili provinsi NTT. Selain itu, partai NasDem adalah partai pemenang pileg 2019 di provinsi NTT. Jika salah menerapkan strategi, maka bukan tidak mungkin akan kehilangan tiga kursi dari dapil NTT 1 dan NTT 2. Sekian!

Oleh. Eduardus Fromotius Lebe
(Penulis, Konsultan Skripsi dan Dosen)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun