Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"Betu" dan "Wonga" Anjing Kesayangan Kakek

12 November 2021   08:59 Diperbarui: 12 November 2021   09:09 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan untuk tradisi berburu di kampung Mengeruda (sumber: dokumentasi milik Bpk. Fransiskus Bani)

Jadi, jangan membayangkan seperti orang kota memperlakukan dan merawat hewan peliharaan. Tidak ada makan khusus untuk hewan peliharaan seperti anjing. Tidak ada rutinitas ke dokter hewan untuk memeriksa kesehatan Betu dan Wonga. Namun, kecintaan kepada hewan peliharaannya sangat luar biasa. Pokonya saling memahami keadaan masing-masing.

Betu dan Wonga memiliki kelebihan yang hanya dipahami oleh kakek. Dalam hal tertentu kakek selalu percaya dengan petunjuk yang diberikan oleh Betu dan Wonga. Beberapa hal yang menjadi kelebihan Betu dan Wonga menurut pengakuan kakek:

1. Mengetahui adanya kematian lebih awal

Menurut kakek, Betu dan Wonga sering kali memberikan tanda-tanda bahwa akan ada orang yang meninggal. Tanda-tanda isyarat tersebut sudah dipelajari oleh kakek sudah jauh-jauh hari. Pertanda yang diberikan tersebut tidak meleset dari apa yang sudah di perkirakan.

Suatu kali kami berkumpul di samping rumah pada malam hari. Tiba-tiba Betu dan Wonga mengeluarkan suara yang khas. Dalam bahasa daerah, suara yang dikeluarkan Betu dan Wonga itu disebut "noa". Kakek lantas berkata bahwa besok akan ada orang yang meninggal. Dan ternyata itu benar, bukan karena kakek memiliki indra keenam namun Betu dan Wonga yang memberikan tanda.

Sebenarnya suara "lako noa" (lako noa, lako = anjing, versi bahasa daerah) tersebut lazim dikeluarkan hewan seperti Anjing kala ingin kawin (menarik perhatian anjing betina). Namun, bagi Betu dan Wonga terkadang memberi tanda bahwa dalam waktu dekat akan ada duka.

Tanda khas tersebut apa bila Betu dan Wonga mengeluarkan suara "noa" tiga kali pada malam hari. Jika ada anjing lain yang menyahut "noa" dari Betu dan Wonga maka lingkungan sekitar anjing yang menyahut akan ada orang yang meninggal. Fenomena semacam ini sudah sering terjadi.

2. Mengetahui makanan yang layak untuk dimakan atau tidak

Keunikan Betu dan Wonga adalah tidak mau makan makanan dari sesama jenis anjing. Walaupun sudah dimasak dengan berbagai rempah, Betu dan Wonga tahu bahwa itu daging anjing. Setelah mencium daging yang diberikan, Betu dan Wonga akan tahu apakah itu daging anjing atau bukan.

Betu dan Wonga sepatutnya sayang terhadap sesama anjing. Sebab, menurut pengakuan kakek Betu dan Wonga tidak akan makan daging anjing sejak mereka masih kecil. Penulis pun pernah mencoba memberikan daging anjing yang sudah dimasak bumbu, namu saat diberikan, Betu dan Wonga tidak memakannya.

Peristiwa lain yang kami alami adalah ketika ada orang yang membawa daging mentah yang belum diolah. Orang tersebut merupakan tetangga rumah yang berdekatan. Ketika ditanya daging apa, jawab orang tersebut adalah daging babi  yang juga didapatkan dari acara hajatan dari kampung sebelah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun