Belajar Taat dari Bunda Maria
Ketaatan Bunda Maria atas perintah Allah merupakan salah satu pengabdian tertinggi kepada sang pemilik kehidupan. Ketaatan akan perintah Allah diwujudkan melalui kesetiaan Bunda Maria menjalankan tugas yang diberikan kepada nya. Bunda Maria simbol "ketaatan sejati" bagi umat Katolik.
1. Ketaatan Bunda Maria saat menerima tugas dari Allah
Melalui Malaikat Gabriel, Bunda Maria mendapatkan tugas yang mulia. Tugas untuk melahirkan Yesus Kristus sebagai anak Allah yang maha tinggi. Tugas yang sangat berat karena pada saat itu Bunda Maria masih belum menikah. Dalam tradisi Yahudi, mengandung diluar pernikahan yang sah dianggap dosa besar dan oleh karena itu harus dirajam.Â
Selain itu, Bunda Maria sudah memiliki tunangan yang bernama Yusuf. Bagaimana pertanggungjawaban Bunda Maria kepada tunangan nya Yusuf. Tidak berhubungan layaknya suami istri tetapi mengandung. Sulit dibayangkan pergulatan batin Bunda Maria.Â
Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" (Bdk. Lukas 1:34). Bunda Maria merasa sangat galau dengan tugas yang tawarkan kepada nya. Mengandung tapi belum bersuami, ini diluar dugaan Bunda Maria.
Allah memilih Bunda Maria sebagai Bunda Yesus Kristus tanpa ada paksaan. Bunda Maria diberikan kebebasan untuk memilih apakah menerima atau tidak. Dialog antara Bunda Maria dengan Malaikat Gabriel mau menunjukkan bahwa Allah senantiasa  mendengarkan curahan hati Bunda Maria kala itu. Bunda Maria diberikan otoritas penuh untuk mengambil keputusan.Â
Bunda Maria bersedia menerima tugas yang diberikan Allah melalui Malaikat Gabriel. Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataan mu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia (bdk. Lukas 1:38). Pengakuan iman Bunda Maria akan konsekuensi mengikuti kehendak Allah. Mengikuti kehendak Allah berarti siap melaksanakan tugas yang Allah berikan.
Umat Katolik diberikan privilege untuk memilih jalan kehidupan. Termasuk dalam hal setia dan taat pada janji-janji baptis yang diucapkan. Ketaatan pada sepuluh perintah Allah dan lima perintah Gereja. Ketaatan merupakan tuntutan mutlak ketika umat berikhtiar mengikuti Allah.Â
Sebagai umat Katolik kita ditugaskan untuk mewartakan Injil di tengah dunia. Tugas yang penuh resiko ditengah polarisasi kehidupan yang semakin kuat. Mewartakan Injil melalui tindakan dan aksi nyata. Mewartakan Injil tidak sama sama dengan kristenisasi. Berbuat baik terhadap sesama walaupun berbeda agama adalah perintah Allah yang harus dilaksanakan. Jika toh pada akhirnya ada orang yang mau mengikuti Kristus karena perbuatan kita, itu hanyalah bonus. Tugas kita adalah menyelematkan dunia dengan cara-cara yang sederhana.Â