Oleh. Eduardus Fromotius Lebe
(Penulis, Konsultan Skripsi dan Dosen)
Hari ini tepat tanggal 28 Oktober merupakan momen bersejarah bagi kaum muda Indonesia. Sejarah panjang yang menceritakan kehebatan kaum muda ikut partisipasi menggelorakan kemerdekaan Indonesia kala itu. Semangat itu yang mestinya dimiliki oleh kamu muda Indonesia sekarang.
Zaman boleh berubah namun semangat harus tetap menggelora. Tugas anak muda sekarang adalah mengisi kemerdekaan Indonesia dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Peran inilah yang tunggu oleh negara dan bangsa. Sehingga kaum muda tidak lagi sekedar "benalu" bagi keluarga.
Kaum muda menjadi tumpuan terbesar bagi keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Eksistensi bangsa Indonesia sangat bergantung pada kualitas berpikir dan bertindak kaum muda. Sebab di tangan mereka lah, arah pembangunan negara ini pertaruhkan.Â
Komitmen kaum muda dalam mewujudkan Indonesia yang unggul sesuai harapan para pendiri bangsa harus tetap dilaksanakan. Sebagaimana sumpah pemuda yang pernah dilakukan oleh pendahulunya, kaum muda sekarang harus menginternalisasi nilai-nilai luhur tersebut dalam setiap tindakan mereka. Bagi penulis, sumpah pemuda masih relevan untuk mengantisipasi perkembangan zaman yang cenderung destruktif.
Sekedar mengingatkan kembali memori kita, ikrar Sumpah Pemuda adalah hasil putusan kongres pemuda dan pemudi atau Kongres Pemuda II yang digelar pada 27-28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda sebagai suatu ikrar pemuda-pemudi Indonesia yang mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Sumpah pemuda inilah yang hari ini kita peringati.
Sumpah Pemuda pada Konteks Kekinian
Pemuda hari ini berada di era globalisasi dengan tantangan yang luar bisa dahsyat nya. Arus teknologi dan informasi telah mengubah paradigma berpikir serta perilaku manusia. Termasuk mengubah pola kehidupan kaum muda Indonesia.
Percaturan dunia kaum muda memasuki episode paling krusial. Pertarungan eksistensi kaum muda sebagai generasi penerus bangsa Indonesia tidak lagi terjadi di dunia nyata, melainkan di dunia maya. Media sosial mengambil peran penting dalam mengubah strategi pertarungan identitas tersebut.