Satu tahun sudah perjalan dari pemerintahan Jokowi-Jk,namun selama satu tahun itu berlalu tidak ada perubahan berarti kearah yang lebih baik tetapi kegagalanlah yang lebih terasa. Bebagai janji manis disampaikan saat kampanye namun belum terlihat sesuai dengan realita kondisi dalam negeri saat ini, berikut adalah kesalahan fatal pemerintahan dalam satu tahun ini:
Bidang ekonomi;
- Melepas Harga BBM ke Pasar
Pemerintahan Jokowi-JK telah berulang kali menaikan harga BBM. Namun, di kala harga minyak dunia turun, pemerintah tak kunjung menurunkan harga BBM. Negara justru berdalih jika BBM tidak turun maka negara akan memiliki tabungan. Fungsi negara dalam hal ini patut dipertanyakan, bagaimana bisa negara mencari keuntungan dari rakyat.
- Mencabut Subsidi Listrik
Di saat rakyat sedang mengalami kesusahan akibat kenaikan harga BBM. Pemerintahan Jokowi-JK malah menambah penderitaan rakyat dengan mencabut subsidi listrik. Bahkan sudah ada keresahan dari pengusaha yang tidak bisa mendapatkan keuntungan karena tarif dasar listrik industry (TDLI) di Indonesia terlalu mahal.
- Menambah Utang Luar Negeri
Untuk kesekian kalinya Presiden Jokowi berbohong kepada publik. Hal itu terbukti dari janji Jokowi untuk tidak berhutang yang di sampaikan saat masa kampanye dan dilanggar oleh Jokowi. Negara akhirnya harus menambah hutang sebesar kurang lebih 31, 6 Triliun hanya dalam kurun waktu 6 bulan.
- Harga Daging Sapi Naik
Pemerintah gagal mengelola harga daging sapi yang melambung tinggi hingga mencapai harga Rp. 130.000/kg dan disertai dengan kelangkaan. Seharusnya harga normal daging sapi adalah Rp. 65.000 – Rp. 90.000. Akibat dari kejadian ini, pemerintah lagi-lagi harus mengecewakan pengusaha tanah air dengan membuka kran impor.
5.Freeport Diizinkan Ekspor Bahan Mentah                                                                                           Meskipun sudah ada aturan yang mengatur mengenai ekspor bahan mentah dalam UU Minerba. Namun Jokowi memberi keistimewaan kepada Freeport untuk melakukan ekspor bahan mentah.
- Anjloknya Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS terus menerus mengalami penurunan, bahkan sudah sudah melampaui level terparah sejak krisis 1998 yaitu Rp. 14.450/Dollar AS.
- Beri Fasilitas Khusus untuk Tenaga Kerja Asing (TKA)
Jokowi mempermudah tenaga kerja asing untuk bekerja di Indonesia tanpa melalui tes dan kewajiban untuk berbahasa Indonesia yang merupakan syarat bekerja di Indonesia. Hal ini terlihat dengan dilakukannya revisi atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor 12 Tahun 2013, yang isinya mengatur syarat bagi pekerja asing untuk wajib memiliki kemampuan berbahasa Indonesia. Peraturan tersebut direvisi dengan Permenaker Nomor 16 Tahun 2015.
- PHK Merajalela
Memburuknya perekonomian Indonesia langsung diikuti gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). Belasan ribu pekerja pun harus kehilangan mata pencarian utamanya dalam tujuh bulan terakhir. Sebagai contoh, yang terjadi di Tangerang, Banten. Dari 800 perusahaan yang ada di Kota Tangerang, yang paling terkena dampak dari menurunnya nilai Rupiah adalah perusahaan di bidang garmen dan padat karya. Bahkan, salah satu perusahaan sudah merumahkan 1.850 karyawannya karena berhenti produksi. (Sumber data Disnaker kota Tangerang).
- Mimpi Ekonomi Akan Meroket Mulai Bulan September
Jokowi optimistis pertumbuhan ekonomi nasional akan meroket mulai bulan September dan akan mencapai titik kulminasi pada November mendatang. Namun hingga pertengahan September 2015 Ekonomi malah semakin anjlok dan nilai tukar rupiah semakin melemah. Bisa dibilang kata-kata Jokowi tanpa dasar, dan hanya ingin menarik simpati rakyat.