Mohon tunggu...
EDUARDUS  JOHANES  SAHAGUN
EDUARDUS JOHANES SAHAGUN Mohon Tunggu... Administrasi - Calon Widyaiswara Perwakilan BKKBN Provinsi NTT

Saya adalah apa yang saya PIKIRKAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membaca Gaya Komunikasi Masyarakat Selama Pandemi

26 Februari 2021   08:45 Diperbarui: 26 Februari 2021   08:46 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Realita ini bukan tanpa alasan, sebab kalau melihat keadaan dan perilaku kita sekarang, dalam suatu pertemuan, sebut saja di rumah misalnya, komunikasi intens yang terjadi paling hanya 10-15 menit awal. Itupun hanya sapaan biasa yang dihiasi dengan basa-basi menanyakan kabar dan keadaan lawan bicara kita. 

Selebihnya, setiap kita akan lebih sibuk dengan orang lain di 'genggaman' alat yang dinamakan 'acang' (gadget). Sungguh menyedihkan ketika melihat ada dua/tiga orang berkumpul di suatu ruangan, atau tempat umum, tetapi mereka sibuk dengan Hp mereka masing-masing dan tidak peduli dengan sesama disamping. 

Sudah hilangkah rasa 'dekat' bersama orang lain hanya karena takut terjangkit virus? Bagaimana relasi batin bisa terbentuk jika kita menganggap kalau dunia maya itu lebih mengasyikan? 

Kasihan ya, dunia maya yang sebenarnya tidak nyata sudah merubah 'kebiasaan' kita dalam berperilaku, saling menyapa dan bertutur kata, bahkan pada orang disekitar kita.

Sekali lagi, saya tidak menyalahkan perkembangan teknologi saat ini. Yang sangat saya sayangkan adalah perilaku kita yang perlahan mulai bergeser dan seolah 'mendewakan' aktivitas dunia maya. 

Kita seolah merasa lebih penting berurusan dengan teman-teman di media sosial, dari pada sahabat atau tetangga atau keluarga sendiri yang ada di hadapan kita, bahkan sedang membutuhkan bantuan. 

Kiranya, lewat tulisan kecil ini, kita bisa disadarkan bahwa komunikasi langsung yang terjalin pasti disempurnakan melalui sapaan kasih persaudaraan bersama orang lain yang hadir di hadapan kita secara riil. 

Dunia maya hanyalah fantasi akal kita yang tidak boleh merusak semangat kebersamaan untuk saling 'baku dapa' atau bertegur sapa secara langsung sekalipun dalam jarak. 

Kalau kita tetap mempertahankan ke-nyata-an komunikasi dan interaksi yang intens, niscaya pandemi Covid-19 ini akan dapat kita hadapi dan lewati dengan semangat kebersamaan karena adanya dukungan sosial. Jadilah pribadi yang kuat merindu 'nyata' dalam berkomunikasi dengan orang lain selama pandemi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun