Kehadiran internet sebagai media baru dengan sebutan lain cybermedia atau media siber, tidak hanya menjadi sarana menyampaikan pesan dan bank informasi, tetapi juga menjadi ruang budaya baru di era new media seperti sekarang ini. Di mana pada satu titik, sudah menjadi penentu 'revolusi' budaya di masyarakat.Â
Bagaimana tidak, kita begitu riuh dan asyik berkutat dalam media siber ini. Dampak yang nyata dari kemunculan media siber adalah tercetusnya banyak model media sosial dan aplikasi chatting.Â
Media sosial seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram, adalah sebagian contohnya. Sedangkan aplikasi chatting seperti, WhatsApp, Line, Telegram, Kakao Talk, Zoom, adalah misal yang lain.Â
Jelaslah bahwa telah terjadi 'pergeseran' cara berkomunikasi masyarakat yang begitu pesat, sementara interaksi manusia melalui internet begitu dinamis selama 24 jam non-stop.
Bertolak dari data yang dilaporkan oleh content delivery Akamai - Indonesia: The Challenge of Monetizing in a Fast-Growing Market, lalu lintas internet di Indonesia telah mengalami pertumbuhan sebesar 73 persen pada kuartal pertama 2020.Â
Di kuartal kedua, angka tersebut terus melambung hingga mencapai 139 persen. Jika dibandingkan dengan kuartal kedua tahun lalu, traffic internet di Indonesia telah mengalami lonjakan sebesar 46 persen (Kompas.com, 21/12/2020).Â
Sementara itu, hasil survei Pengguna Internet Indonesia 2019-2020 yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memberi gambaran bahwa penetrasi pengguna internet Indonesia berjumlah 73,7 persen, naik dari 64,8 persen dari tahun 2018.Â
Jika data ini digabungkan dengan angka proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) menyangkut populasi Indonesia tahun 2019 yang berjumah 266.911.900 juta, maka diperkirakan pengguna internet Indonesia sebanyak 196,7 juta pengguna.
Realita adanya peningkatan pengguna internet disebabkan oleh infrastruktur internet cepat atau broadband di Indonesia yang semakin merata dengan adanya Palapa Ring, juga karena adanya transformasi digital yang semakin masif akibat pembelajaran online dan kebijakan bekerja dari rumah sejak Maret 2020 lalu.Â
Mayoritas pengguna telah mengakses internet lebih dari 8 jam dalam satu hari sehingga terjadi pergeseran perilaku pengguna selama pandemi, antara lain dari konten media online yang diakses pengguna.Â
Data APJII menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2020 mayoritas konten media online yang diakses pengguna adalah konten pendidikan karena kegiatan pembelajaran jarak jauh.Â