Mohon tunggu...
Inovasi

Reality Show! Mendidik Kah?

19 September 2015   21:10 Diperbarui: 19 September 2015   21:13 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Apa yang ada di pikiran anda saat mendengar istilah Reality Show??.Ya,tentu saja sebuah acara TV tentang kehidupan sehari-hari masyarakat biasa yang terlihat sangat nyata seolah-olah tidak di rekayasa dan di buat buat,yang juga menampilkan sepotong kehidupan dari seseorang yang ‘bukan artis’,yang dapat mengoyak perasaan bagi para penontonnya saat melihat kisahnya entah itu sedih,bahagia,marah,di bohongi,romantis atau apapunlah itu.

Saat ini banyak kita jumpai acara televisi yang bertajuk Reality Show di hampir setiap stasiun televisi di Indonesia. Sebagai contoh : Reality Show Termehek-mehek yang sempat ‘booming’ sebagai acara reality show terbaik yang sangat terkenal di kalangan anak muda jaman ini. Namun,pada kenyataannya apakah dalam prosesnya hal yang benar-benar nyata terjadi saat itu juga secara spontan?.dan apa hal baik yang dapat kita ambil dari setiap episode yang di tayangkan pada acara reality show?.apa efek yang akan di timbulkan?

Kenyataannya banyak reality show di Indonesia di cintai karena memiliki cerita-cerita yang menyentuh hati para penontonnya saja,penonton juga ‘manut’ saja saat di suguhi acara yang tidak benar-benar memiliki unsur edukasi,penonton di Indonesia belum sampai pada titik dimana harus aktif mengkritisi setiap hal yang di tayangkan di televisi sehingga televisi hanya menjadi media satu arah saja yang terus menerus membentuk pemikiran publik yang tidak nyata.

Konten yang disajikan di dalam sebuah reality show biasanya memiliki unsur-unsur yang sangat penuh metafora dan tidak mendidik,seperti kata kata makian,perkelahian,bullying,dll namun seolah hal tersebut adalah hal yang memang biasa untuk di lakukan,sehingga secara tidak langsung masyarakat pun menjadi melihat hal seperti itu adalah hal yang biasa juga untuk di lakukan di dalam kehidupan sehari-hari. Mata para penonton sudah tertutup oleh hasil konstruksi televisi sehingga menjadi sulit membedakan hal yang baik dan buruk dalam dunia nyata.

Reality show juga sesuai dengan Teori Komunikasi Massa,media memiliki kemampuan untuk membentuk opini publik,sehingga para penontonnya dapat memiliki konstruksi sesuai dengan tujuan media dan mengaburkan realita yang sebenarnya,mengubah hal-hal yang kurang baik menjadi hal yang biasa saja di mata masyarakat saat ini,hal ini juga membuat masyarakat menjadi apatis terhadap sesuatu yang terjadi di sekitarnya.

Bagi penulis,Reality Show adalah sebuah acara yang seharusnya memiliki isi yang lebih mendidik,karena segmen penonton yang dituju oleh acara ini kebanyakan adalah remaja yang masih labil dan belum dapat berpikir kritis,para penonton hanya menerima mentah-mentah apa yang di tayangkan oleh televisi, seharusnya televisi tidak harus mementingkan rating semata namun juga harus memikirkan kualitas dari sebuah acara,karena sejatinya Reality Show adalah sebuah acara yang mengekspose sesuatu hal yang benar-benar nyata terjadi secara spontan bukan acara drama yang di skenariokan sebelumnya dan dapat memberikan dampak positif bagi penontonnya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun