Marhaba
Terpenjaralah para Cagub DKI yang maju bersaing lewat partai yang terbukti gagal menyalurkan aspirasi rakyat. Partai politik adalah momok demokrasi di tanah air, ia-nya bagai benih plus bangkai demokrasi yang mencengkeram erat kepentingan nasional yang akhirnya tidak memberi manfaat kepada rakyat bahkan justru menghisap rakyat sampai sekarat, full stop.
Sudah cerita umum ada deal-deal dan mahar alias “ijab qabul” diantara parpol-politisi-calon kepala daerah supaya bisa maju dan menang dalam pilkadal, praktik kotor bin haram jadah ini berjangkit seperti kanker ganas merambah Pemilukadaldari Sabang sampai Merauke, inilah “selingkuhan haram” parpol – politik transaksional.
Kalau fakta dan bukti begini, why anda masih percaya kepada parpol dan cagub yang bersangkutan? Bukankah mereka satu paket yg nista, merusak martabat dan moral?
Atau anda masih ngotot kejujuran dan kebersihan parpol dan poliTikus..? Berarti anda golongan mereka..? Nauzubillah…!
[caption id="attachment_176425" align="alignnone" width="448" caption="cagub feisal di banjir pondok labu "][/caption]
Pengadilan Masyarakat (Rakyat), Hukuman Parpol Yang Berdosa Besar
Jika Dewi Keadilan berpihak kepada yang kaya dan berkuasa, jika hakim-polisi-jaksa bertindak kepada yang membayar perkara, maka kepada siapa kita mengharapkan keadilan bagi warga biasa? Parpol? Justru mereka para politikus parpol berpesta-pora dengan mafia peradilan diatas perkara! Sungguh nista dan bejat mereka oknum politikus partai politik yang berkuasa.
Lantas kepada siapa rakyat bertanya? Jawabannya adalah pengadilan oleh rakyat, rakyat-masyarakat lah yang langsung mengadili dan menghukum mereka para poliTikus dan parpol yang telah mengabaikan suara rakyat. Bagaimana caranya? Jangan Pilih Partai Politik-PoliTikus-Calon Pemimpin dari parpol..!
Dosa Kolektif Parpol Besar; PD, Golkar, PDIP, PPP, PAN, PKB,PDS, Gerindra
Masyarakat Jabodetabek khususnya warga Jakarta selaku stakeholder voters berhak mengadili dan menghukum parpol tersebut diatas, karena koalisi tersebut gagal total dalam mewujudkan Kota Jakarta yang lebih baik, terlebih koalisi parpol diatas gagal mengawasi kepemimpinan Fauzi Bowo yang pembual itu. Gabungan Parpol inilah yang “memenangi” Fauzi Bowo dalam Pilkadal DKI 2007.
Dosa Partai Demokrat
Khusus Partai Demokrat, porsi dosa besar mereka adalah 200%, sebagai pemenang pemilu dan mayoritas tetapi gagal total alias janji kampanye tidak terbukti, bohong besar persis orang no 1. Partai Demokrat gagal total baik skala nasional dan daerah.
[caption id="attachment_176429" align="alignnone" width="480" caption="kongres demokrat yg terduga hasil korupsi (vivanews)"]
Dosa PKS
90% dosa besar PKS adalah memilih dan mendukung SBY dalam Pilpres 2004 & 2009. Porsi dosa 10% adalah mengusung KomJen Purn. Adang Dorojatun sebagai Cagub DKI 2007 yang akhirnya rontok oleh koalisi Fauzi Bowo-Demokrat dedengkotnya. Problemnya, why harus milih Adang, emang tidak ada orang terbaik dari internal PKS.
Dosa Golkar
Golkar ini gak ketulungan dosanya sejak zaman berdiri ORBA sampai sekarang, Golkar dan gerbong oknum politisi busuk serta jaringan birokratnya adalah pelaku utama administrasi yang bobrok dan korup. Si kumis besar dan kuat dari sinilah, jika ceret isinya teh maka akan keluar air teh nikmat, jika isanya comberan maka akan keluar air comberan yang hitam yang hek.
Dosa PDIP
Sungguh berat nian dosa PDIP ini, pertama memilih Sutiyoso sebagai Gubernur DKI untuk ke 2 kalinya yakni 2002-2007, padahal Sutiyoso termasuk bertanggungjawab atas peristiwa berdarah 27 Juli 1996. Dosa berikutnya itu mencalonkan si Kumis pembual.
[caption id="attachment_176431" align="alignnone" width="434" caption="cap jempol darah pdip (antara)"]
Semua Parpol Berdosa-Nista dan Gagal, Terus Gimana?
Jangan kuatir ada solusinya, tuh ada Cagub Faisal-Biem dari jalur independen non partai, ini pertama kali dalam sejarah Pilkada DKI. “Independen”pengganti partai politik yang gagal.
http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2011/08/08/solusi-macet-jangka-pendek/
Independen gimana? Ya independen bebas merdeka dari pengaruh cengkeraman partai politik dan perangkap muslihat tipu daya OKNUM POLITISI BUSUK seperti demokrat-golkar-pdip-pks-cs itu. Loh kan ada Cagub Hendarji dari independen juga? Cek dulu backgroundnya, bersih kagak? Gak bersih gimana? Ya maklumlah Hendarji itu pensiunan Mayor Jendral Komandan PM AD, tau sendiri-lah.
[caption id="attachment_176432" align="alignnone" width="448" caption="cagub faisal di jati padang jaksel"]
Moral cerita, pilihan dan hak terserah anda, mau ikutan blangsak bersama partai politik busuk bin kotor atau yang jujur dan bersih lewat cagub faisal-biem yang independen, monggo, manggak, tafadhal (arab-silahkan).
Link terkait:
http://politik.kompasiana.com/2012/04/22/cagub-yang-takabur-dan-tidak-konsisten/
http://www.tempo.co/read/news/2012/03/22/228391983/Cagub-DKI-Paling-Bersih-Versi-Pegiat-Antikorupsi
http://politik.kompasiana.com/2012/04/17/yahudi-di-balik-jokowi/
http://politik.kompasiana.com/2010/03/25/pro-kontra-%E2%80%93-demo-pks-untuk-palestina/
taal,
salam kompasiana
ed
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H