Opini Eddy Salahuddin
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2020 ditengah pandemi covid-19 yang masih belum mereda, seluruh rakyat Indonesia kembali diingatkan bahwa ideologi negara kita, yaitu Pancasila menjadi satu-satunya ideologi Negara Indonesia di dunia ini yang hingga kini tetap dijadikan falsafah kehidupan berbangsa dan bernegara. Hingga kapan pun juga, Pancasila  tetap menjadi satu-satunya pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila selalu kita pedomani dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila harus kita jaga dan kita rawat agar Indonesia mempunyai kekuatan mental dalam menghadapi berbagai perkembangan dan dinamika dunia.
Menjaga Pancasila tidak hanya dengan hafal kelima silanya. Lalu, tidak hanya mengucapkan kelima silanya saat memperingati hari besar nasional. Menjaga Pancasila juga tidak hanya dengan mengenang momentum peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Lebih dari sekadar itu semua, menjaga Pancasila berarti mempedomani, menghayati, dan mengamalkan setiap silanya dengan konsekuen dan konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menjaga Pancasila dari segala bentuk ancaman dan rongrongan paham radikal serta oknum yang hendak mengubahnya dengan ideologi lain harus dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia. Kita sudah mengalami bagaimana sejarah mencatat bahwa paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila terbukti tidak bisa bertahan di Indonesia.
Pancasila telah memberikan banyak ruang dan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Sebagai bangsa yang hidup dengan beragam agama, suku dan adat istiadat, bangsa Indonesia disatukan dengan sila-sila Pancasila. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi dasar yang sangat fundamental bagi keberagaman agama dan kepercayaan  terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia mengakui hak warga negaranya menganut agama dan kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing. Kita bebas memeluk agama apa saja dan hidup rukun dalam wadah NKRI.
Sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab memberikan dasar yang sangat kuat untuk bangsa Indonesia dalam memerhatikan kehidupan  sosial dan kemasyarakatan yang adil dan beradab. Kehidupan sosial harus mencerminkan rasa adil dan beradab.
Sila ketiga, Persatuan Indonesia memberikan dasar yang kuat bagi rakyat Indonesia dalam menerima perbedaan, berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Penting dalam memperkuat persatuan dan kesatuan Indonesia, yaitu peran bahasa Indonesia sebagai bahasa yang mempersatukan kita dari Sabang sampai dengan Merauke.
Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwakilan merupakan sila yang memperkuat semangat demokrasi dan kegotong royongan dalam diri warga negara Indonesia. Melalui wakil-wakil kita di DPR, DPD, Â dan MPR seluruh warga negara menitipkan aspirasi dan harapannya terhadap pemerintah.
Sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memperkuat sikap dan upaya bangsa Indoenesia untuk mewujudkan keadilan yang dirasakan seluruh rakyat. Pembangunan yang adil dan merata harus dirasakan oleh rakyat Indonesia di seluruh wilayah, baik di timur, tengah, dan barat Indonesia.
Menjaga Pancasila berarti juga menjaga Indonesia dari berbagai hal yang dapat mengganggu stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam masa pandemi covid-19 yang sudah dirasakan 6-7 bulan ini, bangsa Indonesia diuji kesabarannya dalam menjaga sendi-sendi kehidupan yang sudah disepakati. Semangat gotong royong dan bekerja sama yang dimiliki oleh bangsa ini tidak boleh dikalahkan oleh kondisi pandemi sehingga kita terpecah belah satu sama lainnya. Kita harus senantiasa berusaha sekuat tenaga mengatasi segala permasalahan di semua sektor kehidupan, baik ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya serta pariwisata agar kehidupan yang dicita-citakan oleh pendiri bangsa ini semakin nyata dan dirasakan oleh semua rakyat Indonesia.
Selamat memperingati Hari Kesaktian Pancasila, mari menjadi manusia Indonesia yang Pancasilais dan berjiwa nasionalis.