Mohon tunggu...
Edi Santoso
Edi Santoso Mohon Tunggu... Dosen - terus belajar pada guru kehidupan

Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Panen Madu, eh Pelajaran, di Ujung Ramadhan

13 Juni 2018   15:43 Diperbarui: 13 Juni 2018   18:47 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selalu ada yang unik saat mudik. Banyak tempat atau peristiwa di kampung halaman yang bisa diceritakan. Seperti tahun ini, selang sehari di kampung, ketemu teman lama yang tinggal di desa sebelah. Dia memberi tawaran menarik, "Kalau mau lihat panen madu, bisa datang ke tempatku besok." Ya, temanku ini, Sudiro, adalah peternak lebah madu. Sarjana syariah ini memang memilih 'balik deso, mbangun deso'.

Esoknya, bersama istri, anak-anak dan juga keponakan, aku langsung ke lokasi panen. Awalnya, membayangkan agak seram juga, kalau-kalau nanti menjadi sasaran sengatan lebah yang marah karena madunya diambil, apalagi sambil ngajak anak-anak. Ternyata, lebah-lebah itu seperti sudah paham rutinitas pengambilan madu. Mereka hanya sedikit mengerubung di atas kota yang dibuka, tapi tak nampak agresif.

Para pekerja hanya mengenakan penutup muka dari bahan seperti yang biasa dipakai untuk kelambu bayi. Selebihnya, mereka melengkapi diri dengan tambang dari bahan goni yang dibakar ujungnya. Sedikit asap yang keluar cukup untuk membuat lebah-lebah itu tidak agresif. Anak-anak yang berada di lokasi pun merasa aman dan nyaman untuk menyaksikan prosesi panen tersebut.

Dengan perlahan, para pekerja itu membuka kotak, tempat lebah-lebah itu bersarang. Dalam satu kotak ada sekitar delapan sarang yang sudah menempel di bingkai kayu. Satu persatu sarang dikeluarkan. Setelah lebah disingkirkan, sarang-sarang itu dimasukkan ke dalam alat pemerah madu. Cukup dengan memutarnya, madu itu keluar dari semacam kran, yang kemudian disaring dan dimasukkan ke tempat penyimpanan.

Di lahan kebun berisi pohon-pohon abasia, Sudiro memiliki sekitar 80 kotak lebah. Dari satu kotak, bisa dipanen sekitar 2-3 kg madu. "Kalau musim kembang randu seperti ini, panen bisa setiap sepuluh hari sekali," terang Sudiro.

Musim panen, kata Sudiro, berlangsung sekitar enam bulan, periode Mei-Oktober. Pada musim awal kemarau seperti ini, ketika pohon randu berbunga, merupakan waktu terbaik. Bunga randu adalah favorit para lebah, karena nektarnya melimpah. "madu dari bunga randu ini, yang terbaik," jelas pria yang sehari-hari juga mengabdi sebagai guru di sebuah SD swasta ini.

Memasuki bulan Desember, musim paceklik tiba. Curah hujan tinggi plus minimnya bunga menjadikan lebah terancam mati. Para peternak biasanya memberikan makan beruba gula sebagai pengganti nektar bunga.

"Makanan lebah kan dua, yaitu nektar dan tepung sari. Nektar bisa diganti gula, nah tepung sari gak bisa. Makanya, di musim paceklik, kita harus gembalakan ke tempat lain yang ada bunganya."

Di masa paceklik itu, madu tak diambil sama sekali. Para peternak sebatas menjaga agar para lebah tetap hidup dan bertahan.  

Di ujung Ramadhan, melihat proses panen lebah itu juga menjadi pelajaran yang lain. Al Qur'an menjadikan lebah (an Nahl) sebagai nama salah satu surat (surat ke-16). Memang banyak kajaiban dari lebah. Selain karena madunya yang bernilai kesehatan tinggi, kehidupan lebah sendiri, sungguh banyak pelajaran.

Lebah merupakan serangga sosial, karena hidup secara berkoloni. Dalam satu koloni, hidup sekitar 60 sampai 70 ribu lebah. Uniknya, dalam koloni yang begitu padat, kehidupan mereka sangat teratur. Pada setiap koloni, tinggal seekor ratu, beberapa ratus ekor lebah jantan, dan ribuan lebah betina yang menjadi pekerja. Ratu lebah merupakan lebah betina yang terbuahi sempurna. Jika dalam satu koloni ada lebih dari satu ratu, mereka akan saling bunuh, sehingga hanya tersisa satu.

Memang hanya boleh ada satu pemimpin tertinggi, dan itulah lebah ratu. Dia bertanggung jawab terhadap keutuhan dan kekompakan koloni. Seekor lebah ratu bisa bertelur 2000 butir per hari.

Lebah jantan, berasal dari telur yang tidak dibuahi. Tugasnya adalah mengawini ratu muda. Setelah kawin, lebah jantan akan mati. Sifat lebah jantan adalah pemalas, maka di musim paceklik, banyak yang dibunuh oleh lebah pekerja.

Tentu saja, jumlah terbanyak dari koloni adalah lebah pekerja. Mereka ini berjenis lebah betina, tetapi tak dibuahi secara sempurna, sehingga tak bisa melakukan fungsi reproduksi. Lebah betina sangat gigih bekerja. Dalam kondisi normal, seekor lebah pekerja bisa mengumpulkan nektar dari 250 ribu tangkai bunga setiap hari. Untuk membuat 1 kg madu, lebah harus melakukan 81.400 kali perjalanan, dan diperkirakan setara dengan jarak 1.056.000 km penerbangan. Wow!

Lebah betina inila yang sering menyengat manusia. Bukan karena jahat, tapi karena tugas mereka juga adalah menjaga kehormatan koloni. Setiap yang mendekat bias dianggap musuh, dan mereka siap bertempur sampai mati.

Di tengah lamunan membayangkan harmoni kerja koloni lebah, tiba-tiba anak saya paling kecil sudah manggil-manggil ngajak pulang. Oke lah, matahari memang makin meninggi, dan saatnya pamit ke Sudiro. Dan oh, rezeki Ramadhan, dia mengoleh-olehi kami dengan dua bongkahan besar 'combhoney'. Bagi Anda yang belum tahu, inilah madu terbaik. Madu mentah yang belum diolah, yang masih menempel di sarangnya, berupa ruang heksagonal dari bahan semacam lilin. Cara meminumnya, bisa disesap langsung. Hmm...selain sehat dan berkhasiat, pasti ada sensasi yang berbeda. Jadi, kepingin segera berbuka, hehe.....

Rezeki anak soleh, hehe.... Dan yang memberi, pasti lebih soleh lagi, hehe....

Pelajaran lainnya adalah tentang kegigihan merintis usaha dari seorang Sudiro sendiri. Sehari-hari, Ayah lima orang anak ini tinggal di Desa Sumanding, Kecamatan Kembang, Jepara. Tak mudah bagi seseorang yang  lama tinggal di kota, kemudian kembali ke desa, dengan pekerjaan yang tidak pasti.  Tapi Sudiro yakin betul, rezeki banyak pintunya.

Setelah beberapa kali merintis usaha belum juga berhasil, sampailah dia di usaha ternak lebah madu sekitar enam tahun yang lalu. Reputasinya di dunia madu perlahan menanjak, diakui banyak pihak. Dalam sebulan, dia bisa mengirim madu sampi 7 ton ke luar kota. Karena kapasitas produksi lebahnya belum cukup, dia pun mengambil dari petani lain yang terpercaya. "Harus berkolaborasi, untuk bisa maju" katanya berfilosofi.  Beberapa pihak pengelola ekowisata juga memesan kotak beserta lebahnya ke Sudiro, untuk dikembangkan  sebagai sarana wisata dan edukasi.  ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun