Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Soleram Membahana

26 Agustus 2019   17:41 Diperbarui: 26 Agustus 2019   17:56 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seberkas senja baru saja berpendar di wajahku sesaat burung besi yang saya tumpangi mendarat di tanah Soleram. Meski sempat bergelut di atas selama sekitar seperempat jam dengan gurauan badai akhirnya Tuhan mengizinkan burung besi mendarat dengan selamat jua.

Sayup-sayup terdengar alunan lagu saat saya masuk ke terminal melalui garbarata. Semakin mendekat masuk, mengalun merdu lagunya:

"Soleram Soleram Soleram

Anak yang Manis

Anak manis janganlah dicium sayang

Kalau dicium merahlah pipinya...

Terasa damai mendengar lagu daerah Soleram, setelah di atas  udara berkecamuk. Betapa luar biasa karya budaya bangsa menjadi identitas bandara udara. Bangga meski hanya menikmati Soleram, yang konon juga sangat populer di manca negara menurut laman goodnewsfrom Indonesia.

Bahkan dalam pentas Paduan Suara Internasional, paduan suara Indonesia meraih juara dengan membawakan lagu Soleram pada tahun 2014.

Lanjut lagi alunannya begitu keluar saya beringsut dari terminal menuju area jemput:

... satu dua tiga dan empat 

lima enam tujuh delapan,

Kalau Tuan punya kawan baru,sayang..

Kawan lama,.. dilupakan jangan "

 

Lagu yang kaya pesan bijaksana, menganjurkan anak perempuan mempertahankan martabat dan punya budaya malu. Menganjurkan untuk senantiasa mengingat seorang kawan lama meski sudah punya banyak kawan baru. Konon lagu ini kerap dilantunkan kepada anak-anak Melayu di Riau sebelum beranjak istirahat tidur supaya tetap menjadi generasi yang bijaksana, lagu yang kerap dilantunkan dan dikenang.  Syairnya bagaikan pantun bernas khas Melayu. Pantun Melayu Riau yang didendangkan menjadi lagu 

Meski hingga kini tidak diktahui siapa Pencipta lagu Soleram dan pertama kali yang menyebarkan dari mulut ke mulut dari daerah Riau mana namun lagu Soleram sudah menjadi identitas anak Indonesia.

Kalau boleh izinkan saya menerawang dan berandai-andai: kata Soleram seakan-akan terpisah dari bahasa Melayu sendiri. Boleh saya katakan, sang pencipta terinspirasi oleh bahasa serapan asing, beliau sudah berkelana jauh ke negeri seberang lautan dan membawa "lullaby "(lagu pengantar tidur) yang dapat dipersembahkan untuk kampung halamannya di Riau. 

Yap, mungkin saja dia pernah mengecap minuman anggur yang diproses di Spanyol, Solera dan juga gemar meminum Rum (Ram). Sepanjang sejarah Melayu Riau, pernah tercatat ada putra Melayu yang pernah belajar hingga ke benua Eropa tepatnya di Turki. Disebutkan nama pemuda itu Abdurrahman yang mungkin mengagumi budaya Islam yang dipegang teguh oleh kesultanan  Rum (Ram) yang berkuasa di Turki dari 1077- 1308. Kemudian selama petualangan sebagai penjelajah sekaligus pelajar mendapat kawan baru juga pengalaman baru dimana di negeri seberang lagu pengantar tidur adalah budaya bagus yang patut ditiru untuk menyampaikan pesan moral kepada anak-anak sejak dini. 

Untuk mengenangnya pengalaman itu terutama saat mengecap  manisnya Solera dan menggairahkan Rum atau mengenang kemegahan kesultanan Rum (cikal bakal kekaisaran Ottoman) juga dengan meminumnya membuatnya mudah santai dan bisa terlelap tidur. 

Soleram...Membahana... di telinga saya hingga saya melanjutkan perjalanan dari terminal bandara udara dengan menumpang otobis menuju pusat kota Pekanbaru.  (Memori: Pekanbaru, akhir Januari 2019- edrol)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun