Ilustrasi Mengolesi Tinja (www.lifewithgremlins.com)
Pesawat United Airlines UA 895 yang membawa 254 orang penumpang dari Chicago menuju Hongkong terpaksa melakukan mengalihkan penerbangan dengan "
emergency landing" di Alaska akibat salah seorang penumpangnya berwarga negara Amerika Serikat keturunan Vietnam berusia 22 tahun mengolesi tinja di hampir seluruh bagian kabin pesawat setelah sukses membuang hajat dari toilet kabin, sebagaimana dilansir
bbc.com (06/01/2018).
4. Kentut Tak Henti
Ilustrasi Kentut di Pesawat (www.worldofwonder.net)
Pilot maskapai penerbangan
Transavia HV6902 yang terbang dari Dubai menuju Amsterdam Schipol terpaksa melakukan "
emergency landing" di Wina pada 11 Februari 2018 yang lalu akibat insiden perkelahian yang melibatkan empat orang penumpang. Dua orang wanita kakak beradik mengamuk dan berkelahi dengan dua orang lelaki sebagaimana laporan sang pilot pada media dan polisi. Perkelahian penumpang bermula dari laporan dua orang warga negara Belanda kepada awak kabin untuk menolong mereka memperingatkan seorang penumpang lelaki  di sebelah mereka yang tidak berhenti kentut. Lantaran lelaki tersebut tetap saja kentut maka terjadilah insiden mengamuk tersebut, sebagaimana dilansir
nypost.com (18/02/2018).
5. Merokok
Ilustrasi Merokok di Pesawat (www.aircharteradvisors.com)
Sebuah pesawat jet dari Moskow menuju Armenia terpaksa mendarat darurat di Gyumri akibat salah seorang penumpangnya kedapatan merokok di dalam kabin saat pesawat sedang terbang, sebagaimana di lansir
tert.am (12/03/2018). Kejadian serupa juga dialami di tahun sebelumnya oleh pesawat Boeing milik maskapai Pobeda Airlines yang terbang dari Moskow ke Gyumri,  dimana salah seorang penumpang warga Armenia  mulai merokok dan tidak mengindahkan awak kabin sehingga harus mendarat darurat di Mineralnye Vody untuk mengeluarkan penumpang tersebut sebagaimana dilansir
news.1tv.am (22/09/2017)6. Menyalakan Telepon Seluler
Ilustrasi Menyalakan Ponsel Dalam Pesawat (www.abcnews.go.com)
Berdasarkan studi dari
International  Air Transport Association (IATA), dari tahun 2003 hingga 2009 ditemukan  75 kasus gangguan akibat peralatan elektronik termasuk 29 kasus akibat telepon seluler (ponsel). Gangguan ini terjadi satu kali dalam setiap 283,300 penerbangan.
Para pilot pesawat yang terlibat dalam studi ini mengakui bahwa gangguan dalam pesawat dalam sistem komunikasi dan navigasi  terhadap kontrol penerbangan (seperti autopilot)  dan sistem peringatan seperti alarm kebakaran dan lainnya cenderung menghilang ketika penumpang benar-benar mematikan ponselnya.  Ini dikuatkan juga oleh Data survey yang dirilis oleh Consumer Electronic Association dikutip dari cnn.com (24/09/2013) menyebutkan bahwa hampir sepertiga dari  penumpang pesawat membiarkan peralatan elektronik mereka menyala.
Meski potensi bahaya pernah terjadi seperti yang pernah saya bahas di artikel sebelumnya "Lebih Baik Selamat Daripada Menyesal", tetap saja sepertinya penumpang pesawat terbang sebagian besar mengabaikan ini.Â
Bahkan menurut berita yang dilansir, ponsel diduga menjadi penyebab jatuhnya pesawat Crossair  LX498 setelah 10 menit take-off dari bandara udara Zurich pada 10 Januari 2000. Test terhadap sistem navigasi pesawat tersebut, Saab 340 mengindikasikan navigasi mengalami gangguan akibat sinyal yang dikeluarkan oleh ponsel yang menyala selama penerbangan,  sebagaimana dilansir the register.co.uk (17/01/2001) mengenang 10 orang yang meninggal akibat kecelakaan pesawat tersebut.
Berdasarkan peristiwa dan kajian singkat di atas, tentunya kamu sekarang tahu dan mulai sadar jikalau kita ingin terbang tanpa gangguan apalagi dipaksa mendarat darurat sedapat mungkin menjauhi kelakuan tersebut di atas. Sedari dini perlu kita tanamkan dalam benak kita bersama bahwa untuk terbang selamat, aman, nyaman (selamanya) sejatinya dimulai dari diri kita sendiri.
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya