Hari-hari ini saya menyimak betapa banyak berseliweran di berbagai media perihal "Anak Zaman Now" yang dikaitkan dengan budaya milenial bahkan tak lepas dari identitas "slengean".
Saya sebagai seorang ayah juga tak lepas dari perkembangan zaman ini, di mana dunia teknologi digital penuh sesak dengan informasi data segudang dan terobosan aplikasi digital. Di tengah kesesakan ini dan polusi udara kota Jakarta, perlu juga sesekali mengajak anak zaman now mengalami kedekatan dengan alam dan oksigen segar serta jauh dari kesesakan dan kebisingan kota.
Anak zaman now ini salah satunya adalah anak saya yang jadi bagian keluarga besar Taman Kanak-kanak (TK) Strada Indriyasana Pejaten, Jakarta Selatan. Melalui program sekolah untuk mengenalkan anak zaman now sejak dini dengan alam di udara segar maka terlaksanalah kegiatan studi wisata ke Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan.
Melihat orang tua dan guru begitu antusias jalan-jalan ke Taman Margasatwa Ragunan (TMR), anak-anak zaman now ini pun menjadi semangat dan antusias juga. Apalagi mereka melakukannya bersama teman sebayanya. Tiket masuk TMR sebesar 4000 rupiah per orang untuk dewasa sementara untuk anak-anak sebesar 3000 rupiah per orang. Tiket TMR menggunakan tiket elektronik berupa kartu elektronik JakCard keluaran Bank DKI. Sehubungan acara khusus ini maka rombongan anak-anak zaman now dan guru menggunakan tiket kertas khusus rombongan dengan jalur khusus manual, tidak melewati mesin tap kartu.
Sesampainya di Pusat Primata Schmutzer, anak-anak turun beriringan dari kereta wisata dibantu oleh guru dan perwakilan orang tua. Anak-anak zaman now ini berbaris rapi dan memegang tiket kertas khusus masuk Pusat Primata Schmutzer yang telah dibagikan oleh guru mereka. Tiket masuk Pusat Primata Schmutzer sebesar 6000 rupiah per orang untuk dewasa dan anak-anak diatas 3 tahun. Tiket masuk TMR bisa diisi ulang saldonya  di loket sehingga mencukupi untuk masuk ke dalam.
Usai berkeliling kandang primata di kawasan Pusat Primata Schmutzer selama kurang lebih satu jam, anak-anak zaman now diajak oleh pemandu wisata ke Ruangan Pusat Pendidikan Primata. Sambil mengaso di ruangan AC, anak-anak beserta guru dan orang tua  diajak menyaksikan karya seni patung primata dalam berbagai warna dan variasi juga mengenal aneka primata bahkan ada pohon silsilahnya seperti manusia juga.
Kelompok Prosimians dibagi lagi menjadi dua kelompok yaitu Lemurs dan Lorisids sedangkan kelompok Antrhropoids dibagi menjadi dua kelompok besar lagi yaitu yang pertama adalah New World Monkey yang terbagi lagi menjadi empat jenis seperti Mamoset dan Tamarin, Caphucin, Pithecids, Atelids.Â
Sedangkan kedua adalah Old World Anthropoids terbagi lagi menjadi dua kelompok yaitu Old World Monkeys dan Apes. Yang takjubnya saya adalah ternyata manusia (human) masuk dalam kategori Apes sejajar dengan Gibbon dan Great Apes seperti Orangutan sebagaimana terpampang di pohon silsilah tersebut. Ini artinya secara sains, kita manusia adalah primata, masih satu garis keturunan dengan orangutan dan gorila dalam kelompok Old World Anthropoids.
Ini berarti bumi tempat tinggal kita saat ini adalah alam yang tak terpisahkan antara manusia, tumbuhan dan hewan. Manusia memiliki hidup yang saling ketergantungan. Contoh nyata adalah Gorila Dataran Rendah Barat yang sudah terancam punah saat ini merupakan primata unik yang berada di kandang besar Pusat Primata Schmutzer. Gorila ini terancam punah karena habitat alam yakni hutan dan dataran rendah tempat mereka tinggal telah musnah dirusak oleh manusia.
Ini pelajaran berharga terlepas dari pohon silsilah buat generasi saat ini termasuk saya dan anak-anak zaman now bahwa kita manusia merusak alam seperti hutan sesungguhnya juga telah merusak habitat kehidupan kita sendiri. Bukan tidak mungkin alam manusia yang tercemar dan rusak dapat membuat manusia terancam punah di masa mendatang, seperti nasib Gorila.
Akhirnya rombongan anak zaman now telah mengenal primata melalui bimbingan guru dan orang tua serta pemandu wisata TMR. Simak juga video aktivitas Anak Zaman Now- Gerakan Penyelamatan Alam di bawah ini:
Dengan mengenal primata di Pusat Primata Schmutzer, adalah langkah awal anak zaman now menjadi bagian dari gerakan penyelamatan alam. Â Wow!
Hal ini sejalan dengan ungkapan filosofi kerja dari pendiri kawasan ini yaitu Ibu Puck Schmutzer:
"Kami ingin masyarakat belajar bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri, tumbuhan dan hewan mempunyai aturan main sendiri untuk hidupnya dan kita saling ketergantungan. Akhirnya kami ingin Anda kagum pada kehidupan alam dan menjadi bagian dari gerakan penyelamatan alam kita. -- Puck Schmutzer."
Salam Lestari,
Jakarta, 24 Februari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H