Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tiga Alasan Mengapa Bahan Bakar Berkualitas Meningkatkan Kualitas Hidup Kamu

5 Februari 2018   08:08 Diperbarui: 6 Februari 2018   13:28 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Euro 4 (sumber: www.majalahteras.com)

Ada ungkapan dari kedua orang tua saya sejak saya duduk di bangku sekolah dasar yang hingga kini masih saya ingat dengan jelas yaitu, "Lebih baik mencegah dari pada mengobati". Mereka sudah mengalami dan paham betul sambil senantiasa menerangkan bahwa biaya pengobatan bila jatuh sakit dan dirawat jalan maupun dirawat di rumah sakit tidak hanya akan menguras uang namun juga menguras tenaga dan pikiran anggota keluarga yang menjaga selama perawatan serta yang sakit menjadi menderita.

Seiring berjalannya waktu dimana saya beranjak dewasa dan menyerap banyak pengetahuan dari segala sumber informasi baik itu dari buku, majalah, internet maupun pengalaman orang lain, ungkapan kedua orang tua itu saya endapkan ke dalam batin dan renungkan. Dalam perenungan tersebut saya menemukan bahwa kualitas dan harga kehidupan seseorang menjadi semakin baik ke depan bilamana sejak awal memutuskan pilihan untuk  melakukan tindakan pencegahan.

Misalnya bila ingin mencegah supaya tidak sakit maka menjaga kesehatan tubuh jasmani seimbang dengan rohani dan jiwa kita. Kehidupan manusia seperti yang kita ketahui terdiri dari 3 unsur yaitu tubuh, jiwa dan roh.  Dengan meningkatkan 3 unsur dalam kehidupan kita maka meningkatkan kualitas hidup kita sehari-hari.

Masih terkait sehat jasmani dan rohani menntukan kualitas hidup kita. Bahkan hampir selalu poin tersebut menjadi persyaratan utama dalam mengikuti kegiatan maupun masuk sekolah atau institusi atau menjadi calon pegawai. Sejak pendidikan dasar dahulu, saya juga diperkenalkan dengan sebuah ungkapan bahasa Latin: "Mensana Incopore Sano" yang artinya di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. 

Umumnya dalam mata pelajaran pendidikan kesehatan jasmani atau olahraga, senantiasa dikumandangkan oleh guru olahraga atau pelatih olahraga, yang menekankan pembentukan tubuh dengan otot yang kuat dan nutrisi sehat menuntut keteraturan dan disiplin sehingga kita nyaman dan tangkas dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dan terang dalam berfikir serta mudah khusuk saat beribadah juga enak tidur.

Saya cukup terkejut ketika membaca sebuah artikel perihal penuturan seorang Guru Besar Filsafat UGM, Almarhum Prof. Damarjati Supadjar yang mengungkapkan bahwa selama ini kita menyerap kalimat ungkapan hanya sepotong sehingga kehilangan makna utuhnya. Akibat menyerap sepotong saja maka kita selalu beranggapan kebenaran potongan kalimat: "Mensana Incopore Sano" yang memang hakikahnya berarti di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat.

Realitanya tidak demikian yang terjadi seperti contoh yang beliau paparkan, " Lihat saja di jalanan. Banyak orang gila berbadan sehat. Atau coba baca surat kabar, betapa banyak koruptor di negeri ini..toh badan mereka sehat dan kuat dan kalau pun mengaku sakit, agaknya itu pura-pura...dan itu semakin membuktikan bahwa  jiwa mereka sakit. Sebaliknya, tak jarang kita menjumpai orang yang terpaksa mondok di rumah sakit, tetapi masih berpikir logis. Mereka tahu mana benar dan tidak...singkat kata fisik mereka sakit tetapi tidak dengan jiwanya". Inilah akibat kalimat itu tidak dipahami secara utuh.

Menurut beliau, bunyi kalimat secara utuh: "Orandum Est Ut Sit Mensana Incorpore Sano". Artinya marilah kita berdoa semoga di dalam tubuh yang sehat terdapat pula jiwa yang sehat. Kalimat yang terpotong selama ini adalah "Marilah kita berdoa (Orandum Est Ut Sit)". Untuk menjadi "ada jiwa yang sehat di dalam tubuh yang sehat" perlu sebuah doa pengharapan, artinya ada usaha untuk meraihnya.

Kini teranglah pemahaman saya dari pengungkapan beliau, kualitas hidup manusia yang ada  unsur tubuh jasmani, jiwa dan rohani terangkum lengkap dan sempurna dalam kalimat utuh tersebut di atas.

Salah satu usaha untuk meraih kualitas hidup yang sehat sekaligus meningkatkannya adalah langkah awalnya dengan menciptakan lingkungan hidup yang sehat.

Untuk saya yang saat ini berkehidupan di kota metropolitan Jakarta, memperoleh hak untuk lingkungan hidup yang sehat merupakan pergulatan sehari-hari. Dengan kondisi polusi udara yang kurang sehat menyebar hingga ke pelosok pemukiman di Jakarta dan sekitarnya mengakibatkan kesehatan menjadi terganggu baik secara fisik, jiwa maupun rohani.

Kondisi polusi udara Jakarta menurut penelitian adalah lebih banyak akibat dari asap pembakaran kendaraan bermotor. Populasi penduduk yang meningkat juga meningkatkan peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang lalu-lalang di jalanan Jakarta berujung kepada kemacetan. Kemacetan memperbesar pemborosan pemakaian bahan bakar yang konon masih mengandung polutan yang tinggi.

Solusi jangka pendek mengurangi dampak  polusi udara ini adalah mengganti bahan bakar yang dipergunakan saat ini yakni menerapkan standar emisi Euro 2 (rilisan Eropa tahun 1996) yang memiliki kadar polutan berbahaya masih tinggi.  Gantinya adalah bahan bakar dengan standar emisi Euro 4 (rilisan Eropa tahun 2005) dengan kadar polutan berbahaya lebih rendah rata-rata 60 persen atau bahkan hingga Euro 5. Deskripsi kandungan polutan dapat dilihat pada tabel berikut:

Kelas Bahan Bakar Euro I - VI (sumber: transportmeasures.org)
Kelas Bahan Bakar Euro I - VI (sumber: transportmeasures.org)
Pemerintah mendukung solusi penggantian standar emisi Euro 4 ini dan menunjukkan komitmennya  untuk mereduksi tingkat pencemaran udara dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia tanggal 10 Maret 2017 Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, Kategori N, Kategori O. Penerapan emisi standar Euro 4 ini direncanakan mulai berlaku untuk tipe kendaraan motor baru pada bulan September 2018.

Pertamina membantu pemerintah menyiapkan tersedianya bahan bakar standar Euro 4 dengan menyiapkan kilang pengolahan minyak standar Euro 4 hingga Euro 5 secara bertahap dan direncanakan pada tahun 2021 sudah siap beredar di Indonesia, sebagaimana ilustrasi di bawah ini:

penyelesain-proyek-pertamina-euro-v-5a7400fbcaf7db5afc009332.jpg
penyelesain-proyek-pertamina-euro-v-5a7400fbcaf7db5afc009332.jpg
Kehadiran bahan bakar berkualitas berstandar Euro 4 ini maka secara langsung meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat perkotaan seperti saya. Ada 3 alasan mengapa bahan berkualitas meningkat kualitas kehidupan kita meliputi unsur fisik, jiwa dan rohani yaitu:
  1. Udara yang berkurang polutan berbahaya akan mengurangi resiko tubuh kita terkena gangguan kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan atas, pneumonia, stroke dan penyakit jantung. Menurut data dari Green Peace Indonesia, berdasarkan pemantauan dan hitungan mereka dari bulan Januari hingga Juni 2017 terjadi peningkatan resiko kematian akibat polutan PM 2.5 seperti terangkum dalam tabel berikut:
    resiko-kematian-pm-2-5-juni-2017-greenpeace-org-5a74011bcf01b45f0f21d8e3.jpg
    resiko-kematian-pm-2-5-juni-2017-greenpeace-org-5a74011bcf01b45f0f21d8e3.jpg
  2. Meskipun kemacetan dalam penggunanan kendaraan bermotor baik publik maupun pribadi menimbulkan stress pada kejiwaan kita namun dengan kadar polutan udara yang berkurang saat kita saat berjalan di jalan atau di ruang publik terbuka secara langsung mengurangi  efek polutan tersebut dalam peningkatan stress atau depresi. Belum lagi tingginya biaya pengobatan akibat polusi udara bila kita terkena dampaknya. Tercatat biaya kesehatan akibat polusi udara yang dikeluarkan oleh warga Jakarta pada tahun 2012 mencapai 38,5 Trilyun Rupiah dengan paling banyak yang terkena infeksi saluran pernafasan akut hampir 2,5 juta pasien. Berdasarkan data dinas kesehatan melalui peta smart city tahun 2017, penyakit infeksi saluran pernafasan termasuk kategori 10 penyakit terbesar yang tersebar di seluruh kecamatan di Jakarta, yang banyak kasusnya ada di kecamatan Jatinegara sebanyak 3,146 seperti ilustrasi berikut:
    maps-10-penyakit2-5a74017ecbe52367663e3f04.jpg
    maps-10-penyakit2-5a74017ecbe52367663e3f04.jpg
  3. Kita menjadi pengharapan yang lebih besar dalam menjalani kehidupan dengan lingkungan yang lebih sehat, berdoa dengan ucapan syukur dan pengharapan dikaruniakan menyaksikan orang tua, anak bahkan cucu kita menikmati kehidupan berkualitas. Harapan ini meningkatkan kesadaran sosial dengan keluarga dan komunitas sebagai akibat kesehatan fisik dan mental meningkat oleh lingkungan hidup yang sehat. Inilah menjadikan negara Skadinavia, Norwegia menjadi negara yang penduduknya paling berkualitas di dunia alias berbahagia berdasarkan "World Happines Report 2017" oleh PBB. Bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi negara dengan penduduk yang bahagia juga kelak seperti mereka.

Ilustrasi Menuju Euro 4 (sumber:scania.com)
Ilustrasi Menuju Euro 4 (sumber:scania.com)
Pilihan melakukan tindakan solusi pencegahan dengan memilih menggunakan bahan bakar berkualitas jelas secara langsung meningkatkan kualitas kehidupan kita meliputi fisik, jiwa dan rohani.

Indonesia dengan dukungan kerja Pertamina menuju penerapan bahan bakar emisi standar Euro 4 bahkan hingga Euro 5 semoga berjalan dengan baik dan lancar.

Jakarta, 5 Februari 2018

edrol70

Sumber referensi:

1, 2 , 3 , 4 , 5, 6 , 7 , 8

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun