Mungkin kamu pernah tahu atau belajar lagu wajib nasional yang berjudul “Rayuan Pulau Kelapa” karya Ismail Marzuki, berikut saya kutip lirik awalnya:
“Tanah Airku Indonesia
Negeri Elok Amat Ku Cinta
Tanah Tumpah Darahku Yang Mulia
Yang Ku Puja Sepanjang Masa
Tanah Airku Aman dan Makmur
Pulau Kelapa Yang Amat Subur
Pulau Melati Pujaan Bangsa
Sejak Dulu Kala”
Negeri Indonesia memang dikenal sebagai negeri yang subur, aman dan makmur serta keindahan alamnya yakni mulai dari flora, kepulauan dan paintainya menjadi pujaan bangsa.
Tak berhenti sampai di situ, negeri Indonesia di awal februari tahun ini berani mengumandangkan rayuan yang lebih magis dalam era digital di pusat kebudayaan digital dunia yakni Silicon Valley sebagai “The Digital Energy of Asia”. Aktualisasinya rayuan ini melalu kementerian komunikasi dan informasi bergulirlah “Gerakan Nasional 1,000 startup digital” pada bulan Juni 2016 ini yang pelaksanaannya difokuskan pada 10 kota yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Malang, Medan, Bali, dan Makasar dengan didirikannya pusat inovasi seperti co-working space sebagai tempat hang-out komunitas teknologi, kreatif dan budaya dimana kondusif bagi semua pelaku dan kreator lokal meleburkan diri menciptakan solusi bagi kebutuhan masyarakat lokal yang menyebar ke nasional sehingga mampu membangun dan menggerakan perekonomian negeri.
Rayuan 1000 startup digital ini bukanlah rayuan gombal melainkan pemberdayaan potensi kekayaan negeri yang seyogyanya digali dan dipuja bak rayuan pulau kelapa tadi. Negeri Indonesia tercatat ada sekitar 93, 4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna ponsel pintar, ini merupakan modal besar untuk mengembangkan e-commerce dan bisnis aplikasi teknologi di tanah air. Prediksinya setiap tahun pergerakan pertumbuhan sekitar 50 persen bernilai sekitar USD 130 Milliar. Sebuah angka fantastis dengan modal yang sudah tersedia saat ini, tinggal bagaimana berkreasi untuk negeri.
Ada beberapa contoh sukses anak negeri yang mengembangkan bisnis aplikasi digital, memecahkan solusi transportasi personal yang aman, ekonomis dan efesien seperti gojek kemudian adanya memecahkan solusi berjualan tanpa ribet punya toko atau lapak di mall dengan tersedia lapak dan mall elektronik (e-commerce) seperti tokopedia dan bukalapak. Solusi teknologi dan aplikasi digital seperti ini mengurai dan memberikan solusi yang luar biasa bagi masyarakat lokal hingga nasional.
Bagi saya masalah perkotaan di 10 kota besar target start-up isasi adalah yang perlu para kreator muda telisik adalah memecahkan solusi masyarkat perkotaan yang ada saat ini. Mungkin bisa mengambil contoh di negara lain sebagai berikut:
Sebagai contoh mudah, bisnis laundry kiloan di perkotaan yang menjamur, kerap hasilnya kurang bersih dan harus menunggu tiga hari baru siap dipakai setelah diseterika . Bisnis start-up laundry ini sukses di India. Kreator penyedia jasa pakaian yang ekonomis, praktis, dan cepat dalam hitungan 4 jam, Akhsay mehra menamakan produknya ini, VLS (Village Laundry Service) di India yang sukses menggarap 116,00 kilogram cucian yang meningkat luar biasa pada tahun 2010 yang pada tahun sebelumnya hanya 30.600 kilogram. Produk mereka adalah kios mobil ukuran 0,9 x 1,2 meter yang memuat mesin cuci murahan hemat energi, pengering dan sambungan kabel ekstra panjang degan detergen modern serta suplai air bersih. Dengan kios-kios ini mereka yang tersebar di beberapa kota telah melayani 10,000 konsumen dimana 60 %nya adalah pelanggan tetap mereka. Dengan hadirnya VLS, maka perlahan jasa tukang cuci pinggiran sungai atau Dhobi makin tergeser karena hasilnya jauh lebih bersih dan cepat.
Adalagi, perusahan startup yang memberikan solusi untuk membuatkan menu makanan mingguna dan daftar belanjaan berdasarakan makanan yang kamu sekeluarga sukai, kemudian menghubungkan kamu ke toko bahan pangan lokal untuk mencari bahan baku dengan harga terbaik. Nama perusahaan stratup sukses sukses ini berbasis di Austin, Texas dengan Nama Food On the Table (FotT)yang dipimpin oleh Manuel Rosco.
Untuk mendapatkan layanan dengan mendaftar di web mereka kemudian kamu memilih toko bahan pangan dan makanan kesukaan dan preferensi kamu secara spesifik mulai menu, berapa kali makan, kepentingan makanan apakah waktu/uang/kesehatan/keragaman serta memberikan resep-resep yang cocok dan menghitung total harga bahan pangan yang telah kamu pilih sehingga kamu tinggal mencetak daftar belanja kamu. Layanan mereka telah mengubah kehidupan warga Amerika Serikat menjadi lebih mudah dalam memasak makanan keluarga.
Dengan banyaknya contoh tersedia di belahan dunia yang memiliki masalah yang sama di negeri Indonesia, niscaya para kreator digital Indonesia pada tahun mendatang menjadi energi pengerak Indonesia bahkan Asia sebagaimana deklarasi Presiden Joko Widodo di Silicon Valley. Inilah rayuan kreator digital Indonesia: membangun negeri dengan kreasi digital.
Jakarta 1212-2016
Salam Kreatif,
Edrol 70
Referensi:
Buku Lean StartUp, Eric Ries
Link facebook dan twitter:
https://www.facebook.com/edy.rolan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H