Riuhnya dentuman sambung menyambung
Rebah ambruk merobek keheningan Rabu subuh
Perut bumi bergetar mengayun di daratan Pidie Jaya
Ratusan korban luka menatap nanarÂ
Berteriak menangis dan meraung
Duduk sambil mendekap lutut
Menatapi bangunan rumahnya runtuh
Meratapi sanak keluarga yang tertimbun runtuhan
49 tahun yang lalu sesar Samalanga Sipopok menyapa wilayah tetangga, LhokseumaweÂ
Muncul dari ratusan kilometer bergoyang dalam kisaran level 6.1
Menghantam ribuan rumah, puluhan sekolah, mesjid dan jembatan
Melukai ratusan jiwaÂ
Kini Rabu subuh kemarin
Dia kembali mengetarkan Pidie JayaÂ
Muncul dari puluhan kilometer di daratan dari titik timur laut
Engkau dahulu adalah Kawedanan Meureudeu
Engkau konon lumbung beras utama kerajaan purbakala
Engkau awalannya berstatus nanggroe bibeueh
Calon ibukota kerajaan Aceh
Kini riwayatmu tinggal kenangan
Hamparan darat berhadap Selat Malaka
Hamparan padi di tanah rencongÂ
Semakin menipis seiring kemajuan zaman
Kemarin getaran bumi Pidie JayaÂ
Melantakkan rumah keluarga
Merubuhkan struktur masjid dan jalanan
Melukai dan mengorbankan puluhan ke ratusan jiwa
Para wanita duduk berjajar beralaskan tikar menatapi
Meratapi menangisiÂ
Duka mendalamÂ
Tuhan kiranya menguatkanÂ
DIA melimpahkan belas kasih-NYAÂ
buat saudara kami di kabupaten Pidie Jaya dan Pidie
Kesengsaraanmu juga menjadi bahagian kami
Saudara sebangsa dan setanah airmu..... Indonesia
Kami turut berduka
Jakarta, 8 Desember 2016