Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kompasiana, Rumah Gacor Itu Mencerahkan Sekaligus Merekatkan Sesama

16 November 2016   17:01 Diperbarui: 16 November 2016   17:14 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi momen terbaik nangkring bareng kompasiana (dok.pribadi)

Saya bergabung di kompasiana sejak 22 April 2013, kalau secara hitungan matematika sebuah situs konversi hari daring per hari ini yaitu 16 November 2016 usia Kompasianer saya adalah 1304(Seribu Tiga Ratus Empat) hari. Bersama kompasiana saya sudah mengunggah 74 artikel, termasuk artikel ini. Produktivitas menulis saya di “ladang” kompasiana ini kalau boleh dikalkulasi adalah rata-rata sekitar satu artikel per  17 hari.

Momen terbaik saya, kalau boleh sharing di momen 8 tahun Kompasiana adalah momen saat connnecting di event kopi darat dalam bahasa kriko, burung maskot kompasiana  adalah nangkring bareng.  Nangkring bersama kompasianer yang sangat melekat hingga saat ini adalah saat nangkring bersama yang mengikut sertakan anak. Yakni nangkring bersama KFC dan kunjungan ke Museum Geologi Bandung.

Kompasiana dan sponsor secara luar biasa menyediakan sarana bagi anak  untuk bermain dengan tepung dan menambah pengetahuan seputar proses menggoreng ayam serta mengenalkan anak saya dengan anak kompasianer lainnya. Saya dan anak akhirnya sama-sama mendapat pengetahuan seputar dapur restoran cepat saji yang terkenal dengan ayam gorengnya.

Selain itu saya, istri dan anak juga bersyukur diberikan kesempatan untuk mengenal dunia pertambangan melalui kunjungan ke pusat pengetahuan yakni Museum Geologi Bandung, spesial momen kunjungan di malam hari seperti sensasi film “Night At The Museum” yang dikelilingi artefak prasejarah. Saya dan keluarga menjadi lebih mengenal proses geologi,  fosil manusia dan hewan purba, batuan mineral, hasil tambang, dan merasakan simulasi gempa bumi skala MMI (Modified Mercalli Intensity) mulai dari getaran yang  membuat kita bergerak lambat atau dapat menjatuhkan perabotan hingga  agak cepat atau dapat merusak dinding rumah beton, baik getaran secara horisontal dan vertikal dengan mesin simulator.

Terus bagaimana dengan acara nangkring akbar sesama kompasianer bertajuk semacam festival setiap tahunnya digelar Kompasianival ?  Saya baru sekali mencicipi kemegahan festival nangkring ini pada tahun 2014 yang arenanya di Gedung Sasono Budoyo dan Utomo , Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Pada tahun berikutnya dan tahun ini, saya melewatkannya karena kesibukan. Momen terbaik yang saya rasakan saat Kompasianival 2014 adalah bisa  merasakan kehangatan saat berkenalan dan ngobrol sebentar dengan Pak Tjiptadinata Effendi, saya memanggilnya Pak Tjip juga bersalaman dengan Ibu Tjip, 

sesaat setelah menyimak duet Pak Ahok ( yang masih gress naik menjabat Gubernur DKI dari posisi Wakil Gubernur) dan Kang Emil (yang pamer ruang kontrol Kota Bandung dan Taman Tematik polesannya).  Saya merasakan besarnya momentum connecting” di Kompasianaival, khususnya berkesempatan mengobrol singkat dengan sosok berdedikasi tinggi dan konsisten berbagi tulisan di rumah Kompasiana yakni Pak Tjip yang pada acara tahun itu dinobatkan sebagai Kompasianer of the Year 2014.  

Ilustrasi gambar dari situs www.kompasiana.com
Ilustrasi gambar dari situs www.kompasiana.com
Melalui artikel ini saya mengucapkan selamat untuk kerja luar biasa dari pengelola Kompasiana. Kiranya di usia Kompasiana yang ke- 8 Tahun ini, ruang pewarta warga semakin meningkat kualitasnya tidak hanya sebagai sebatas ruangan namun menjadi rumah pencerahan pendidikan kehidupan bermasyarkat dan berbangsa dengan berbagi konten artikel yang bermakna positif (sharing) sekaligus perekat hubungan (connecting) sesama kompasianer dimanapun berada.

Saat tulisan ini akan saya unggah, saya batu saja membayangkan  burung Kriko Gayo yang langka itu. Iya dia hinggap dan nangkring di batang pohon  beringin yang berdekatan dengan pohon bambu. Hmm, sepertinya dia hendak membuat sarangnya  di sela-sela batang pohon bambu nich. Saya pun terkesima dengan kicauannya, sambil berujar, “Ayo Kriko teruslah gacor (artinya:rajin berkicau pagi, siang dan malam dengan suara lantang). Selamat membangun rumah barumu ya!”

Jakarta, 16 November 2016

Salam hangat,

Edrol70

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun