Foto utama di atas adalah gambaran rutinitas para pengendara sepeda motor Jakarta yang nekat melintas di Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kasablanka dari Arah Tanah Abang ke Kampung Melayu, khususnya saat jam pulang kantor. Daerah Kasablanka, Jakarta dikenal sebagai ranjau macet berbahaya khususnya di depan Mal Kota Kasablanka, jalan super macet.
Yang lebih kuat dalam benak pengendara motor adalah lebih cepat sampai naik ke atas karena mampu memotong jalur kemacetan di bawah. Itu saja. Rambu lalu-lintas atau marka jalan yang melarang roda dua atau angkutan umum dan truk naik, bagi pengendara sepeda motor urban adalah sebatas gambar belaka.
Sepertinya angin seakan-akan merayap dari ujung jalan hingga masuk kepada jalur tengah dan terus bergulung hingga ujung lainnya. Fenomena side wind ini kerap timbul kalau tidak mau dibilang selalu ada saat tengah hari hingga menjelang tengah malam di JLNT termasuk saat jam sibuk pulang kantor.
Mobil saja kendaraan roda empat dengan mudah terhempas di JLNT apalagi sepeda motor yang bobotnya lebih ringan dan cenderung akrobatik bila terkena gaya angin dari samping.
Penghargaan terhadap nyawa manusia lebih rendah dari pada keselamatan berkendara. Kesadaran akan macet dan ingin cepat lebih merangsek ketimbang kesadaran bahaya maut mengintai. Ini adalah gambaran sehari-hari pengendara sepeda motor urban Metropolitan Jakarta (Metro Bikers).
Keberadaan penegak hukum atau polantas pada ujung JLNT kerap diadakan dengan penindakan yang sepatutnya namun tidak mampu meredam ketakutan macet pengendara. Alhasil, kucing-kucingan terjadi. Bila kondisi lalu lintas sore hari sudah macet dan umumnya sangat jarang Polantas hadir di tengah kemacetan jalur masuk maupun keluar JLNT kecuali ada momen sppesial seperti pengawalan VIP atau operasi zebra dan tilang musiman.Â
Selebihnya dari itu, kosong tak terjaga sehingga membludak populasi sepeda motor di JLNT bahkan ada pedagang asongan berjalan kaki dengan leluasa kesana-kemari yang sudah stand-by berada di jalur tengah dan jalur kelura JLNT. Luar biasa bukan. Â Metro bikers, lebih ngeri terjebak Macet dari pada bersengolan dengan Maut.
Salam Safety Riding and Walking,
Jakarta, 8 Oktober 2016