Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Olivier 54

10 Agustus 2016   18:35 Diperbarui: 10 Agustus 2016   18:40 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Olivier 54

Iya aku terpaku

Sekilas melempar senyum 

Aku tak pernah bisa

Membuat mimik sedih atau tawa

Salah aku menjamu sobatku

Cuaca terik dengan minuman dingin

Vietnam drip membanjiri gelas es susu

Cobalah kopi favorit kafe ini

Nilainya setara dengan lembaran biru pejuang Bali

Biarlah aku menikmati juga

minuman favoritku

Segelas Koktail 

Sesaat kau terkejut menghirup aromanya

Hanya satu seruput kau nikmati

Mengapa sekejap kau semaput

Aku coba menenangkan diri 

menghempas tubuhku keluar dari meja 54

Meminta tolong sekenanya

Aku menyesal kejadian ini

Aku terbiasa menangis dalam hati

Aku tak pandai mengumbar tangis

Lihatlah Tengoklah

Aku sedih

Aku tersudut

Memang aku begini adanya

Aku terpapar media begitu keras

Aku disidik para pakar

Mulai pakar mikro mimik

Pakar digital forensik

Pakar psikologi

Pakar apalagi

Haruskah aku terhujat oleh zat kopi itu

Bilamana sianida itu hadir

Di muka persidangan mungkin

Bukti kejadian akan terungkap

Atau hanya bukti dugaan yang terkemuka

Yang jelas aku sedih

Tak bolehkah aku diam dalam sedihku

Perlukah variasi olah kejadian itu

Perlukah rekayasa teknologi ini

Hukum tidak selalu jawaban 

Kebenaran sulit diungkap

Kebenaran itu adalah sobatku mati karena sianida

Sianida milik siapa

Dimana sianida itu berada

Mengapa aku tidak ikut terpapar sianida

Aku tidak tahu

Bila sianida, aku sepatutnya hilang bersama dia

Aku sepatutnya juga lenyap dari bumi

Namun apa daya...

Jakarta, 10 Agustus 2016

(nonton sidang pengadilan di kompas TV)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun