Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kehangatan Toleransi Antar Umat dalam Usaha Perasuransian

21 Januari 2016   16:04 Diperbarui: 21 Januari 2016   16:41 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada dua hari yang lalu, hari Selasa tanggal 19 Januari 2016 saya menjadi utusan perusahaan suatu penilai kerugian di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan untuk menghadiri  acara kebersamaan umat industri perasuransian Indonesia yang kali pertama dalam sejarah dunia perasuransian Indonesia yakni Perayaan Natal Bersama Industri Perasuransian, bertempat di Gedung Patra Jasa, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Alangkah sayang rasanya bila momen bersejarah ini tidak coba saya bagi kepada masyarakat luas.

[caption caption="Buku Acara Perayaan Natal Bersama 2015 Industri Perasuransian (foto pribadi)"][/caption]Momen kebersamaan umat perasuransian Indonesia yang diprakarsai oleh DAI (Dewan Asuransi Indonesia) bekerja sama dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) berlangsung dari pukul 18.30 hingga pukul 22.00 WIB, secara penuh didukung oleh berbagai perusahaan asuransi umum atau  kerugian dan asuransi jiwa serta reasuransi nasional juga asosiasi-asosiasi usaha perasuransian yang berada dibawah naungan DAI yakni AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia), AAUI (Asosiasi Asuransi Umum Indonesia), AAJSI ( Asosiasi Asuransi Jaminan Sosial Indonesia), APKAI (Asosiasi Penilai Kerugian Indonesia), APPARINDO (Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi Indonesia) dan AASI ( Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia).  

Atmosfir Kebersamaan dan Toleransi yang Kuat

Sebelum saya masuk ke ballroom gedung acara, saya beranggapan bahwa bahwa perayaan Natal ini merupakan dominan umat Nasrani di industri perasuransian. Namun saya menyaksikan ada undangan yang berbusana muslim turut hadir . Tidak lepas dari itu, suatu kehormatan juga ketua DAI, Bapak Hendrisman Rahim dan tokoh-tokoh  dunia asuransi  yang  muslim juga turut hadir dan mengikuti acara sepenuhnya. Betapa kental nuansa dan warna ke-bhinneka tunggal ika (Unity in Diversity) memenuhi ruangan apalagi sambutan panita dan perwakilan OJK selalu diawali dengan ucapan Assalaamu'alai kum kemudian dilanjutkan dengan salam sejahtera.

[caption caption="Suasana sebelum acara perayaan dimulai (foto pribadi)"]

[/caption]Rasa kagum dan hormat saya kepada panitia juga pengurus DAI dan OJK yang mendorong usaha perasuransian menjadi pencipta kedamaian atau toleransi juga mengamalkan tali kasih kepada anak-anak kurang mampu, yatim piatu dan penyandang tuna daksa melalui yayasan-yayasan panti asuhan yang menaungi anak-anak tersebut. Yayasan- yayasan tersebut adalah yayasan yang digagas dan dibangun oleh wakil Tuhan Yang Maha Esa dari agama Islam, Buddha, Hindu, Kristen Protestan dan Kristen Katholik.

Yayasan tersebut  yakni Yayasan Pesantren Yatim Piatu As Syafi’iyah, Panti Asuhan Lembaga Penyantun Anak Guna Nanda, Panti Asuhan Yayasan Pura Agung Tirta Bhuana, Panti Asuhan Yayasan Asih Lestari dan  Panti Asuhan Bhakti Luhur. Penyaluran berkat tali kasih kepada yayasan tersebut adalah wujud nyata kepedulian dari segenap insan dunia industri perasuransian kepada dunia anak-anak degan berbagai latar belakang agama yang berbeda.

Pengamalan-pengamalan kedamaian toleransi, saling menghormati dan saling mengasihi sesama terasa hangat dalam seluruh rangkaian perayaan natal bersama ini. Sangat tepat bilamana panitia mengusung tema “Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah” yakni dengan menjadi pelaku firman yang senantiasa menjadi sumber bekat bagi sesama dengan berkarya di industri perasuransian.  

Apresiasi saya secara khusus melalui tulisan ini kepada Bapak Riduan Simanjuntak selaku Ketua Panitia, Bapak Hendrisman Rahim selaku Ketua DAI, Bapak Firdaus Djaelani selaku Kepala Eksekutif Pengawas IKNB (Industri Keuangan Non Bank) OJK, Bapak Dumoly F. Pardede selaku Deputi Komisioner Pengawas Industri keuangan Non Bank II OJK dan tokoh-tokoh asuransi Indonesia serta perusahaan juga asosiasi usaha perasuransian. Melalui momen awal Januari 2016 ini, pengamalan kebaikan yang mulai bergerak dari acara ini akan mengiringi langkah besar industri perasuransian Indonesia menjadi industi yang tumbuh berkembang kuat di tengah pasar Masyarakat Ekonomi Asean juga global.

Pesan Natal

Cerita perayaan Natal tanpa cerita penyampaian kabar baik atau pesan Natal akan menjadi hambar bilamana tidak saya tuturkan di sini.

Saya coba merangkai perkataan atau penyampaian firman Tuhan oleh hamba Tuhan, Pastor Thomas Ulun kurang lebih yang dapat saya tuliskan sebagai berikut :

“Mengutip cerita dibalik kelahiran Yesus dalam kitab suci Injil Matius pasal 2 ayat 13 sampai dengan 18.  Pastor mengungkapkan suasana malam misa perayaan Natal di gereja Katedral Jakarta tahun 2015 sangat berbeda dengan tahun sebelumnya katakanlah tahun 2014 dimana perayaan malam Natal yang penuh kehangatan dan suasana romantis, kini berubah menjadi suasana yang “berlapis” dimana pengamanan rumah ibadah oleh pihak aparat keamanan dan perlengkapan keamanan yang berlapis-lapis yakni 400 orang aparat kepolisian, 40 unit baracudda dan 2 unit panser guna mengantisipasi terjadinya teror.

Suasana malam natal tahun 2015 itu hampir sama dengan suasana mencekam saat kelahiran Yesus dimana Herodes Agung memerintahkan tentara-tentaranya untuk membantai bayi-bayi yang baru lahir di Betlehem. Herodes menjadi sosok teror yang mengubah kabar sukacita (kelahiran bayi)  menjadi dukacita (pembantaian bayi).

Perihal teror semacam ini, Kitab suci menuliskan perkataan “ Jangan Takut” sebanyak 365 kali sebanyak jumlah hari dalam satu tahun. Ini dapat dimaknai bahwa Tuhan meningatkan bahwa setiap hari kita Jangan Takut sebab Tuhan menyertai setiap 365 hari.

Berita teror bom di kawasan Thamrin yang terjadi di bulan Januari ini juga menebarkan rasa mencekam, dan ketakutan. Bagi warga Jakarta, teror bom ditanggapi dengan optimis tagar #Kami Tidak Takut. Kurang lebih sama dengan pesan Tuhan dalam kitab suci “Jangan Takut”. Walaupun malam hari setelah aksi bom teror  kawasan Thamrin steril, terdengar letusan yang membuat warga Jakarta ketakutan kembali yang ternyata letusan ban mobil truk yang melintas tak jauh dari area  lokasi bom tadi pagi. Warga Jakarta memang sepertinya tidak takut tapi hanya deg-degan dengan peristiwa lanjutan ini.

Dunia penuh dengan orang yang kesepian. Herodes Agung yang haus akan godaan kekuasaan sehingga membunuh anak bayi yang dianggapnya akan mengulingkan kekuasaan. Dengan godaan kuasa yang demikian sesunguhnya banyak penguasa yang kesepian di atas tahta, tidak ada teman berkomunikasi.

Menurut penelitian, di dunia modern saat ini indikasi orang kesepian adalah orang yang kerap ganti profile picture dan status di messenger BBM atau WA atau di sosial media seperti facebook dalam hitungan menit. Mungkin pengabaran status ini terinspirasi pada ayat kitab suci pada Matius 28 :10 “...katakanlah kepada saudara-saudaraKu..”. Kelahiran Yesus di bumi dapat dimaknai sebagai pemberi kehangatan di tengah dunia yang penuh dengan orang kesepian.

Ada cerita dalam seminar kerohanian katakanlah “Seminar Perempuan Impian” yang dipandu oleh seorang pastor. Peserta seminar berjumlah 200 (dua ratus) orang perempuan yang juga seorang istri telah menjalin pernikahan sudah 10 (sepuluh) tahun. Istri-istri ini diminta oleh pastor untuk mengangkat tangan menunjukkan ponselnya masing-masing kemudian menuliskan dan mengirimkan pesan singkat (SMS) kepada suaminya masing-masing dengan kata “ Saya Sayang Kamu.” Awalnya banyak komentar dari para istri tersebut yang menganggap pernikahan selama 10 tahun atau lebih sudah tidak perlu kirim pesan seperti itu, toh sudah tahu saling sayang. Pastor meminta sekali lagi, tes ini akan bermanfaat bagi para istri tersebut. Para istri pun menurut kata Pastor dan segera melakukannya. Pastor kemudian meminta peserta seminar untuk memberikan ponselnya masing-masing secara bergillir kepada 4 (empat) orang peserta seminar dan masing-masing mencatat nama peserta pengirim sms dan  jawaban dari suaminya. Kertas hasil jawaban suami tersebut dikumpulkan kepada panitia seminar untuk diumumkan jawaban-jawaban suami masing-masing.  Berikut jawaban para suami:

60 % suami peserta menjawab :  “ Ada Apa Sih? Yang kadang diikuti kata “Kamu Nggak Apa-apa?”

30 % suami peserta segera menelpon istri dan cemas menanyakan apakah istri dalam keadaan kritis atau bahaya mau bunuh diri?”

5 % suami peserta membalas “ Saya sayang kamu juga.”

5 % suami peserta tidak membalas sms istri.

Para peserta yakni para isteri terkejut dengan rangkuman jawaban para suami peserta yang dipaparkan oleh Pastor. Rangkuman dari respon suami dan isteri yang telah menjalankan pernikahan selama 10 tahun lebih prosentase paling besar menggambarkan kehidupan keluarga yang berjalan seperti “auto pilot” tanpa kehangatan atau romantis (menampar keras kenyataan usia pernikahan 10 tahun yang dianggap saling menyayangi) . Kelahiran Yesus dan pesan ” Jangan Takut” sebanyak 365 kali memberikan arti kehangatan Tuhan yang menyertai kita setiap 365 hari dalam setahun bilamana Yesus memang secara sadar kita minta dalam sembahyang (doa) untuk hadir menyertai setiap anggota keluarga setiap hari .

Seorang tokoh dalam kitab suci yang tidak pernah berbicara pada cerita kelahiran Yesus adalah Yusuf, suami Maria atau ayah Yesus. Pewartaan Tuhan kepada Yusuf hanya dengan dua mimpi. Luar biasa hebatnya sosok Yusuf adalah pribadi yang taat yakni setelah mendapat mimpi atau bangun dari mimpi segera melaksanakannya. Ini adalah sosok pribadi yang memiliki iman segera. Mirip dengan slogan pribadi Jusuf dari Indonesia: Lebih Cepat Lebih Baik. Iman segera dari Yusuf ini memberikan rahmat keselamatan bagi dunia.

 Bayi Yesus selamat dari pembantaian bayi di Betlehem karena segera diungsikannya ke Mesir. Asuransi bagi saya (Pastor) terlepas dari definisi keuangan , adalah juga merupakan wujud iman, iman jangka panjang dimana orang tidak mau menyusahkan Tuhan. Iman yang memberihkan rahmat juga.”

Demikian kurang lebih perkataan penyampaian hamba Tuhan, Pastor Thomas Ulun dalam perayaan Natal Bersama 2015 Industri Perasuransian. Pesan Natal adalah pesan sukacita yang penuh rahmat-NYA dan penyertaan-NYA yang penuh kehangatan bagi keluarga dan orang yang kesepian entah jauh dari hubungan kekeluargaan atau punyang haus tahta, harta dan kuasa.

 

Tuhan Memberkati Bangsa Indonesia dan Usaha Perasuransian Indonesia.

Salam Hangat,

Edrol

Kuningan, 21 Januari 2016

****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun