Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kehangatan Toleransi Antar Umat dalam Usaha Perasuransian

21 Januari 2016   16:04 Diperbarui: 21 Januari 2016   16:41 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Mengutip cerita dibalik kelahiran Yesus dalam kitab suci Injil Matius pasal 2 ayat 13 sampai dengan 18.  Pastor mengungkapkan suasana malam misa perayaan Natal di gereja Katedral Jakarta tahun 2015 sangat berbeda dengan tahun sebelumnya katakanlah tahun 2014 dimana perayaan malam Natal yang penuh kehangatan dan suasana romantis, kini berubah menjadi suasana yang “berlapis” dimana pengamanan rumah ibadah oleh pihak aparat keamanan dan perlengkapan keamanan yang berlapis-lapis yakni 400 orang aparat kepolisian, 40 unit baracudda dan 2 unit panser guna mengantisipasi terjadinya teror.

Suasana malam natal tahun 2015 itu hampir sama dengan suasana mencekam saat kelahiran Yesus dimana Herodes Agung memerintahkan tentara-tentaranya untuk membantai bayi-bayi yang baru lahir di Betlehem. Herodes menjadi sosok teror yang mengubah kabar sukacita (kelahiran bayi)  menjadi dukacita (pembantaian bayi).

Perihal teror semacam ini, Kitab suci menuliskan perkataan “ Jangan Takut” sebanyak 365 kali sebanyak jumlah hari dalam satu tahun. Ini dapat dimaknai bahwa Tuhan meningatkan bahwa setiap hari kita Jangan Takut sebab Tuhan menyertai setiap 365 hari.

Berita teror bom di kawasan Thamrin yang terjadi di bulan Januari ini juga menebarkan rasa mencekam, dan ketakutan. Bagi warga Jakarta, teror bom ditanggapi dengan optimis tagar #Kami Tidak Takut. Kurang lebih sama dengan pesan Tuhan dalam kitab suci “Jangan Takut”. Walaupun malam hari setelah aksi bom teror  kawasan Thamrin steril, terdengar letusan yang membuat warga Jakarta ketakutan kembali yang ternyata letusan ban mobil truk yang melintas tak jauh dari area  lokasi bom tadi pagi. Warga Jakarta memang sepertinya tidak takut tapi hanya deg-degan dengan peristiwa lanjutan ini.

Dunia penuh dengan orang yang kesepian. Herodes Agung yang haus akan godaan kekuasaan sehingga membunuh anak bayi yang dianggapnya akan mengulingkan kekuasaan. Dengan godaan kuasa yang demikian sesunguhnya banyak penguasa yang kesepian di atas tahta, tidak ada teman berkomunikasi.

Menurut penelitian, di dunia modern saat ini indikasi orang kesepian adalah orang yang kerap ganti profile picture dan status di messenger BBM atau WA atau di sosial media seperti facebook dalam hitungan menit. Mungkin pengabaran status ini terinspirasi pada ayat kitab suci pada Matius 28 :10 “...katakanlah kepada saudara-saudaraKu..”. Kelahiran Yesus di bumi dapat dimaknai sebagai pemberi kehangatan di tengah dunia yang penuh dengan orang kesepian.

Ada cerita dalam seminar kerohanian katakanlah “Seminar Perempuan Impian” yang dipandu oleh seorang pastor. Peserta seminar berjumlah 200 (dua ratus) orang perempuan yang juga seorang istri telah menjalin pernikahan sudah 10 (sepuluh) tahun. Istri-istri ini diminta oleh pastor untuk mengangkat tangan menunjukkan ponselnya masing-masing kemudian menuliskan dan mengirimkan pesan singkat (SMS) kepada suaminya masing-masing dengan kata “ Saya Sayang Kamu.” Awalnya banyak komentar dari para istri tersebut yang menganggap pernikahan selama 10 tahun atau lebih sudah tidak perlu kirim pesan seperti itu, toh sudah tahu saling sayang. Pastor meminta sekali lagi, tes ini akan bermanfaat bagi para istri tersebut. Para istri pun menurut kata Pastor dan segera melakukannya. Pastor kemudian meminta peserta seminar untuk memberikan ponselnya masing-masing secara bergillir kepada 4 (empat) orang peserta seminar dan masing-masing mencatat nama peserta pengirim sms dan  jawaban dari suaminya. Kertas hasil jawaban suami tersebut dikumpulkan kepada panitia seminar untuk diumumkan jawaban-jawaban suami masing-masing.  Berikut jawaban para suami:

60 % suami peserta menjawab :  “ Ada Apa Sih? Yang kadang diikuti kata “Kamu Nggak Apa-apa?”

30 % suami peserta segera menelpon istri dan cemas menanyakan apakah istri dalam keadaan kritis atau bahaya mau bunuh diri?”

5 % suami peserta membalas “ Saya sayang kamu juga.”

5 % suami peserta tidak membalas sms istri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun