Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semangat Wirausaha Sarjana Teknik Mesin USU, Pendorong Industri Agro

4 November 2015   16:46 Diperbarui: 5 November 2015   12:44 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertemuan alumni sarjana Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara (USU) baru saja selesai diselenggarakan dengan sukses pada hari Sabtu yang lalu, 31 Oktober 2015 di Hotel JW Marriot, Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

[caption caption="Latar Tema Alumni IKATM-USU Jabodetabek & Penyematan Cincin Batu Akik (courtesy: ikatm-usu jabodetabek)"][/caption]Atmosfir semangat wirausaha begitu kental dimana logo sponsor perusahaan kelas wirausaha sejajar disejajarkan dengan perusahaan skala nasional. Para alumni sarjana Teknik Mesin USU yang bergabung dalam wadah IKATM-USU (Ikatan Alumni Teknik Mesin- Universitas  Sumatera Utara) khususnya yang sudah memiliki usaha sendiri memberikan semangat bagi sesama alumni untuk menumbuhkan wirausaha baru. 

Ajang temu alumni memang dasarnya adalah momen untuk pengesahan pengurus IKATM-USU Jabodetabek yang baru periode 2015 -2019.  Pengurus inti yang terpilih untuk area Jabotabek adalah Ir. Helman Sembiring, MBA (stamboek 1974) sebagai Ketua Umum, Ir. Iwan Darusman Matondang,MM (stamboek 1975) sebagai Sekretaris Umum dan Ir. Beton Karo Sekali (stamboek 1984) sebagai Bendahara Umum. Ketiganya menggantikan penggurus inti periode lalu, 2011-2015, yakni Dr.Ir. Nurdin Tampubolon (stamboek 1974) sebagai Ketua Umum demisioner, Ir. Baginda Siahaan (stamboek 1981) sebagai Sekretaris Umum demissioner.

Acara ini menjadi meriah dengan semangat ceria dan celotehan berisi dari dua orang MC kawakan yakni Ir. Hasrul Icon (Stamboek 1974) dan Ir. Jemsley Hutabarat (stamboek 1984).

[caption caption="Ketua IKATM-USU Pusat , Ir. Delviyandri Tanjung diapit oleh dua orang MC, Ir. Hasrul Icon dan Ir. Jemsley Hutabarat"]

[/caption]Perhelatan temu alumni ini juga cenderung menitik beratkan kepada bedah wawasan dan pengetahuan. Ini tercermin dari padat acara sharing knowledge dan talk show yang mengupas bisnis industri agro (kelapa sawit), kepemimpinan dan wirausaha.

Sharing Knowledge Sesi 1

Sharing Knowledge Pertama tentang potensi industri  agro terutama industri kelapa sawit dipaparkan secara aktual  dibuka oleh nara sumber pertama, Dr. Ir.  Manerep Pasaribu (stamboek 1974), yang secara jelas mengutarakan bahwa :

  1.  Kontribusi industri kelapa sawit sebagai penyumbang pendapatan negara terbesar dari sektor non-migas pada tahun 2014 ( sebesar Rp 322 Trilyun atau 18% dari APBN 2015, berdasarkan laporan kinerja kementerian perindustrian 2014) 

[caption caption="Rombongan stamboek 1984 berfoto bersama dengan latar backrop wall - gaya foto kuno (courtesy:ikatm-usu jabodetabek)"]

[/caption]

2.  Luas lahan kelapa sawit tahun 2014 adalah 10.956.231 ha dengan produksi CPO mencapai 29.344.479 ton yang mana jumlah pabrik kelapa sawit sebanyak 608 unit menghasilkan 34.280 ton TBS perjam. . Pertumbuhan Kebun Kelapa Sawit rata-rata 7,67 % dimana perkebunan swasta menyumbang paling besar sekitar 52% jumlah luasan areal kebun.  Laju pertumbuhan  volume ekspor CPO rata-rata 12,94 % per tahun dengan nilai ekspor rata-rata 25,76% per tahun. (berdasarkan data ditjenbun pertanian 2014) 

3. Dengan data tersebut di atas, pada umumnya dibutuhkan minimal 2 orang sarjana teknik mesin untuk setiap pabrik kelapa sawit. Dengan pertumbuhan kebun disertai pabrik kelpa sawit per tahun yang terus meningkat maka industri kelapa sawit jelas kekurangan sumber daya manusia dan ini menjadi peluang terbesar bagi lulusan Teknik Mesin USU untuk merubah paradigma bekerja di industri migas dengan seleksi ketat kepada industri kelapa sawit yang menjadi sumber penghasilan utama Indonesia dengan penghasilan cukup baik dengan seleksi longgar. Contoh yang telah menapak menjadi jajaran direksi engineering di perusahaan nasional adalah sang moderator diskusi, Ir. Edward Silalahi (stamboek 1987)

[caption caption="Kuartet Maut antara artis Alumni USU Ir. Edward Silalahi dan Ir Bonar Saragih dengan Artis Joy Tobing dan rekan"]

[/caption]Nara sumber kedua, Ir. Bonar Saragih (stamboek 1986) memaparkan proses pengolahan bibit sawit hingga panen dan proses menjadi CPO, perhitungan pendapatan bersih berikut biaya perawatan berdasarkan luasan hektaran kebun sawit, dan skala gaji karyawan industri kelapa sawit mulai dari masuk hingga level manajamen ke atas. Industri pengolahan kelapa sawit seyogyanya dikuasai oleh alumni Teknik Mesin USU karena kebutuhan dunia yang terus meningkat diikuti dengan pertumbuhan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit di Indonesia.  Indonesia termasuk salah satu produsen CPO terbesar di dunia yang membutuhkan sumber daya manusia yang sangat banyak di masa mendatang khususnya alumni teknik mesin.

Proyeksi atau formula praktis hitungannya adalah per hektar tiap tahun kurang lebih sebagai berikut:

Produksi Sawit: 25 ton (25.000 kg) /ha / tahun = Rp 1.200 (harga tandan buah sawit terendah per kg) x 25.000 = Rp 30.000.000 per ha/tahun. 

Produksi CPO : 6 ton/ha/ tahun = USD 600 atau Rp 7,810,000 (harga CPO per ton) x 6 = Rp 47 juta per ha/ tahun

Aktual Produksi CPO : 3,8 ton/ ha/tahun = USD 600 atau Rp 7,810,000 x 3,8 ton = Rp 30 juta per ha per tahun.

Jadi bila luas areal sawit PT BUM milik Dr.Ir. Nurdin Tampubolon sekarang mencapai 35,000 ha maka setiap tahun penghasilan peusahaan sekitar 1.050.000.000.000 atau sekitar Rp 2,9 Milyar per tiap kali matahari bersinar (per hari).  Bagaimana tidak, dengan proyeksi ekonomi tersebut, semua pelaku bisnis Indonesia berlomba-lomba membuka usaha perkebunan sawit dan pengelolahan kelapa sawit.

Sementara proyeksi kebutuhan tenaga kerja di Industri Sawit, khususnya bagian engineering untuk lulusan Teknik Mesin adalah 260 orang  mulai dari pabrik kelapa sawit, kernel crushing plant, Biogas Power Plant, Biomass Power Plant hingga Biodiesel Plant. Diperkirakan target alumni Teknik Mesin USU pada 2021 menguasai 10% kebutuhan pasar yakni mencapai 26 orang per tahun. Sebagai gambaran, gaji masuk sebagai trainee adalah Rp 3-5 juta per bulan ditambah fasilitas perumahan, sepeda motor, pembantu rumah tangga, tukang kebun, asuransi kesehatan keluarga. Kemudian setelah 10 -15 tahun bekerja dapat menduduki jabatan Mill Manager atau Senior Mill Manager dengan kisaran gaji 15 - 35 juta per bulan ditambah fasilitas perumahan, kredit pemilikan mobil, mobil dinas, pembantu rumah tangga, tukang kebun, asuransi kesehatan keluarga, security pribadi dan bonus tahunan mulai dari 6 hingga 25 kali gaji bulanan

Makanya narasumber yang telah berpengalaman ini, telah membantu banyak perusahaan sawit meningkatkan kualitas produksi dan manajemen pemeliharaan dengan perusahaan konsultan bisnis sawit bentukannya.

 [caption caption="Rombongan stamboek 1990 an berfoto di atas panggung"]

[/caption]

Selepas diskusi dan tanya jawab, para alumni dihibur oleh penyanyi nasional, mantan Indonesian Idol, Joy Tobing yang juga menghantarkan  acara makan siang di restoran hotel.

[caption caption="Tim Sukses Ketua Demisioner dan Ketua Baru IKATM-USU Jabodetabek, ki-ka : Dr. Ir. Manerep Pasaribu-Ir. Hasrul Icon- Dr.Ir. Nurdin Tampubolon- Ir. Helman Sembiring,MBA (stamboek 1974)"]

[/caption]

 Talk Show Kepemimpinan 

Selanjutnya panitia acara yang diketuai oleh Ir Helman Sembiring, MBA menghadirkan pakar manajemen dari Rumah Perubahan, yakni Prof. Rhenald Kasali, Phd yang mengupas Kepemimpinan Dalam Krisis. Sebagai moderator adalah sang ketua panitia dan notulis adalah sang penulis sendiri. Secara garis besar, nara sumber mengangkat definisi krisis dan dampak krisis bagi perekonomian negara serta cara menghadapi krisis, yakni:

1. Krisis . Menurut kamus bahasa Inggris adalah titik belok atas hal yang lebih baik atau lebih buruk dalam demam atau penyakit akut. Menurut sastra Tiongkok adalah mengambarkan bahaya juga peluang. Sedangkan menurut kamus bahasa Indonesia adalah saat genting atau saat terjadinya kemelut besar. Tak heran budaya Indonesia mengenal krisis sebagai hal negative ketimbang sebagai titik belok atau peluang sebagaimana bangsa Inggris atau bangsa Tiongkok.

[caption caption="Ir. Helman Sembiring, MBA dan DR.Ir Manerep Pasaribu berdiskusi kepada Prof Rhenal Kasali sebelum acara dimulai (courtesy: ikatm-usu jabodetabek)"]

[/caption]

 

2. Krisis terjadi bukan hanya karena demand turun, melainkan juga ketika ada sudden growth. Sebagai contoh, pertumbuhan penduduk dunia yang hampir mencapai 8 Milyar penduduk telah mengakibatkan krisis kebutuhan pangan, sandang dan papan. Indonesia perlu menata kembali luasan tanah menjadi lahan pertanian guna menghadapi krisis pangan di masa mendatang. Pemerintah juga perlu menggiatkan kembali lulusan sekolah terampil yakni SMK guna mengisi kekurangan tenaga industri terampil dengan gaji yang setimpal sehingga perusahaan asing yang padat karya tidak cenderung memilih Vietnam atau Thailand yang lebih banyak lulusan tenaga terampilnya ketimbang Indonesia.

3. Kepemimpinan dalam pemerintahan di Indonesia cenderung menerapkan standar ganda dan kaku (rigidity) sehingga banyak persoalan percepatan pembangunan infrastruktur berakhir mandek. Perlu adanya kebijakan dan mental pejabat yang fleksibel dan cepat yakni agility sehingga mempercepat pembangunan Infrastruktur di Indonesia. Sebagai contoh, pembangunan bandara Kualanamo yang dapat diselesaikan dengan ringkas setelah bertahun-tahun terhambat akibat aturan-aturan yang kaku.

Baru ketika ada peristiwa pesawat jatuh di bandara tengah kota medan, Polonia yang menewaskan pejabat daerah dan menghancurkan bangunan kota Medan, urgensi bandara baru langsung dikebut dengan desain modern karya anak bangsa dan pembebasan lahan yang berjalan mulus dengan pendekatan yang fleksibel (agility) dari pejabat pemerintah pusat kepada pemilik lahan. Contoh lainnya adalah keputusan cepat dan praktis Presiden Joko Widodo memilih teknologi Tiongkok untuk kereta cepat , yang berteknologi Jerman dan terlaksana dalam waktu cepat, 5 tahun dengan menggunakan trek baru dari pada teknologi Jepang yang menggunakan trek kereta lama, cenderung lambat dalam perencanaan hingga pelaksanaan hingga 20 tahun. Kereta cepat ini mengghidupkan kembali bisnis perusahan BUMN yang mati suri, yakni PTPN VIII dimana akses dari dan ke areal perkebunan nantinya menjadi bagus, juga perekonomian masyarakat sepanjang rel nantinya.

Bangsa Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang memiliki pemahaman kepada persoalan dengan baik, perencanaan stategis yang terukur dan pelaksanaan yang fleksibel dan cepat.

4. Guna menghadapi perkembangan zaman abad 21 ini yang bercorak 3 S (Surprise, Speed, Sudden Shift) memerlukan mental anak bangsa yang berperan sebagai Driver ( pengemudi) bukan hanya sebagai Passanger (Penumpang). Dengan menjadi Driver, maka harus tahu jalan, ambil resiko, tak boleh tertidur dan aktif berfikir. Mulai dari menjadi pengemudi diri sendiri, mengemudikan orang lain, perusahaan, hingga dapat mengemudikan bangsa. Tentunya sejak dini, mulai merubah cara mendidik anak kita dengan kebebasan mengambil resiko dan bertanggung jawab pada tindakannya sejak dini. Jangan sampai hingga dewasa kelak, anak kita terlalu dikekang dan dituntun terus bahkan dalam mengambil keputusan yang menentukan hidupnya bagaikan peliharaan burung dara rumahan. Contoh nyata, seorang lulusan master dari Universitas Indonesia, Ignatius Ryan Tumiwa yang menggugat ke MK untuk meluluskan permohonannya akan hak untuk mati sebagaimana hak untuk hidup. Alasan dia adalah sejak ditinggal mati kedua orang tuanya, dia tidak dapat lagi menyambung hidup dengan baik karena sejak lahir hingga dewasa kerap dituntun dan kebutuhan hidupnya semua dari orang tuanya.

[caption caption="Seorang alumni, Zulfan A Rambe, ST berselfie dengan Prof Rhenal Kasali, praktek foto bareng gaya abad 21 (courtesy: Zulfan A Rambe)"]

[/caption]

Sharing Knowledge Sesi 2 

Sharing knowledge kedua (terakhir) menghadirkan nara sumber pertama, Dr. Ir. Nurdin Tampubolon (stamboek 1974) yang memaparkan karakter seorang wirausahawan dan pengalaman hidupnya mulai dari pegawai hingga merintis dan menjalankan usahanya hingga sekarang. Keunggulan daya saing wirausaha dari perusahaan besar adalah berfokus pada pelanggan (sedikit birokrasi), kinerja setara perusahaan besar, menjadi sumber inovasi, kecenderungan menghasilkan biaya produksi rendah serta reputasinya solid dalam membangun pelangggan yang loyal.  Untuk menjadi wirausahawan yang sukses maka diperlukan karakteristik seperti komitmen untuk sukses yang tinggi, keinginan dan percaya diri yang kuat, pengambil resiko dan punya insting kuat, dan bekerja cerdas senagai bagian dari solusi.

Menjadi wirausaha harus siap bekerja dengan jam-jam yang panjang, stress, penuh resiko, egositis dan cenderung otoriter.  Nara sumber selain aktif sebagai anggota DPR juga aktif dalam berbagai organisasi pengusaha dan akademisi/ professional serta kelompok masyarakat, juga telah mengembangkan usahanya mulai dari bidang teknologi, turisme dan property (convention center), multimedia  (majalah dan televisi) hingga  industri argo (perkebunan kelapa sawit).

[caption caption="Moderator Sesi Wirausaha, Ir Benny Siagian (tengah) memperkenalkan narasumber kepada forum, yakni Dr. Ir. Nurdin Tampubolon dan Ir. Edyson Lo (courtesy: ikatm-usu jabodetabek)"]

[/caption]

 

Moderator sesi kedua  adalah Ir. Benny  Siagian (stamboek 1989) yang menjadikan nara sumber pertama sebagai role-model yang telah berhasil meningkatkan kinerja usaha di bidang operasi alat berat khususnya di daerah Riau, umumnya untuk kebutuhan kontraktor migas dan perkebunan kelapa sawit.

Narasumber kedua adalah wirausahawan muda, Ir. Edyson Lo (stamboek 1986) yang memiliki usaha kontraktor dan supplier agensi dari produk mechanical gear pabrikan Siemens, yang memaparkan ringkasan kisah memulai usahanya. Memberikan tips praktis kepada para pegawai saat ini untuk membangun kepercayaan dengan atasan  maupun pemilik perusahaan sehingga nantinya dapat diajak bekerjasama bilamana nanti mau mendirikan perusahaan sendiri dengan dukungan sumber daya maupun fasilitas dari perusahaan tempat bekerja tersebut. Memang awalnya harus bertahan dengan order yang minim selama kurun waktu 3 sampai dengan 6 tahun, selanjutnya bila sudah dikenal baik dan berkualitas maka order akan datang dengan sendirinya.

Pertemuan alumni pun harus berakhir ketika jam sudah menunjukkan pukul 19.00, ditutup dengan lagu “Anak Medan” oleh Joy Tobing dan disemarakkan oleh iringan nyanyian para alumni yang berjumlah sekitar 155 orang. Acara berlangsung dengan baik dan lancar, kiranya Teknik Mesin USU semakin Jaya.  Kebersamaan antar stamboek makin erat, Solidarity Mesin Forever !  Semangat wirausaha ataupun dedikasi profesional dari lulusan Teknik Mesin USU perlahan menjadi tenaga pendorong industri argo Indonesia menjadi yang maju dan berkualitas.

[caption caption="Penulis Selfie saat acara sharing knowledge terakhir, praktek juga (sumber foto: penulis)"]

[/caption]

 

 

Salam Mesin.. Jaya!

 

Edrol

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun