Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Rekreasi Laut Sambil Berbulan Madu di Pulau Karimun Jawa

22 Mei 2013   19:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:10 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekitar akhir minggu ketiga di bulan Desember 2012 yang lalu, saya bersama pasangan pergi liburan selepas melangsungkan resepsi pernikahan di akhir minggu sebelumnya.

Kami menumpang bus "Black Bus Community" dari terminal Rawamangun jurusan Terminal Rawamangun ke Semarang via Jepara dan menyetor dana di loket bus sebesar delapan puluh lima ribu rupiah per orang, berangkat pukul 18.00 sore dan tiba di simpang tiga Pelabuhan Kartini, Jepara pukul 08.00 pagi esok harinya.

Dari simpang tiga Pelabuhan Kartini, kami menumpang becak dengan ongkos dua puluh ribu rupiah. Sesampai di dermaga pelabuhan Kartini, kami menghubungi petugas operator wisata untuk koordinasi tiket kapal cepat dan penginapan di Karimun Jawa. Paket wisata yang kami pilih adalah paket empat hari tiga malam, hari Jumat hingga Senin. Berdasarkan rencana perjalanan (itinerary) tertera di brosur wisata, kumpul di Dermaga Tanjung Kartini, Jepara pukul 09.00 WIB.

[caption id="attachment_262932" align="aligncenter" width="300" caption="Dermaga Tanjung Kartini Jepara (dok.pribadi)"][/caption]

[caption id="attachment_262933" align="aligncenter" width="300" caption="Becak Mangkal di Dermaga Tanjung Kartini (dok.pribadi)"]

1369225296151486090
1369225296151486090
[/caption]

Paket wisata empat hari tiga malam wajib merogoh kocek senilai enam ratus sembilan puluh delapan ribu rupiah per orang. Lantaran kami memilih jadwal berbenturan dengan long weekend dikenakan biaya tambahan sebesar seratus ribu per orang.

Dengan investasi biaya rekreasi senilai tersebut tiap peserta mendapatkan:

  1. tiket kapal express bahari executive pulang-pergi (Jepara-Karimun),
  2. transportasi ke penginapan dan selama wisata,
  3. biaya penginapan home stay (satu kamar untuk 2 orang) selama empat hari tiga malam,
  4. makan sebanyak sembilan kali santapan (pagi, siang dan malam),
  5. dua kali barbeque (bakar ikan dan cumi-cumi sekali dan bakar sosis dan bakso sekali),
  6. tiket untuk mengunjungi tempat-tempat wisata,
  7. sewa kapal wisata selama dua hari, snorkeling dan sewa alat snorkeling berikut pelampung selama dua hari,
  8. dokumentasi bawah air oleh pemandu (peserta membawa flash disk untuk menyalin file foto-foto),
  9. wisata ke penangkaran ikan hiu dan berfoto bersama ikan hiu,
  10. minuman selamat datang (welcome drink) es kelapa muda,
  11. penyediaan alat-alat P3K,
  12. dan pemandu lokal dan pemandu dari operator.

Bisa dikatakan ini paket “all-in” yang dirancang untuk wisatawan domestic namun tidak tertutup untuk wisatawan asing juga, demikian promosi pemilik operator wisata asal Surabaya.

Ternyata kami terlalu dini sampai lantaran kapal cepat baru berangkat sekitar pukul 14.00 wib. Akhirnya kami menghabiskan waktu dengan mandi di kamar mandi umum yang tersedia dekat rumah makan dekat dermaga setelah itu duduk-duduk di bangku kursi makan tersebut sambil makan siang dan minum hingga waktunya berangkat.

Kapal cepat penuh berjejal oleh wisatawan domestik dan asing, bagi yang tidak dapat bangku duduk (non-seat passanger) maka duduk di geladak atas dengan kursi plastik atau sandaran body kapal. Awak kapal cepat membagikan kotak makanan berisi roti dan minuman air gelas selepas setengah jam kapal cepat lepas dari dermaga. Pendingin udara dalam kabin kapal cepat suhunya dingin sehingga siap-siap kedinginan bila posisi duduk dekat blower pendinginnya, lagipula tidak dapat disetel lemah-kuat hembusan dan suhunya. Penumpang kapal juga disuguhkan tontonan multimedia berupa film Mandarin yang disuguhkan dengan monitor TV LED di lambung kiri dan kanan tiap kabin kapal.

-----------

Setibanya kapal cepat mendarat di dermaga Karimun Jawa, kami mengantri keluar kabin kapal melalui satu pintu keluar yang cukup lebar memuat dua orang dewasa secara berdampingan namun begitu menapaki tangga menuju jalan dermaga harus satu persatu.

Di pelabuhan juga berjejal-jejalan penumpang yang akan bersiap-siap menumpang kapal cepat yang kami tumpangi dari Pulau Karimun ke Dermaga Tanjung Kartini, Kota Jepara.

Kami menunggu jemputan dari pihak operator travel di depan pintu gerbang pelabuhan. Bersama kami juga ada rombongan lima orang terdiri dari dua orang perempuan dan tiga orang lelaki lajang. Kami dijemput dengan mobil minibus kijang menuju penginapan penduduk setempat (home stay) dengan waktu tempuh hanya lima menit perjalanan dengan mobil. Dari dermaga ke home stay kami perkirakan sekitar tiga ratus meter jauhnya. Setibanya di home stay,kami langsung menuju kamar dengan king-size spring bed dan menyusun pakaian dan barang bawaan kami. Sambil menunggu makan malam, kami menghabiskan waktu bersama jalan kaki keliling kampung dekat penginapan hingga ke dermaga Karimun Jawa. Setelah jalan-jalan sore, kami kembali ke home stay untuk mandi dan makan malam.

[caption id="attachment_262937" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana Ruang Makan Home Stay (dok. operator wisata)"]

1369225498962204561
1369225498962204561
[/caption]

Sehabis makan malam, saya bersama pasangan duduk di teras home stay sambil menikmati teh manis hangat. Kebetulan pemandu lokal merupakan warga asli setempat yang berprofesi juga sebagai nelayan, pemilik home stay  bertingkat dua adalah ayahnya. Sehubungan dengan saya dengar cerita tentang Karimun dari pemilik operator maka saya coba menggali lebih dalam cerita dan kebenarannya perihal Karimun.

Menurut cerita turun-temurun, dahulu kala Sunan Muria, yakni seorang pemuka agama di dekat Gunung Muria, Kudus, Jawa Tengah mempunyai seorang putra bernama Amir Hasan. Putra Sunan Muria ini mempunyai kelakuan yang meresahkan sehingga pada suatu waktu Sunan Muria mengajak Amir Hasan naik ke atas puncak Gunung Muria. Tiba di atas puncak Gunung Muria, Sunan Muria memberikan wejangan-wejangan kepada putranya untuk bersyiar ke pulau yang kelihatan dari puncak gunung untuk memperdalam dan mengembangkan ilmu agamanya. Pulau dari kejauhan tersebut kelihatan agak kabur (kremun-kremun).

Maka berangkatlah Amir Hasan, putra Sunan Muria menuju ke pulau yang ditunjukkan oleh ayahnya. Istri Sunan Muria, Dewi Sujinah memberi bekal makanan bakaran ikan lele dan tongkat kayu berkepala ular naga. Amir Hasan berjalan kaki dan menyeberang ke pulau dengan perahu kayu. Amir Hasan akhirnya sampai di pulau kremun tersebut, dan beristirahatlah dia di daerah pesisir pantai dekat dengan kolam mata air. Dia mengenang kembali perkataan ayahnya dan merasa kesal karena merasa dibuang, dihentakkannya dengan keras tongkat ke tanah sehingga terbelah patah. Ujung tongkat tertanam di tanah sementara kepala tongkat terlempar jauh dan berubah menjadi ular yang dikenal dengan ular edor, dipercaya lebih berbisa dari ular kobra. Ujung tongkat yang tertanam berubah menjadi pohon, dan pohon ini dikenal sebagai Pohon Dewandaru. (Hingga kini kayu dari pohon Dewandaru dikenal berkhasiat untuk pengobatan dan  tidak diperbolehkan dibawa dalam kapal keluar dari Pulau Karimun Jawa, hanya boleh kayu ditarik oleh tali kapal).

Kemudian dia lapar dan segera membuka bekal makanannya dan menyantap nasi dan bakaran lele. Selepas kenyang menyantap bekal makanannya, kepala lele dan tulangnya dibuang ke kolam mata air. Ajaibnya, kepala lele berikut tulangnya kembali menjadi wujud ikan lele tanpa patil dan hidup di kolam mata air tersebut dan bertelur. Akhirnya berkembang biaklah lele tersebut di kolam tersebut sehingga menjadi kolam ikan lele dan setiap kali kepala dan durinya lele dewasa dibuang ke kolam, hidup kembali.

Amir Hasan, merupakan penghuni pertama Pulau Karimun yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Nyamplungan. Sunan Nyamplungan mendirikan perkampungan nelayan dan hingga akhir hayatnya tetap tinggal di Pulau Karimun. Beliau dimakamkan di atas bukit Karimun.

Menurut pengakuan anak pemilik home stay, cerita tersebut memang merupakan cerita turun-temurun. Untuk Pohon Dewandaru masih dapat dijumpai namun lele Karimun sudah tidak ada lagi. Kayu pohon Dewandaru banyak dijual di toko cinderamata Pulau Karimun.

Selepas mengobrol topik lainnya, kami beranjak ke kamar untuk memadu kasih dengan pasangan bulan madu dan istirahat. Selesailah hari pertama untuk bersosialisasi dan mengenal cerita Pulau Karimun.

[caption id="attachment_262938" align="aligncenter" width="300" caption="Persiapan melancong pulau-pulau (dok.pribadi)"]

1369225643746902232
1369225643746902232
[/caption]

Hari kedua, mulai dari pagi hingga sore kami berkeliling pulau, menyusur pantai sambil foto-foto dengan menggunakan kapal nelayan. Situs yang dikunjungi adalah pulau Menjangan Kecil, pulau Cemara Besar, Terumbu Karang Pulau Gosong, dan pantai Ujung Gelam.

[caption id="attachment_262941" align="aligncenter" width="300" caption="Berpose di Pulau Menjangan Kecil (dok.pribadi)"]

13692257551495794892
13692257551495794892
[/caption] [caption id="attachment_262943" align="aligncenter" width="300" caption="Berpose di sisi lain pulau Menjangan Kecil (dok.pribadi)"]
1369225803926038290
1369225803926038290
[/caption] [caption id="attachment_262945" align="aligncenter" width="300" caption="Berpose di perairan pulau Menjangan Kecil (dok.pribadi)"]
1369225868293456371
1369225868293456371
[/caption] [caption id="attachment_262946" align="aligncenter" width="300" caption="Di Atas Perahu- Persiapan Menuju pulau Cemara Besar (dok.pribadi)"]
1369225933703402222
1369225933703402222
[/caption] [caption id="attachment_262947" align="aligncenter" width="300" caption="Pantai Pulau Cemara Besar (Dok. Pribadi)"]
13692261422118379534
13692261422118379534
[/caption] [caption id="attachment_262949" align="aligncenter" width="300" caption="Barbeque Ikan di Pulau Cemara Besar (dok.pribadi)"]
1369226184699112071
1369226184699112071
[/caption]

Hari Ketiga, mulai dari pagi hingga sore kami juga berkeliling pulau, menyusur pantai sambil foto-foto dengan menggunakan kapal nelayan. Situs yang dikunjungi adalah Pulau Menjangan Besar dimana ada penangkaran hiu, pulau Tengah, pulau Kecil, dan Pulau Gosong. Menjelang matahari terbenam setelah berbilas di penginapan, kami bergerak ke Bukit Joko Tuwo. Kami mengunjungi situs kerangka ikan paus sepanjang 12 meter dan kemudian duduk santai di gazebo menikmati matahari terbenam dan pemandangan pulau Karimun dari atas bukit.

[caption id="attachment_262952" align="aligncenter" width="300" caption="Berenang dengan Hiu di penangkaran hiu Pulau Menjangan Besar (dok.pribadi)"]

13692263371181918293
13692263371181918293
[/caption] [caption id="attachment_262955" align="aligncenter" width="300" caption="Ikan Hiu Pulau Menjangan Besar (dok. operator)"]
13692264071364693917
13692264071364693917
[/caption] [caption id="attachment_262956" align="aligncenter" width="300" caption="Memberi makan ikan di perairan terumbu karang Gosong (dok. operator)"]
1369226461408573174
1369226461408573174
[/caption] [caption id="attachment_262958" align="aligncenter" width="300" caption="Keindahan terumbu karang kepulauan Karimun (dok.operator)"]
13692265311040245413
13692265311040245413
[/caption] [caption id="attachment_262960" align="aligncenter" width="300" caption="Pesona bawah laut perairan Karimun (dok.operator)"]
13692265901555796819
13692265901555796819
[/caption] [caption id="attachment_262968" align="aligncenter" width="300" caption="Peta Trekking Bukit Joko Tuwo (dok. pribadi)"]
13692270411011717948
13692270411011717948
[/caption] [caption id="attachment_262969" align="aligncenter" width="300" caption="Menikmati Matahari Terbenam di Atas Bukit Joko Tuwo (dok.pribadi)"]
1369227090268800187
1369227090268800187
[/caption] [caption id="attachment_262970" align="aligncenter" width="300" caption="Kerangka Ikan Paus di Bukit Joko Tuwo (dok. pribadi)"]
1369227140375427406
1369227140375427406
[/caption]

Hari keempat, pagi hari kami bersama rombongan jalan-jalan ke sebuah cottage mewah di pulau Karimun, Nirvana Lodge. Konon tanah di pinggiran pantai dengan bukit batu karang dibentuk menjadi penginapan premium dan eksklusif buat wisatawan asing, pemiliknya merupakan warga negara asing. Siang hari menjelang makan siang, kami kembali ke penginapan untuk makan siang dan berkemas meninggalkan penginapan dan meluncur ke dermaga untuk menyeberang ke Jepara.

[caption id="attachment_262971" align="aligncenter" width="300" caption="Berpose di Pantai Nirvana Lodge (dok. pribadi)"]

13692272031366816498
13692272031366816498
[/caption]

Sebagai catatan pada akhir bulan Desember hingga awal Februari, wisata Pulau Karimun ditutup karena ombak dan badai besar dimana kapal tidak dapat berlayar dari Jepara ke Karimun maupun sebaliknya. Pernah ada wisatawan domestic dan asing yang harus terjebak hampir satu bulan lamanya di Pulau Karimun pada saat ombak dan angin kencang melanda kepulauan Karimun Jawa.

Pengalaman keindahan bawah air, mulai dari terjaganya terumbu karang dan variasi ikan-ikan laut di dekat lokasi snorkeling. Pengelolaan wisata yang berbasis kerakyatan, dikelola oleh komunitas nelayan, menjadi lumbung penghasilan nelayan setempat selain melaut/ menjaring ikan.

Salam Hangat,

Edrol

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun