Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kemenangan Semu

6 Juni 2024   17:07 Diperbarui: 6 Juni 2024   17:14 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Buku Edrida dok pri

Kemenangan semu

Edrida Pulungan

Engkau dilahirkan untuk jadi pembunuh

Kau bahagia diatas penderitaan anak-anak yang wafat

Mereka yang terlahir tak berdosa

Hitungan detik kembali pada sang pencipta

Meski tangisnya sudah menyapa dunia

Kau bahagia melihat seorang ibu meratap kehilangan anaknya

Reruntuhan rumah dengan debu serta bau amis darah

Tidak akan tercium sampai ke hidungmu

Mungkin engkau masih menonton channel TV kesayanganmu

Menikmati kopi sambil tertawa terbahak-bahak

Ambisimu terwujud

Menjadi penguasa dunia

Karena tak ada yang mampu menghentikanmu

Kamu bicara di depan media tanpa merasa berdosa

mereka akan menjaga negerinya hingga tetes darah terakhir

Tak akan ada jiwa baja sekuat mereka

Setelah kau luluh lantakkan tanah ini

Kau hancurkan rumah mereka

Kau hancurkan impian anak manusia

Kau biarkan anak-anak, orangtua dan para ibu mereka

berjalan ratusan meter di perbatasan

Gaza hancur

Hingga ke Rafah

Apa sebenarnya yang kau inginkan

Darah para anak-anak syuhada

Ibu- ibu yang kehilangan anknya

Seorang ayah yang menggenggam tangan anaknya yang mati direruntuhan

Hingga akhir hayat mereka mengucapkan La ilaha Illalloh

Engkau hanya menumpuk amarah dan nafsu serakahmu

Membangun kemenangan semu

Demi nafsu angkaramu


Selamat Tuan

kamu sudah menghancurkan generasi paling berani di dunia

Senjatamu tak akan mampu menakutkan mereka

Engkau akan terus hidup dalam mimpi buruk

Selamat datang di neraka Sijjin

Selamat menikmati perbuatanmu di dunia Tuan

Selamat menikmati secangkir bara api dan nanah busuk

Selamat Tuan

Namamu abadi sepanjang zaman

Pembunuh yang meminum darah manusia setiap hari

Hingga membusuk perutmu

Kemenanganmu semu

Kamu kalah

Karena hingga nafas terakhir

Tanah Palestina dijaga para syuhada

Jakarta, 6 Juni 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun