Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Rumah Si Pitung dan Situs Merunda Destinasi Wisata Sejarah dan Budaya Jakarta

4 Januari 2024   19:05 Diperbarui: 4 Januari 2024   19:14 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asyik dapat roti buaya paket komplit  Pak Aya, Bu Aya dan Yaya  semoga jadi sumber berkat, segera jadi ibu. amiin |  doc Edrida

Akhir Desember adalah waktu yang tepat buat saya bisa mengunjungi museum bahari dan salah satunya adalah berkunjung ke  rumah si Pitung sebagai situs merunda, cagar budaya yang dilindungi oleh Pemerintah Provinsi Jakarta Utara. Pada tanggal 22 desember saya mendapatkan undangan berkunjung ke rumah si Pitung dari teman saya Ira yang sudah lima belas tahun jadi tour guide. 

Akhirnya saya luangkan waktu memaknai destinasi budaya dan sejarah di Museum Bahari di Ujung utara Jakarta. Karena sebagai perantau di Ibukota yang hampir sedasawarsa lebih saya menyadari bahwa Jakarta adalah tempat saya merantau, belajar, bekerja dan merajut impian " Indonesia dream"


Saya langsung mencoba gercep naik ojol menuju stasiun Tanjung Priuk tempat berkumpul semua rekan kompasianer yang tergabung dalam komunitas koteka dan melewati banyaknya kontainer dan cuaca sangat panas dengan jalanan yang berdebu.

Akhirnya sampailah saya dengan teman-teman di rumah si Pitung. Akhirnya kesampaian juga dan masih ada pertanyaan mengusik apakah tokoh si Pitung benar adanya atau fiksi karena pernah nonton filmnya. Akan terjawab setelah kemari


         Si Pitung dan Rumahnya

Penulis berphoto di depan rumah si Pitung tanggal 22 Desember 2023 | doc. Edrida
Penulis berphoto di depan rumah si Pitung tanggal 22 Desember 2023 | doc. Edrida

Penulis berphoto di depan rumah si Pitung tanggal 22 Desember 2023 | doc. Edrida
Penulis berphoto di depan rumah si Pitung tanggal 22 Desember 2023 | doc. Edrida

Menurut kisah, si Pitung merupakan nama kelompok perampok yang terdiri atas tujuh orang dengan latar belakang suku yang berbeda. Kata pitung merupakan akronim dari bahasa Jawa pitu pitulungan yang berarti 'tujuh pertolongan'. Mereka merampok kompeni dan tauke, lalu hasilnya dibagikan kepada fakir miskin sehingga si Pitung dianggap sebagai pahlawan yang mirip Robin Hood di Amerika 

Saat masuk gerbang rumah si Pitung, pengunjung membayar lima ribu rupiah. Lokasi tempat wisata Rumah di Pitung berada di Jl. Kampung Marunda Pulo, RT.2/RW.7, Marunda, Kec. Cilincing, Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14150.

 Tempat ini sekarang menjadi bagian dari  situs museum Bahari sebagai destinasi sejarah dan budaya yang bisa dikunjung. Rumah panggung Khas Makassar itu  bukanlah rumah milik si Pitung tetapi rumah itu milik Haji Safrudin, seorang saudagar besar asal Bugis, Makassar, yang dibangun pada 1880, dan Pitung sering mengunjunginya bila datang ke Marunda. Pitung diyakini tidak pernah menetap lama di rumah pemberian saudagar itu. 

Didalam rumah itu terdapat ruang tamu, ruang kamar, serta dapur dan menghadap situ yang juga dilengkapi  dengan ruang tamu ssetelah menaiki tangga depan dan peralatan dapur. Peralatan dan perlengkapan di dalamnya adalah milik budayawan Rahmat Saidi yang disumbangkan pada museum bahari dan menjadi bagian koleksi rumah di pitung didalamnya 

Gambar Ruang Tamu Rumah Si Pitung | doc Edrida
Gambar Ruang Tamu Rumah Si Pitung | doc Edrida
 

Perabotan dapur tradisional  khas betawi | doc. Edrida
Perabotan dapur tradisional  khas betawi | doc. Edrida

Penulis Berphoto di rumah si Pitung tanggal 22 Desember 202 | doc. Edrida
Penulis Berphoto di rumah si Pitung tanggal 22 Desember 202 | doc. Edrida

Rumah tersebut juga dibuat dari kayu ulin yang kuat sehingga kokoh sampai sekarang. Kayunya langsung dari Kalimantan. Sehingga kami bisa naik keatas yang terbagi dua grup dari berkisar  lima belas orang dan melihat kondisi rumah si Pitung.

Ruang tengah si Pitung dilengkapi dengan meja dan kursi serta patung si Pitung | doc. Edrida  
Ruang tengah si Pitung dilengkapi dengan meja dan kursi serta patung si Pitung | doc. Edrida  

Setelah puas di rumah si Pitung kami berjalan sekitar lima belas menit ke Masjid Al-Alam Merunda  yang konon dibangun semalam oleh wali allah dan ulama / aulia. Konon, menurut Kusnadi, Masjid Al-Alam Marunda dibangun hanya dalam waktu satu hari oleh para Auliya pada abad ke-17. 

Masyarakat tidak tahu kapan Masjid ini dibangun. Tapi pagi-pagi masyarakat sudah melihat sudah ada masjid dibangun. Menurut masyarajat setempat  masjid itu bernama Masjid Agung Auliya. Kemudian, berubah nama menjadi Masjid Al-Alam pada 1975 setelah wilayahnya berpindah dari Bekasi ke Pemprov DKI Jakarta.  

oh ya asyiknya ada pesta kejutan , kami menikmati roti buaya besar ada Pak aya, Bu Aya dan yaya sebagia syukuran Ira menjalani prosesi sebagai tour guide dan juga restu ibunya atas pilihannnya. Asyik saya dapat roti buaya dan dapat door prize juga souvenir special greeting paket stationary berisi tanda tangan Pak Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pak Sandiaga Uno

Asyik dapat roti buaya paket komplit  Pak Aya, Bu Aya dan Yaya  semoga jadi sumber berkat, segera jadi ibu. amiin |  doc Edrida
Asyik dapat roti buaya paket komplit  Pak Aya, Bu Aya dan Yaya  semoga jadi sumber berkat, segera jadi ibu. amiin |  doc Edrida

Penulis Beruntung Dapat Souvenir dari Mentri Parekraf bertanda tangan Pak Menteri | doc. Edrida  
Penulis Beruntung Dapat Souvenir dari Mentri Parekraf bertanda tangan Pak Menteri | doc. Edrida  

Berphoto di depan Gerbang Masjia Al-Alam Merunda | doc. Edrida
Berphoto di depan Gerbang Masjia Al-Alam Merunda | doc. Edrida

Makam yang indah dibelakang masjid Al - Alam  ada lukisannya | doc. Edrida
Makam yang indah dibelakang masjid Al - Alam  ada lukisannya | doc. Edrida

Berdoa di makam ulama | doc. Edrida
Berdoa di makam ulama | doc. Edrida

Karena sudah waktu sholat zhuhur dan hampir mendekati sholat ashar maka saya langsung menuju sumur tua yang ada di depan masjid dan segera berwudhu, konon Yang menarik dari Masjid Al-Alam Marunda adalah keberadaan sumur tiga rasa. Banyak  pengunjung yang datang ke sana untuk mencoba air yang ada di sumur tua dan tak pernah kering itu. Airnya sejuk dan dingin saya menimba airnya tiga ember dan langsung sholat di masjid Al Alam di barisan jamaah perempuan 

Kemudian kami menikmati indahnya pantai merunda jelang senja dan matahari terbenam.  Pantai yang masih satu garis pantai dengan Ancol meski tak seindah Ancol. Saya memandang lautnya serta melangitkan doa dan impian semoga makin bahagia jadi warga jakarta dan menikmati semua yang ada di dalamnya. Perjalanan wisata kali ini bagi saya kombinasi wisata sejarah, budaya dan reliji

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun