Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Sahur Paling Romantis

24 Mei 2019   00:35 Diperbarui: 24 Mei 2019   01:24 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Hari kesepuluh di bulan ramadhan.Rana menyempatkan diri mempersiapkan materi bahan ajar untuk perkuliahan esok.Mahasiswanya sudah selesai mid rest dan sudah libur selama seminggu setelah midtest.Rana berharap mahasiswanya tetap semangat kuliah, karena kuliah malam itu di bulan Ramadan akan berbeda dengan bulan biasa, sebagaimana mahasiswa ingin melaksanakan ibadah tarawih atau sudah lelah karena dari pagi sampai sore mereka bekerja.Mahasiswa Rana aadalah mahasiswa karyawan.Rana merasa semangat mengajar selalu untuk mengaplikasikan ilmunya selama ini juga karena kecintaannya pada dunia mengajar dan berada di tengah tengah mahasiswa calon penerus bangasa yang rata -rata mandiri kuliah dengan biaya sendiri.Sehingga Rana merasa semanaga mengingat dirinya dulu juga kuliah sambil kerja dan jadi  mahasiswa yang aktif dan tetap berprestasi dan berkarya

Dia lihat what's up grup mahasiswanya Gruop Mahasiswa HI Bu Dr.Rana.Nampaknya masih sunyi senyap ,.lalu dia menyapa class coordinator, Riska yang biasanya mengurus ruangan dan mengkoordinasikan info darinya

" Selamat sore mahasiswaku, siapa yang hadir ke kampus sore ini'

" Saya gak bisa hadir Bu, ada jadwal shift di kantor saya" kata Ardi"

" Saya bisa hadir Bu, sekalian ngumpul tugas teman-teman" kata Riska

" Saya izin tarawih Bu, dari kemarin belum sempat tarawih karena ikut kelas malam terus"

Rana tersenyum- senyum membaca pesan WA mahasiswanya.Berpapun mahasiswa yang datang ke kampus dia tetap hadir dengan semangat jika bukan karena halangan sakit atau acara penting nb lainnya

Perkuliahan berjalan lancar, ada grup yang presentasi malam ini.Mereka nampak semangat dan kelihatan aktifpresebtasi terkait komparasi kebijakan luar negeri negara Asean.

Jam di tangan Rana menunjukkan jam 09.30 wib, sangking semanaga ya mengajar dia baru sadar dia kelebihan mengajar setengah jam. 

Suami Rana mengirimkan pesan Whats'up up

" bubu, sudah setengah 10 belum selesai ngajarnya?"

" Siap babe, ini baru lihat jam, hehe" saya segera turun ya"

" Sampai jumpa kelas Minggu depan"

" Ya Bu, terimakasih" 

Mahasiswa satu persatu pamit. Rana membereskan absen dan segera turun tangga.Suaminya menunggu di mobil

Perjalanan dari kampusnya di cengkareng menuju rumah berkisar satu jam setengah, untunglah jalan tidak terlalu macet

" Bangun bubu, kita sudah sampai" 

Rana tertidur dengan pulas karena agaknlelaj seharian

Sampai dirumah dia lihat sudah sekitar jam setengah 12, wah benar benar full hari ini

Saat ingin mengambil air minum di kulkas,.Mata Rana melihat meja , ada tumpeng kecil nasi kuning dengan lauk kenyang dan telur, 

" babe, siapa yang masak tumpeng ini'

" Siapa dulu dong, chef paling jago se-jabodetabek,"

" Wah pasti enak, boleh dimakan nih, apa dipandang - pandang aja, hehe"

Fikri suaminya tersenyum sambil menarik kursi dan mengarahkan Bubu duduk

" Yuk kita sahur aja Bu dosen, ini babe masak tadi siang, kita sama sama sibuk, sampai gak pernah  sahur bersama.Kadang hak pakai sahur, padahal sahur dianjurkan oleh Rasulullah, kita percepat aja sahurnya ya, hehe, sudah jam 12 malam, ini  sekaligus syukuran  juga buat bubu sudah khatam Qur'an ditengah kesibukan dan juga syukuran Bu dosen kembali ngajar di kampus, semoga kelak ilmunya berkah, biar mahasiswanya kelak bisa sukses jadi diplomat, dosen, konsultan atau seperti suamimu ini multi talent, hehe"

Rana begitu terharu, akhirnya ramadhan ini, dia bersama suaminya bisa sahur bersama, sungguh kebahagian yang sederhana bagi mereka.Karena keinginan Rana ramadhan ini memberikan kebersamaan dan kebahagian bersama bagi mereka.

Rana tak tahu bahwa suaminya sudah memecahkan 3 piring, menghanguskan kentang goreng, karena terburu-buru buru masak sambil lihat jam susah sore dan harus menjemputnya di kampus

Kebahagian butuh usaha.Pasangan itu akhirnya bisa berdamai dengan waktu ditengah perbedaan mereka yang begitu banyak 

Gema azan Subuh berkumandang, Ramadhan menghantarkan kedamain

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun