Ini puisi tentang hubungan-hubungan kita
Jarak dianatara kita seperti garis imajiner
Tak jelas dan hanya garis putus-putus saja
Interaksi kita begitu datar
Wajahmu sinis dan angkuh
Ruangan dan semua penghuninya tunduk dibawah kuasamu
Ada umpatan, hinaan, kata-kata kasar keluar dari lisanmu
Ada banyak pekerjaan yang terbengkalai
Pemboikotan, Pengkhianatan dan Penghinaan
Kau takut kehilangan tahta
Energi positif kehilangan pantulannya
Padahal fitrah manusia selain nafsu serakahÂ
adalah berdamai dan bekerjasama
Terkadang begitu miris dan naif
Siapa yang tertindas
Siapa yang menindas
Sepertinya jejak penjajah tak mau pergi
Dari lingkaran rasa
Maaf tuan
Maafkan
Ini bukan puisi politik atau semacamnya
Nepotisme adalah panglima
Anak siapa kamu
Menantu siapa
Jika tidak jangan ingin punya tahta
Semua sudah di atur porsinya
Fasilitas luar biasa
Hanya mereka yang boleh duduk disana
Hanya untuk lingkaran kuasanya
Tidak akan pernah ada ruang untukmu
Maap pintu ada di depan sana
Silahkan keluar jika tidak berterima
Sudah paham
Ini bukan puisi politik
Ini puisi terapi
Akh bangunlah dari pejammu
Apa belum sadar disini teater sebenarnya
Pergi jika tak mampu bermain peran
sudahkah kau pasang topengmu
2011, Kramat Raya