Apa yang membawa langkahmu
Pada semilir senja
Sejauh mata memandang
Padi hijau menguning
Seperti burung pipit yang sabar
Menunggu bulir bulir padi
Di tanah bumi Mandailing Natal
Â
Ini kali pertama rakyat bersua pemimpinnya
Di kota santri engkau tiba
Psantren Purba  saksi sejarah
menempa santri untuk ummat
Pencerah dan penyejuk masyarakat
Bermalamlah disanaÂ
Rasakan alunan kalam suci membahana
Dari gubuk-gubuk sederhana awalnya
Â
Jelang pagi sang presiden nikmati kopi khasÂ
Seduhlah sang waktu bersama kopi mandailing arabika
Kelak dengarkan cerita tetua adat disana
Orangtua bangga anaknya menjadi ulama
Atau menjadi saudagar ternama
Membangun sendi ekonomi bangsa
Â
Lalu melangkahlah sang presiden kita menuju  Barus
Kota bersejarah  di daearah Tapanuli Tengah
disebut sebut  namnaya hingga eropa, india dan timur tengahÂ
Pintu masuknya agama islam dan nasrani
Penuh damai dan cinta kasih
Dalam perdamaian dan peradaban abad ke enam
Â
Wahai Pak Presiden
Bawa pulang kedamaian dari Mandailing Natal dan Barus
Ceritakan betapa indahnya persaudaraan yang dirajut dalam kebersamaan
Kelak kami akan doakan Pak Presiden mengundang kami ke istana menyenandungkan lagu "ketabo" diiringi gondang sambilan
Â
Pak Presiden, horas ma tondi Madingin
Sehat selalu dan selamat bertugas untuk negeri
Â
Jum'at, 24 Maret 2017, Mandailing Natal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H