Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Celengan, Al Ghazali dan Algojo

25 Agustus 2016   19:43 Diperbarui: 25 Agustus 2016   20:00 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuan-tuan dan puan hari ini bersejarah

Tanggal dua puluh lima

Di hari merdeka

Namun rasanya terjajah

Celengan kodok itu harus dipecah

Hari ini jadi lembaran-lembaran kisah

Algojo-algojo itu berbaris dengan  pakaian merah

Berhasil  kelihatan gagah dan pongah 

Kalimat sang hakim abadi di ingatan

Kata-kata yang merendahkan

Melemahkan semangat juang

Mereka pencuri impian

Di balik nama besar

Benar kata Al Ghazali

Ilmu terbaik adalah mengenal diri

Ruang-ruang bersendi pun tak mampu

Meretas kemajuan dalam persimpangan

Selamat tinggal penjajahan

Ini kali terakhir

Berada dalam gema perkataan yang fakir

Tinggalkan semua hingga akhir

Berserah dan pasrahlah

Meski merasa kalah

Ingat berapa kali dinding itu bergema

Gema yang panjang dan lirih

Mendengar tangisanmu merintih

Lalu mereka berskenario

dan menjadi algojo

Mengeksekusi lemahmu

Menggantung waktu tanpa tali

Di menara gading di eksekusi

Apakah kamu sudi mimpimu di belati

25 Agustus 2016, Pinggiran Kota Depok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun