Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Stasiun Terakhir di Kelopak Matamu

9 Agustus 2016   17:58 Diperbarui: 9 Agustus 2016   18:02 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dingin merayap dengan kalap

Namun hatiku menghangat

Selepas fajar pagi yang seksi

Prosesi pagi dimulai lagi

 Kau raih tanganku yang menggigil dingin

Kau letakkan di dadamu yang bidang

”Lekas sayang kereta pagi akan datang”

Bisikmu ditelingaku

Seperti suara merdu kicau kenari

yang membangunkan lelapku

dipagi ini

Kita melangkah beriringan

Menuju stasiun Palmerah setelah stasiun tanah abang

Kita berdiri bersisian

Diantara manekin-manekin hidup

yang mengkhayal

yang bercanda

yang saling melirik

 yang dan sibuk dengan gatgetnya

yang bayinya menangis

yang matanya sembab baru diputus kekasih

yang wajahnya berbinar karena dilamar sang pacar

saat ramai dan riuh ribuan mata dan kaki yang terburu-buru

berebut mengejar waktu dan tempat duduk

dan pandanganku merunduk

dan aku dan kamu diantara mereka

dalam degup hati yang sumringah

berbinar di hati yang mewah

Keretapun berhenti

Kita akan melangkah

Menjemput cita-cita dengan tujuan berbeda

Namun kita telah bersama dalam prosesi pagi

                             Keberangkatan kita dilangkah yang sama

Akankah kita bersua kembali

 Palmerah tempat pertama kita jumpa

Inikah stasiun terakhir untukmu dan untukku

Saat kita berhenti menjemput kenangan

serta kedamaian yang selalu hadir

Semalam aku bermimpi engkau memakai jas putih

Dan seorang perempuan disisimu bukanlah diriku

Aku takut, gundah gulanaku

Berlabuhlah kekasihku

Jadikan aku stasiun dengan tujuan terakhirmu

Dalam gerbong-gerbong rindu yang mengantarkanku di setiap peron

Palmerah, 9 Agustus 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun