Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tinggikan Cita-citamu

5 Juli 2016   15:25 Diperbarui: 5 Juli 2016   15:48 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bolehkah ku petik bintang di langit

dan menggantungkan cita-cita masa kecilku 

disana

di langit biru

cita-cita

oh cita-cita

cita-cita 

mengapa harus ditinggikan setinggi langit

apakah aku masih boleh bermimpi

apakah mimpi itu paripurna

Nyatanya Bapakku mengatakan

Tetaplah bercita-cita setinggi langit

Bahkan melebihi tinggi badan yang mungil itu

Seandainya tak sampai langit 

Cita-citamu akan tergantung di bintang-bintang

Memberi cahaya pada metamorfosa hidup

Kata Bapakku

Cita-cita yang kukejar

Diatara kehidupan yang hanya sedepa

Cita-citaku hampir paripurna

Saat menuju kepala tiga

oh lamanya

sesabar-sabarnya waktu bersamaku

Aku  raih cita-citaku

Melewati cita-cita Bapakku

ya bintang Bapakku hanya satu

sedangkan aku dapati empat bintang itu

Namun aku merasa bukan pemenang

Aku merasa terlambat

Dalam penat

Cita-citaku sederhana

Bapakku menemaniku memetik bintang itu

Memetik cita-citaku yang kukejar itu

Apa daya Bapak pergi di Shubuh Pagi

Dia membiarku menikmati bintang itu sendiri

Lalu menepi aku di kota kecil ini

Kudapati lagi cita-cita yang baru

Meneruskan cita-cita Bapakku

Menerbitkan sebuah buku tentang Rindu

Kerinduan yang abadi untuk Tuhanku

oh ternyata cita-cita tertinggiku 

hanya menjadi Sang Pecinta yang papa

pecintaNya yang mengejar shubuh

Padang Sidimpuan Penghujung Ramadhan 5 juli 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun