Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepada Tuhan pada Sepasang Bola Matamu

21 Juni 2016   15:40 Diperbarui: 21 Juni 2016   15:46 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

aku melihat telaga pada sepasang bola matamu

hingga aku terjatuh

memandangmu dan tersungkur

dalam pandanganku yang utuh

penuh peluh

hingga ku yakin kepada Tuhan 

yang  begitu sempurna

menciptakan sepasang bola matamu yang indah

dan menghipnotisku dalam detiknya

mungkin mata yang paling bening kuselami

hanya mata indahmu

Namun kepada pemilik sepasang bola mata itu

yang tak pernah melihatku 

dalam labirin waktu

buang angkuhmu

tahukah kamu

Tiada lelah kumemandangmu

Tak bergeming 

Tak berdenting

Seperti pokok cemara yang mudah menari dan lunglai

dibuai angin di rantingnya

Seperti melati yang wangi menusuk aromaku

diujung helai di kelopaknya

namun mataku hanya membingkai sepasang bolamatamu

dan membiarkan telaga dan syurgawi yang kuselami

dalam imajinasi diamku

Maka Kepada Tuhan pada Sepasang bola matamu

Aku rindu

Aku terpaku

keluarkan aku dari dunia kelamku

Aku terperosok dalam lumpur

dan Aku merindu Tuhan karena sepasang bola matamu

katakan pada Tuhan

Aku ingin dirindu

Aku ingin indah

dalam pandanganNya yang syahdu

Aku ingin Dia tahu aku pecinta yang merindu

Nuzulul qur'an Ramadhan dalam kelopak rindu

Masjid Kubah emas,  juni,Depok 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun