Kemarin di bulan penuh cinta
February di tanggal satu
kau tinggalkan aku di rumah kayu
di dusun desa Meriah Karo
Aku sendiri dan merindu
**
Engkau tersenyum takzim
Kau titipkan buku harianmu bersampul coklat
"Di buku itu kutitipkan asa jiwa dan impianku,
Doakan aku Dinda
Kan Kubawakan photo terbaik Siabung untukmu ya"
Katamu sambil berlalu
dan memicingkan sebelah matamu
Mengangkat kepalan tangan kananmu ke langit
dan tertawa kemenangan memandangiku
dengan kedua tangan hampa menjulur kedepan
hanya angin yang kurasa tanpa pelukanmu
Engkau pergi dengan senyuman
**
"Aku ingin sekali pameran amal
Kelak akan terpajang karya photoku yang gemilang
Akan banyak mata memandang
Semua orang yang mencinta Tuhan dan Ciptaanya
Termasuk Sinabung yang kusayang"
inilah impianmu ke 101 setelah 100 impianmu tercapai
termasuk menemukan 2 pengelana asing pecinta Alam, syuga BumiNya
**
Millala Impianmu terwujud
dan engkau kembali dalam pelukan sinabung
dalam letupannya yang meriah dan menari bersama debu yang menyelimuti jiwamu
ini puisiku untukmu
Memandangi
lukisan terindahmu
ada bulan, Sniabung yang menyanyi dan Mentari kau abadikan indah
Betapa Tuhan Mencintai dirimu dan karyamu
Disaksikan oleh banyak pasang mata
aku memeluk lukisan terakhirmu dalam cinta
Milala
Engkau Lelaki yang kembali dalam pelukan sinabung
Salihara, Untuk Thomas Milala, RIP Lelaki Sumatera pecinta Sinabung, 16 April 2014
[caption id="attachment_332105" align="alignleft" width="300" caption="Thomas Milala. doc FB Thomas"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H