Bumi semakin tua. sudah milyaran tahun usianya. Para penghuninya pun semakin sesak dengan angka populasi penduduk dunia yang semakin bertambah. Setiap negara merasakan bagaimana dampak perubahan iklim. Kondisi cuaca yabg tak menentu. Bencana dimana-mana. Mulai dari banjir, tanah longsor hingga kutub es yang semakin mencair. Bahkan populasi orang utan, harimau, gajah, dan burung sebagai bagian dri ekosistem hutan semakin berkurang, musnah hingga langka. Jadi Bumi seolah bukan tempat yang nayman lagi dihuni oleh manusia. Semakin panas dan gersang. Lalu hal kecil apa yang bisa kita lakukan.
Salah satunya adalah edukasi lingkungan. Mulai dari membuang sampah dan memilah antara yang organik dan non organik. membuat lubang biopori dan penanaman pohon. Untuk aktifitas yang terakhir ini makin semarak dimana-mana. Apalagi di Indonesia yang dianggap menjadi bagian dari paru-paru dunia setelah negara Brazil. Bahkan Presiden RI dengan Kementerian Kehutanan , Dewan Nasional Perubahan Iklim ( (DNPI), dengan LSM seperti WALHI, CIFOR , GNI ( Green Network Indonesia)dan organisasi Volunteer seperti TCPI ( The Climate Project Indonesia) ikut serta mengedukasi masyarakat untuk peduli lingkungan melalui aktifitas hijau di seluruh daerah di Indonesia. Hal ini mengingat bencana alam semakin sering terjadi sehingga butuh antisifasi dan penanggulangan bencana.
Pada tanggal 25 April 2014 tepat hari jadi saya kemarin, saya merasa beruntung sebagai Delegasi Green Netwrok Indonesia berkunjung ke Brunai Darussalam dalam acara silaturrahim lingkungan dan penanaman pohon serta bersua dengan para LSM penggiat lingkungan seperti Beach Bunch dan Permai Green Club. Brunai memang kota hutan yang sangat sejuk dan hijau sehingga Indonesia dan Brunai saling bekerjasama dalam melestarikan hutan dan lingkungan sekitar.
Delegasi GNI juga melaksanakan penanaman pohon Gaharu di hlaman kantor Baru Kedutaan Republik Indonesia yang dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Brunai yakni Bu Nurul Qom,ar dan Wakil Dubes Bapak Dr. Pribadi Sutiono dan Atse perdagangan Pak Rudy Widagdo dan Juga Former ambassador Brunai , para pengusaha Yadi Riyadi, Zainuddin Dato Haji Marsal dan juga Persatuan masyarakat Indonesia di Negeri Brunai Darussalam ( PERMAI).
Pohon gaharu adalah pohon yang menjadi lambang persahabatan Indonesia Brunai. Ada sekitar enam pokok pohon gaharu yang ditanam. Setelah itu delegasi juga tour melihat suasana kota Brunai yang asri, sepanjang jalan di hiasi rimbun pepohonan, udara bersih dan burung belibis yang sering terlihat terbang disekitar kota. Bahkan kota Brunai sangat bersih dan tidak ditemukan sampah. Wajah negeri yang hijau dan bersih membuat delegasi sangat betah untuk berjalan-jalan. Bahkan ada juga pemukiman kampung air di pinggir sungai yang teratur , tertib dan rapi sehingga menjadi objek wisata bagi pengunjung.
Silaturrahim yang indah dan berkesan. Tiga hari di Brunai mengingatkan akan satu kebaikan dalam satu kitab suci al qur'an. Bahwa kerusakan dimuka bumi adalah akibat ulah manusia. Oleh karena itu dan jika seluruh ciptaan Tuhan seperti alam dipelihara dengan baik maka akan menjadi anugrah bagi manusia dan tempat tinggal yang baik untuk menyemai semua mimpi dan cita-cita untuk masa depan yang lebih baik. Karena bumi, laut, udara adalah milik kita bersama yang kelak diwariskan untuk anak cucu kita. Tanggal 22 April memang sudah berlalu, namun mari kita rayakan hari bumi setiap hari dengan menjaganya dengan janji. Green your day, green your heart :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H