Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

New Ending 2015

1 Januari 2015   01:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:04 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hidup memang harus bertumbuh

Seperti kecambah yang  bergerak menatap matahari

Bertunas, menghijau dan tumbuh

Hidup memang terus berputar

Seperti kelopak mawar yang mulai mekar

dan menebar wanginya

dan teguhnya akarnya yang menjalar

karena hidup bukan kelakar

**

Hidup kadang seperti sekeranjang durian

Kadang kita  tersentuh dengan wanginya

kadang kita terluka dengan durinya

Namun hidup memang perjuangan

Jalan-jalan tertatih dan panjang

Melewati ujian mewarnai impian

**

Hidup memang butuh kaki

Menjejakkan langkah pertama hingga terhenti

di titik puncak

Dalam hitungan detik yang memeluk tahun

**

Engkaupun tahu raga semakin menua

Jiwa semakin menggundah

namun jiwa yang selalu muda

akan menggelora dalam raga yang berkelana

**

Engkau terdiam di titik jeda

Merenung dalam sesal masa lalu

Mungkin semua telah berubah

Ada asa yang tertunda

Ada jiwa yang tak seirama

Ada aksara yang kehilangan penanda

Ada wajah yang kehilangan senyumnya

**

uppphh...

tatap langit biru yang luas

yang bersanding dengan laut yang tabah

mereka ikhlas menerima karunia dan sunnatullah

langit berdamai dengan petir

laut berdamai dengan ombak

**

Engkaupun harus berdamai dengan egomu

Meski harapan tak jua terwujud

Namun jiwamu semakin tumbuh

dan tak boleh terhanyut

**

Berpuisilah

dalam sajak-sajak kehidupan

yang engkau harus syairkan dengan keikhlasan

berdoalah

dalam tarikan nafas panjang

Seolah Tuhan akan kabulkan dengan keridhoan

**

New ending

adalah perjalanan kehidupan yang indah

sebuah akhir  kisah baru yang engkau rajut sendiri

dengan sepenuh jiwamu

Sesunguh-sungguh hati yang kau letakkan

disetiap jalan yang kau lalui

Setiap impian yang kau percayai

Meski banyak cibiran berkelindan

Seolah cerita mengalir dan berakhir getir

Bukankah engkau bisa rangkai dengan multi tafsir

**

Mungkin Engkau lelah

Merasa telah berjalan jauh sudah

Batinmu pasrah dan berteriak " Ah sudahlah;

**

Bercerminlah ke telaga

lihatlah wajah sendiri

Hidup adalah dua sisi mata koin

Engkau insan dengan seribu kata mampu

Engkau juga insan dengan seribu kata ragu

Terkadang semua asa berperang dalam bathinmu

Seperti alunan musik yang beradu dalam orkestra kehidupan

Semua riuh dikepalamu

""

Engkau  tak berani melangkah

Setiap keraguan mengahantui

Agar engkau berhenti

Pergi dan berlalu

dari  langkah awal yang pernah engkau tuju

**

ahhhhhhhk

Berteriaklah kencang

Lepaskan segala gundah, lelah dan gelisahmu

Engkau punya seribu akhir baru yang bisa engkau rangkai sendiri

Menjadi jalan-jalan menuju harapan baru hidupmu

Menuju kisah-kisah indah yang mengalahkan kelabu

Tersenyumlah

Bersinarlah

Cemerlanglah

Gapai hari baru

Nafas baru

Harapan baru

Kekuatan baru

Cemerlanglah

dan jadi yang terindah

di penghujung tahun yang menapaki awalnya

**

Bukankah engkau terlahir dari rahim keberanian

Diperjuangkan dengan cinta

Untuk menebar cinta

dengan semua talenta yang engkau punya

Bebaskanlah

Merdekakan jiwamu dengan asa

**

New Ending adalah perjalanan yang tak akan berakhir

Bukan perjalanan biasa saja

namun perjalanan menuju mahakarya

Karena engkau ada didalamnya

Sebagai pelakon utama

Sebagai kekasih  kecilNya yang hadir untuk mempersaksikan

Setiap karunia dan keajaiban kehidupan

Betapa engkau adalah insan istemewa yang hadir ke dunia

Untuk memberi arti tentang makna cinta

" ketika desember berakhir dalam cerita baru, selamat tahun baru seluruh keluarga kompasianer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun