Mohon tunggu...
Eddie Boentoro
Eddie Boentoro Mohon Tunggu... wiraswasta -

Senang merangkai nada2,Pemusik , Suami dari seorang isteri, ayah dari 4 orang puteri, kakek dari 6 cucu.Menjadi berkat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jatuh dari Gajah yang Mengamuk

26 Februari 2012   23:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:59 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun yang lalu ketika kami suami isteri beserta anak mantu berkesempatan jalan jalan ke Bangkok .Masih teringat pada waktu itu setelah meninggalkan Changi Airport flight kami langsung menuju Phuket.Tour yang kami ikuti adalah tour yang di kelola oleh tour dari Singapore dan pesertanya waktu itu tidak banyak cuma 7 orang sehingga travel kami tidak disertai tour leader, akan tetapi hanya diberikan voucher hotel dan penjemput ketika sampai di Phuket. Kami mendarat waktu itu di Phuket senja hari sehingga malam pertama tour kami masih sempat utk melihat cabaret show dari "wanita wanita" cantik tsb. Keesokan paginya setelah sarapan pagi kami diajak tour leader untuk melihat industri penggosokan batu permata,kerajinan tangan, dan makan siang disuatu tempat yg cukup indah karena dari tempat itu kita dapat melihat pemandangan yg dibawah.Dari tempat makan kembali kami bertujuh dengan kendaraan minibus yg terdiri dari kami suami isteri, anak ,mantu dan tiga  peserta lain dari Singapore dan China mengunjungi pabrik tenun dan tempat jajan/ snack2 khas Bangkok. Sekitar pukul 16.00 waktu Bangkok yg berarti sama waktunya dengan WIB kami di tawarkan utk naik gajah disuatu tempat yang luas yang dimana terlihat oleh kami tempatnya sangat penuh dengan pohon2 karet bercampur pohon2 besar ,lokasinyapun berbukit bukit kecil. Karena mendengar dari mereka yang pernah naik gajah di tempat tempat seperti itu mengasyikan dan katanya aman, maka sore hari itu sangat sayang rasanya apabila kami tidak mencoba berada dipunggung gajah besar itu untuk menaikinya sambil ber-jalan2 dihutan tersebut. Setelah membeli ticket utk dua gajah , maka kami suami isteri mulailah naik ke rumah panggung yg agak tinggi sebagai tempat untuk dapat memudahkan kami naik diatas punggungnya si gajah. Gajah tersebut diperkirakan 2,5 meter tingginya gadingnyapun terlihat panjang menandakan umurnya sudah cukup tua . Anak dan mantu kamipun menaiki gajah lain yang terlihat  hampir sama besarnya. Sebelum kami mengambil keputusan untuk membeli ticket dan menaiki gajah itu kami berulang ulang bertanya kepada tour leader dan pemilik tempat rekreasi tersebut apakah save dan tidak ada masalah ? Kami dijamin aman dan tidak akan terjadi apa2, pernyataan inilah juga yg membuat kami berbesar hati utk mau mencoba berpetualang bersama gajah dan pawangnya dihutan tersebut. Wajah gembira terlihat oleh mantu dan anak kami begitupun sebaliknya ketika gajah kami beriring iringan berjalan .Ceklik ceklik bunyi kamera mantu kami mengambil moment2 indah pada sang mertuanya . Karena lokasi tersebut bukan datar sehingga gajah tersebut kadang2 punggungnya seperti menurun dan tempat duduk kamipun terasa seperti turun kebawah. Adakalanya kami meliwati got kecil, kemudian naik..........wah...asyik sangat menyenangkan, itulah yg kami rasakan di limabelas menit pertama.Petualangan bersama dilanjutkan dan kami masih beriring iringan masuk kehutan yang lebih jauh. Ketika itu selintas terpikir oleh kami bagaimana  apabila gajah yang kami naiki ini ngamuk ?dan apa yg harus kami lakukan apabila itu terjadi? Akan tetapi keraguan itu terlupakan setelah mendengar jawaban si pawang bahwa ia sudah bekerja bertahun tahun menjadi pawang gajah dan selama ia bekerja belum pernah gajah gajah itu mengamuk. Perjalanan bergajah tidak terasa sudah berjalan duapuluh menit dan kamipun meneruskan jalan pulang dari arah lain ketempat semula kami start. Kami masih ingat dikebun karet yang luas yang sudah tidak terurus gajah kami berhenti dan tidak mau jalan.Si pawang yg katanya sudah berpengalaman bertahun tahun itu mencoba memukul sangat keras keatas punggung dengan alat khusus berupa besi tajam bagaikan pengait kalau tidak salah.........Tar!! Suara pukulan keras sang pawang keatas gajah tersebut tidak menggerakan kaki gajah tersebut untuk melangkahkan kakinya . Hati kami berdua mulai waswas, sebab yg kami kuatirkan bagaimana kalau sang gajah ini mengamuk karena sakit akibat pukulan sang pawang . Baru saja pikiran kami selesai tiba tiba gajah yg ber-ulang2 dipukul itu bergoyang goyang baik kepala maupun badannya yang besar itu. Anak mantu kami yg sedari tadi memperhatikan gajah kami yg tidak mau jalanpun tidak sempat untuk menolong kami ,apalagi untuk membuat foto boroboro inget . Gajah yg kami naiki terus bergoyang marah sambil mengeluarkan suaranya yg keras seperti ada difilm Tarzan ketika dipanggil auooooooo. oleh raja hutan tersebut.Si pawang tidak dapat mengendalikan gajah itu, diapun terpelanting jatuh, nah........ tinggal kamisuami isteri yg sudah berusia lebih dari setengah abad ada diatas gajah digoyang goyang tidak beraturan. Anak mantu kami beserta gajahnya dibawa kabur oleh pawang mereka untuk menghindari kemungkinan ketularan ngamuk . Waktu itu tanpa terasa saya jatuh dari tempat duduk yg ada diatas gajah tersebut,akan tetapi belum sampai terjatuh ketanah melainkan kaki saya masih menyangkut dirantai gajah beberapa detik. Setelah saya jatuh saya tidak sadarkan diri beberapa menit sadar sadar setelah isteri saya bilang kepada saya lekas menauh dari gajah. Rupanya isteri sayapun terpelanting ketika saya tergantung rantai dengan kepala dibawah kaki saya diatas . Kami berdua waktu itu benar benar hanya mengandalkan pertolongan Tuhan, bayangkan saja si pawang dengan muka berdarah yg mencoba untuk memancing gajahnya mengejar dia akan tetapi tidak terpancing .Melainkan dari jarak sekitar 7 meter sang gajah menatap kami berdua yang sedang ketakutan. Isteri saya kakinya terluka dibagian pergelangannya,perutnyapun tergores gores rantai pengikat tempat duduk gajah, telinga dan kepala saya berdarah napaspun sesak , kami berpikir kalau si gajah ini menyerang kami waktu itu tentu kami tidak bisa lari dan cilaka .Akan tetapi syukur kepada Tuhan sang pawang bersama beberapa temannya datang membantu utk mengusir gajah itu menjauh dari kami . Dan kamipun selamat dari hempasan si gajah . Kemudian kami langsung dibawa ke RS.BangkokInternational yg berada di Phuket dan langsung di cek bagian dalam dada kami yg sesak itu ,ternyata ok ..... tidak ada benturan  hanya telinga,kepala dan lutut saya harus mengalami beberapa jahitan. Sedangkan isteri saya yg perutnya terbentur bentur dan tergesek rantai syukur...... bagian dalamnya pun tidak mengalami sesuatu yg parah, hanya pergelangan kakinya ada yg retak sehingga harus di gips. Rencana liburan beberapa hari di Phuket diganti dengan harus menginap di Rumah sakit. Akhir cerita jalan jalanpun dilalui oleh isteri saya dengan pulang ke Indonesia memakai kursi roda .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun