Dugaan saya, ada keinginan kuat Maurizio Sarri mengganti Kepa karena Willy Cabalero punya riwayat yang bagus dalam adu pinalti, selain memang Kepa terlihat dua kali mengalami kesakitan.
Namun, oleh Kepa ditangkap ia akan diganti karena ia cidera. Ekspresi penolakan tersebut sebenarnya ia hanya ingin meyakinkan sang manajer, bahwa ia baik-baik saja dan siap melanjutkan pertandingan.
Inilah miss komunikasi tersebut. Antara keinginan dan pemahaman manajer dan pemain tidak sama. Hal ini juga sering terjadi dalam organisasi/tim. Ada pergantian ketua organisasi/perusahaan, dipahami oleh yang akan diganti karena kinerja buruk atau karena pelanggaran, padahal belum tentu. Ia diganti karena atasan atau manajer melihat ia lebih prospek di tempat dan posisi yang berbeda.
Tulisan ini tidak bermaksud menyinggung hal-hal yang kebetulan berkaitan, sama sekali tidak. Tulisan ini hanya mengurai kesalapahaman (miss komunikasi) yang sering terjadi dalam tim atau organisasi.
Jika hal ini dibicarakan dengan tenang dan cermat, tentu hal ini tidak akan terjadi. Misal Kepa melalui kaptennya mengatakan ke manajer, ia baik-baik saja dan siap melanjutkan permainan. Namun, jika karena taktik, sang manajer melalui kaptennya juga harus mengatakan ke Kepa bahwa ia sengaja menggantinya untuk keperluan taktik.
Hal yang mudah bukan jika semua dibicarakan dengan kepala dingin dan tanpa marah-marah atau curiga.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H