Mohon tunggu...
Edo Rusia
Edo Rusia Mohon Tunggu... -

Pekerja swasta tinggal di Jakarta. Setiap hari menggunakan sepeda motor untuk mencari nafkah di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Duka untuk Para Pekerja Jalan

19 April 2012   02:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:27 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MEREKA bekerja untuk para pemilik kendaraan. Mereka adalah para pembangun jalan tol. Jalan yang dilintasi banyak para kelas menengah ke atas. Tapi kini mereka terpuruk tanpa daya, kembali kepada Sang Maha Pencipta. Kami berduka. Kecelakaan lalu lintas jalan merenggut lima nyawa pekerja jalan, Jumat (6/4/2011) dinihari di ruas tol TMII arah ke Cibubur, Jakarta Timur. Stasiun tv swasta SCTV, Sabtu pagi memberitakan, selain korban tewas, ada empat korban luka yang dibawa ke rumah sakit. Derita rakyat jelata. Kronologis kecelakaan tragis tersebut, seperti dilansir tribunnews.com, melibatkan tiga unit truk dan satu mobil boks, sekitar pukul 03.00 WIB. Kecelakaan menimpa belasan pekerja dengan dua truk dan satu mobil boks, yang sedang diparkir di bahu jalan untuk mengerjakan aspal tol Jagorawi. Arif Siswanto (17), seorang pekerja aspal jalan tol menceritakan, awalnya ada sebuah truk pasir dari arah Cawang ke arah Cibubur. “Mungkin karena mengantuk, tiba-tiba truk belok kiri menabrak truk yang lagi parkir,” ujarnya, saat ditemui di Kamar Jenazah RS Bhayangkara Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (6/4/2012). Tabrakan beruntun pun tak dapat dihindari. Truk pasir tersebut menabrak truk Dyna berwarna merah. Dengan kecepatan tak berubah, truk pasir juga menabrak bagian belakang sebuah mobil boks berwarna silver, sehingga membuat mobil boks tersebut terdorong keras ke depan, dan menabrak truk berisi aspal. Belasan pekerja aspal yang berada di antara truk aspal dengan mobil boks tergencet. Beberapa korban bahkan ada yang tertimbun pasir dari truk yang menabrak. “Truk aspal itu ketabrak sampai terpelanting ke luar,” imbuh Arif. Sopir truk bermuatan pasir yang menabrak langsung melarikan diri. Sementara itu, korban selamat sempat berjuang mengevakuasi korban meninggal dunia yang tertimbun muatan pasir. Kecelakaan ini menjadi kedua terburuk setelah kasus Tugu Tani, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Kasus yang menewaskan sembilan pejalan kaki itu, kini memasuki proses peradilan. Sang penabrak mendekap di tahanan. Kelak, bila sang sopir truk tertangkap, bukan mustahil diseret ke meja hijau. Perangkat perundangan kita memungkinkan hal itu. Bahkan, sanksi bagi sopir yang melarikan diri saat terlibat kecelakaan, bisa lebih berat ketimbang yang langsung menyerahkan diri. Satu fakta lagi, kecelakaan lalu lintas jalan berdampak pada banyak aspek. Ada ekses ekonomi, sosial, bahkan hukum. Duka yang dalam menjadi dampak yang paling memilukan. Perginya keluarga tercinta tak bisa tergantikan. (edo rusyanto)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun