Mohon tunggu...
Edo Rusia
Edo Rusia Mohon Tunggu... -

Pekerja swasta tinggal di Jakarta. Setiap hari menggunakan sepeda motor untuk mencari nafkah di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Petugas Pun ‘Membiarkan’ Itu Terjadi

17 April 2012   03:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:31 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LALU lintas jalan Jakarta penuh dinamika. Jalan Jakarta seakan tak mampu menampung beban ketika jam-jam sibuk. Pagi dan sore hari. Maklum, Jakarta punya sedikitnya 12 juta unit kendaraan. Beragam, perilaku pengendara. Entah itu penunggang roda dua, pengemudi roda empat, pesepeda, hingga pejalan kaki. Ada yang taat pada aturan lalu lintas jalan. Tapi tak sedikit yang melanggar aturan. “Sedikitnya ada 800 ribu pelanggaran lalu lintas jalan setiap tahunya di Jakarta,” kata Komisaris Besar Polisi Royke Lumowa, saat menjabat Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Perwira polisi yang kini menjabat sebagai Kepala Bagian Keamanan dan Keselamatan Korps Lalu Lintas Polri itu, menilai bahwa perilaku pengemudi memegang andil besar. Maksudnya, kecelakaan lalu lintas jalan yang terjadi dominan dipicu oleh perilaku pengendara. Bagaimana dengan ketegasan petugas? Menurut saya, hal itu juga punya peran penting. Disamping kesadaran para pengguna jalan dalam menghargai peraturan yang ada. Petugas yang tegas dan konsisten menjadi kunci penting terwujudnya keselamatan jalan. Sudah menjadi rahasia umum, pengguna jalan bakal tertib dan taat manakala ada petugas di dekatnya. Walau, kalau kita melihat foto di tulisan ini, argument itu luluh. Petugas tak berdaya di tengah meruyaknya roda dua di perempatan jalan Kuningan, Jakarta Selatan. Petugas seakan ‘membiarkan’ terjadinya pelanggaran aturan jalan. Sepeda motor bergerombol di bawah jembatan layang. Kendaraan dari arah Warung Buncit menuju Kuningan semestinya berhenti sebelum lampu merah. Namun, pemotor memilih menunggu di bawah jalan layang. Penumpukan seperti itu bak pemandangan rutin di kawasan itu. Kenapa tidak ada aksi dari petugas? Ya. Kita percaya, petugas yang tegas dan konsisten bisa ikut menertibkan lalu lintas jalan. Apalagi, jika diiringi dengan tauladan dari para petugas. Biasanya, guru kencing berdiri, murid kencing berlari. (edo rusyanto)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun