Mohon tunggu...
Edo Rusia
Edo Rusia Mohon Tunggu... -

Pekerja swasta tinggal di Jakarta. Setiap hari menggunakan sepeda motor untuk mencari nafkah di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membandingkan HIV dan Kecelakaan Jalan

2 Desember 2011   13:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:55 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

WAJAH Susan ceria. Dia didaulat bernyanyi oleh pengunjung kafe. Melantunlah lagu country nan ciamik dari bibir Susan. Usai menyanyi, para pria menyalami sang gadis manis berdagu bak lebah menggantung itu. Senyum Susan tak pernah lepas. Sementara itu, malam terus merangkak di tengah kota Jogjakarta. Kami melenggang meninggalkan kafe yang cukup ramai itu. Susan berbisik, “Kira-kira, mereka mau salaman dan nyanyi bareng gak yah kalau tahu gue ODHA?” Saya hanya tersenyum. ODHA kependekan dari Orang Dengan HIV/AIDS (human immunodeficiency virus and acquired immunodeficiency syndrome). Kenangan belasan tahun itu tak pernah bisa saya lupakan hingga hari ini. Saat itu, kami pernah berjalan bersama melakukan penyuluhan soal HIV/AIDS. Susan kini sudah berpulang. Tapi semangatnya tak pernah padam. Ya. Sosialisasi mengenai risiko dan potensi penyebaran HIV/AIDS mesti terus disebarluaskan. Semakin luas pemahaman soal itu, bisa memperkecil potensi terinfeksi HIV. Saat masa-masa awal kasus ini menyeruak di Indonesia pada pertengahan 1980-an, kita tahu bahwa penyebaran HIV/AIDS banyak dipengaruhi soal perilaku. Belakangan, faktor perilaku ternyata juga masih amat berperan. Masyarakat mengenalnya sebagai perilaku seks bebas dan pemakaian narkoba jarum suntik. Lantas apa kaitannya dengan kecelakaan lalu lintas jalan? Benar banget. Soal perilaku. Sekitar 90% faktor penyebab kecelakaan adalah dari sisi manusia. Dari keseluruhan faktor manusia, unsur terbesar adalah soal kelengahan dan sikap tidak tertib. Waduh. Data Komisi Penanggulangan AIDS Nasional menunjukkan, berdasarkan penelitian tahun 2011, penyebab transmisi tertinggi adalah seks bebas (76,3%), diikuti jarum suntik (16,3%). Padahal, pada 2006, bahwa pertukaran jarum suntik penyebab utama transmisi HIV-AIDS (54,42%) dan seks bebas peringkat (38,5%). Tuh kan, gak jauh dari soal perilaku. Kalau soal korban, kecelakaan lalu lintas jalan pada 2010 menelan korban tewas sebanyak 31.234 orang alias 3-4 orang per jam. Sedangkan jumlah ODHA, seperti dilansir kementerian kesehatan ada 26.400 orang pengidap AIDS. Selain itu, ada 66.600 jiwa yang terinfeksi HIV positif. Hari ini, Kamis, 1 Desember 2011, banyak kalangan menggelar Hari AIDS Sedunia. Mereka merenung untuk berbuat sesuatu kepada masyarakat sekitar agar tidak terpapar HIV. Salah satunya, mengajak masyarakat agar berperilaku sewajarnya saja. Walau, seperti juga kasus kecelakaan lalu lintas jalan, yakni ketika sudah tertib di jalan tapi tetap saja menjadi korban karena ditabrak orang yang ugal-ugalan, kasus HIV/AIDS juga bisa mirip. Seorang ibu rumah tangga yang pola hidupnya wajar-wajar saja, terpaksa terpapar dari sang suami yang langganan pekerja seks komersial. Kalau sudah begini, para bapak-bapak juga mesti ingat keluarga tercinta di rumah. Tidak ugal-ugalan di jalan, tapi juga tidak ugal-ugalan di ranjang. Bagaimana? (edo rusyanto)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun