Media seharusnya hadir sebagai fungsinya,namun saat ini media hadir sebagai bentuk penundukan dan pemaksaan konsensus oleh kelompok tertentu yang memiliki kepentingan dalam ekonomi politik. Pada kondisi ini pola pola yang disampaikan oleh media adalah perangkat ideologis untuk mendungkung kelas pemegang modal untuk informasi publik dan bersifat kapitalis.
    Sebagaimana pendapat Castells, media menjadi ruang politik, media menjadi penghubung warga negara dalam tindakan-tindakan politik mereka (dikutip dari Alfarabi, 2010:1). Sebagai contoh sebagaimana pada tahun 2014 dan 2019 ketika pemilik media media besar mainstream menjadi tokoh tokoh politik. Banyak media termasuk media online berdinamika dalam perpolitikan secara terang terangan sebagai media partisipan.
     Bisnis media online sendiri bersumber dari 3 pos utama yaitu langganan pelanggan,iklan online,dan konten berbayar. Kenyataannya, hampir semua situs telah menggratiskan konten-kontennya. Maka, investasi iklan menjadi hal yang paling diandalkan, bahkan pendapatannya telah menyalip belanja iklan media cetak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H