Sabtu sore adalah “jatah” saya untuk libur, tidak praktek sore, dan saat untuk saya “lihat lampu”, satu istilah milik pasangan saya untuk jalan-jalan ke mall. Maklum, dia bekerja di Purbalingga, satu kota di Jawa Tengah yang tenang dan nyaman, belum terpolusi dengan berbagai bangunan mall. Ya, Sabtu sore jatah saya jalan-jalan, menikmati waktu luang walaupun tentu saja handphone saya tetap aktif 24 jam. Panggilan darurat bisa datang kapan saja.
Tapi sore itu berbeda, baru saja saya akan duduk di satu tempat makan seafood favorit saya, handphone sudah berdering dan ada tulisan “IGD RS” di layar handphone, dan seperti biasa pasangan saya justru yang deg-degan kalo handphone saya sudah berdering. Deg-degan bukan karena waktu bersama dia terpotong, melainkan karena khawatir dengan pasien yang akan dilaporkan.
Bidan jaga melaporkan pasien seorang wanita hamil anak kedua, usia kehamilan 34 minggu, dengan perdarahan dari jalan lahir. Darah yang keluar berwarna merah segar. Perdarahan yang terjadi pada pasien ini tidak disertai dengan nyeri perut. Darah keluar tiba-tiba saat pasien sedang istirahat / menonton tv di rumah. Keadaan ibu cukup baik. Pasien ini tidak pernah kontrol hamil ke saya ataupun ke rumah sakit tempat saya bekerja. Tidak pernah juga ke dokter kandungan untuk sekedar USG. Via telepon saya menginstruksikan tindakan-tindakan medis yang harus dijalankan oleh dokter dan bidan jaga sembari saya bersiap untuk menuju ke rumah sakit.
Acara makan malam? Batal dulu... atau paling tidak ditunda dulu…hal yang biasa terjadi di kehidupan keluarga dokter kandungan... pasien diutamakan.
Sampai di RS, pasien sudah dipindahkan ke kamar bersalin, segera saya melakukan anamneses / wawancara ke pasien dan melakukan pemeriksaan lengkap, termasuk detak jantung janin dan menilai perdarahan dari jalan lahir serta mencari penyebabnya. USG sebagai pemeriksaan penunjang pun dilakukan. Diagnosis yang saya tegakkan adalah Perdarahan Antepartum karena Plasenta Previa Totalis. Perdarahan yang terjadi merupakan perdarahan aktif. Setelah menjelaskan ke pasien dan keluarga, saya menyiapkan tindakan selanjutnya, yaitu operasi caesar. Syukur puji Tuhan, proses operasi berjalan lancar, ibu dan bayi selamat.
Setelah memberi selamat ke suami dan keluarga pasien, tiba-tiba adik pasien datang ke saya, menanyakan kenapa bisa terjadi perdarahan dari jalan lahir? Apa itu plasenta previa?
Perdarahan saat hamil bisa terjadi karena banyak hal. Untuk perdarahan saat hamil muda bisa anda lihat di tautan berikut, sedangkan untuk perdarahan di usia kandungan di atas 28 minggu akan dibahas di sini. Perdarahan saat hamil bisa terjadi karena persalinan prematur, plasenta previa, solusio plasenta, dan vasa previa.
Pada ibu hamil dengan persalinan prematur, maka akan merasakan perdarahan dari jalan lahir yang disertai dengan kontraksi perut. Apabila merasakan hal seperti ini, segera ke dokter kandungan atau bidan agar dapat dilakukan pemeriksaan, dan apabila perlu akan diberikan obat untuk mengurangi atau menghilangkan kontraksi yang dirasakan oleh ibu. Kontraksi harus dikurangi atau dihilangkan agar bayi dalam kandungan masih bisa dipertahankan hingga cukup bulan. Ibu akan diminta untuk bedrest total dan diberikan obat agar kontraksi yang dirasakan segera berkurang. Apabila hal ini telah pernah terjadi berulang kali pada kehamilan-kehamilan sebelumnya, maka ada kemungkinan terjadi inkompetensi servix sehingga perlu dilakukan penjahitan mulut rahim (cerclage), di mana jahitan tersebut akan dilepas ketika bayi dalam kandungan sudah cukup bulan.
“Apa itu plasenta previa?”
Plasenta previa merupakan keadaan di mana plasenta (ari-ari) melekat pada bagian bawah rahim sehingga plasenta ini dapat menutupi jalan lahir sebagian atau keseluruhan pembukaan jalan lahir. Diagnosis plasenta previa bisa diketahui sejak usia kandungan 28 minggu dan akan dievaluasi hingga usia 36 minggu. Diagnosis plasenta previa bisa ditentukan melalui pemeriksaan USG. Dokter akan melihat posisi plasenta dan menentukan jenis plasenta previanya. Ada 3 macam jenis plasenta previa:
- Plasenta Previa Total (menutup seluruh jalan lahir)
- Plasenta Previa Sebagian (menutup sebagian jalan lahir)
- Plasenta Previa Marjinal (disamping jalan lahir)
Apabila ibu hamil datang dengan perdarahan dari jalan lahir tanpa disertai nyeri, kemungkinan mengalami plasenta previa. Untuk menentukan tipe yang mana, bisa dilakukan pemeriksaan dalam di meja operasi atau pemeriksaan USG terlebih dahulu.
“Kalau saya hamil dengan plasenta previa, apa plasenta masih bisa bergeser?”
“Apakah saya masih bisa melahirkan normal? Kapan saya boleh melahirkan?”
Posisi melekatnya plasenta tidak bisa digeser atau dipindah dengan cara apa pun, baik itu senam hamil atau manipulasi dari luar perut. Karena plasenta melekat di dinding rahim. Ibu hamil dengan plasenta previa bisa mencoba melahirkan normal apabila plasenta previa marjinal. Untuk ibu hamil dengan plasenta previa total tidak ada jalan lain selain melahirkan dengan cara seksio sesarea / operasi bedah sesar. Sedangkan ibu dengan plasenta previa sebagian sebaiknya melahirkan dengan cara seksio sesarea. Apabila usia kehamilan > 37 minggu atau dengan berat bayi dalam kandungan > 2500 gram maka ibu dengan plasenta previa dapat menjadwalkan persalinan bedah sesar kepada dokter kandungannya.
Bagaimana bila saya mengalami perdarahan yang aktif dan banyak, tetapi kandungan saya belum 37 minggu? Ibu hamil dengan plasenta previa apabila mengalami perdarahan akan berwarna merah segar, jika terjadi perdarahan aktif pada pasien dengan plasenta previa maka dokter kandungan akan menjadwalkan operasi bedah sesar segera dengan tujuan menyelamatkan ibu dan bayi.
“Apa itu solusio plasenta?”
Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dari tempat melekatnya di dinding rahim. Lepasnya plasenta dapat terjadi saat proses persalinan maupun sebelum proses persalinan. Hal ini jarang terjadi tapi bisa menyebabkan komplikasi yang serius. Solusio plasenta ditandai dengan nyeri perut hebat yang datang tiba-tiba dengan disertai perdarahan dari jalan lahir berwarna merah kehitaman. Terjadinya solusio plasenta membahayakan nyawa ibu dan bayi. Plasenta sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi bayi dalam kandungan apabila terlepas dapat menyebabkan kematian bayi dan perdarahan hebat pada ibu apabila tidak ditangani dengan segera.
Ibu hamil yang mengalami solusio plasenta akan merasakan nyeri perut hebat secara tiba-tiba dengan disertai keluarnya darah dari jalan lahir berwarna merah kehitaman. Dokter yang menangani akan melakukan pemeriksaan perut, pemeriksaan dalam dan USG untuk mengetahui penyebab perdarahan yang terjadi dan kondisi bayi dalam kandungan. Jika kondisi dirasa membahayakan ibu atau janin maka akan dilakukan pengakhiran kehamilan segera. Proses persalinan apabila memungkinkan dilakukan secara normal dengan dilakukan induksi persalinan. Namun jika kondisi ibu dan bayi tidak memungkinkan, maka akan dilakukan operasi bedah sesar.
Setelah bayi dilahirkan, ibu akan diawasi secara ketat karena mungkin terjadi perdarahan setelah persalinan atau komplikasi yang lain seperti terjadi gangguan pembekuan darah atau gangguan ginjal.
“Apa itu vasa previa?”
Vasa previa adalah komplikasi dari kehamilan di mana pembuluh darah dari tali pusat terletak di selaput ketuban dan posisinya berada di dekat mulut rahim bagian dalam. Pembuluh darah ini berisiko putus ketika terjadi pecah ketuban sehingga membahayakan kondisi janin.
Apabila terjadi vasa previa, maka dilakukan operasi bedah sesar segera untuk menyelamatkan bayi dalam kandungan.
Saat ibu hamil mengalami perdarahan dari jalan lahir di usia kandungan berapa pun, segera ke dokter, bidan, rumah sakit, atau klinik terdekat untuk menentukan penyebab perdarahan agar ibu dan bayi dapat selamat dan ditangani dengan tepat.
Semoga bermanfaat..
-ED-
Artikel lain :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H