Salah satu dari mereka mengatakan bahwa air terjun inilah yang dinamakan air terjun raja tapi air terjun yang pertama kali kami temui hanyalah air terjun tingkat pertama dari tujuh tingkat air terjun raja di desa raja kepulauan Morotai. Karena saat itu asam uratku mulai kambuh aku berharap kamu tidak pergi untuk menanjak dan melihat air terjun ke tujuh dari rangkaian air terjun raja tersebut.
Belum lagi menurut penduduk lokal, Hanya butuh sekitar 30 min atau setengah yang the treking ke atas sampai kami bertemu dengan air terjun ketujuh dari air terjun raja. Ternyata oh ternyata 30 min sudah berlalu entah kakiku yang memang lambat melangkah atau 30 menit warga lokal dan 30 menit untuk turis seperti kami sangatlah berbeda.
Ketika untuk kesekian kalinya kami istirahat karena aku dan kakiku Si Bule akhirnya membuka pembicaraan, Sebaiknya kita sudahi pencarian air terjun ke tujuh ini karena memang 30 menit yang dijanjikan sudah berlalu. Dan malam pun akan segera tiba.
Akhirnya kami meneruskan trekking di atas jalanan tanah merah yang membelah hutan di sana. Dan 5 menit  itupun terbayarkan sudah. Akhirnya pulang yang menunjukkan kami ber ada di jalan yang tepat sudah terlihat. Letih dan rasa sakit pun se akan terbayarkan karena akhirnya kami Menemukan air terjun ke tujuh itu.
Bukan air terjun yang deras seperti air terjun pada umumnya tapi air terjun yang tenang dan kolam kolam kecil berbentuk bath tub yang terbuat secara alami yang kami temukan di atas sana.
Sayang rasanya sampai di atas sana sudah sangat sore dan mataharipun sudah semakin tenggelam.
Jadi setelah menikmati pemandangan yang ditawarkan oleh air terjun raja ke tujuh ini serta puas mengambil beberapa foto dan video kami memutuskan untuk kembali karena cahaya matahari sudah semakin minim.
Kalau kalian kompasianer sudah sampai membaca sampai di paragraf ini ada baiknya untuk mendukung Imajinasi dari tulisan ini menonton video saya yang ada di atas.
Terima kasih sampai jumpa di tulisan berikutnya