Jokowi memanfaatkan ikon anak muda. Jokowi mensosialisasikan dengan kehadirannya ditengah-tengah anak muda dengan ikon Slank. Jokowi mengumandangkan bahwa dirinya punya gitar Metallica yang identik dengan jiwa dan semangat anak muda.
Yang lebih brilian lagi saat muncul video klip kreativitas anak-anak muda berbaju kotak-kotak yang berparodi bagaimana Jakarta dikelola incumbent. Klip ini muncul di youtube dan dilihat lebih dari 5 juta netter. Sangat anak muda!!! Kemudian baju kotak-kotak yang sangat familiar dengan anak muda.
Pola Jokowi mengambil hati rakyat dengan berkeliling, blusukan ke pasar-pasar menyapa ibu-ibu. Sebuah taktik kampanye murah meriah tapi efektif. Ketimbang menggelar kampanye panggung terbuka. Dimana semua elemen dan komponennya dibayar. Panggung si timses harus bayar, panitia bayar, konsumsi bayar sampai massa yang diklaim sebagai pendukung sebenarnya bayaran.
Namun jika capres itu berkampanye naik KRL, datangi pasar-pasar, rumah sakit, kampus, mal-mal, dia tidak perlu membayar karena semua alamiah. Massa nya memang benar-benar anak-anak muda, kaum perempuan dan generasi saat ini yang punya hak pilih.
Dari tulisan ini saya berharap Prabowo-Hatta banyak belajar dari kegagalan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli saat menggunakan pola dan cara kampanye yang hampir mirip dalam merayu publik. Jika masih tetap menggunakan pola lama : panggung terbuka, bermain di tataran hanya elit dan pimpinan ormas, restu tokoh agama, memanfaatkan artis, menurut saya kurang kuat untuk bisa merayu pilihan publik. Publik saat ini banyak yang lebih cerdas melihat fakta dan kenyataan. Siapa yang dekat dengan rakyat secara ikhlas, jujur dan tanpa bersandiwara, maka dialah pemimpin sejati. Semoga pilpres 9 Juli nanti damai dan aman.