Mohon tunggu...
Edo Media
Edo Media Mohon Tunggu... Jurnalis -

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Hajar Kapal Asing, Siapa Takut?

24 Desember 2014   04:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:36 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Sebab effek dari pencurian ikan (illegal fishing) sangat dahsyat. Pendapatan dari sektor kelautan yang seharusnya dinikmati rakyat, nyaris dirampok oleh kapal asing yang dengan bebas berkeliaran di tengah lautan Indonesia. Berlayar disela-sela kapal perang kita nan gagah yang seolah buta dengan kerugian yang dialami negara.

Mirisnya lagi, mereka dengan sangat nyamannya mengeruk ribuan ton ikan di depan mata kita. Betapa tidak. Kita sendiri tahu lokasi favorit dimana mereka biasa beroperasi mencuri ikan. Tapi justru kita diam seribu bahasa. Ada apa?? Andai para pencuri ikan itu, mau berkata jujur tentang ada apa di laut kita.

Kerugian negara yang disebabkan oleh praktik illegal fishing mencapai Rp 300 triliun. Ada 5.000 - 6.000 kapal asing mengeruk ikan di perairan Indonesia. Setiap tahun Indonesia kehilangan 3 juta ton akibat pencurian. Padahal setiap tahun pemerintah mengeluarkan anggaran yang cukup besar untuk membiayai patroli di laut kita. Lantas apa hasilnya? Apakah kita bangga dengan kondisi ini ketika kita disana sini berseminar dengan latahnya mengatakan kita menjaga kedaulatan NKRI.

Maka kebijakan Jokowi untuk menenggelamkan kapal pencuri ikan bukan main-main. Ini perintah kepala negara, panglima tertinggi tentara nasional kita. Keamanan laut punya arti penting bagi negara ini jika bangsa ini masih bertepuk dada sebagai bangsa yang berdaulat dan menjaga kehormatan Samudera. Korps pemangku keamanan laut wajib memiliki integritas, profesionalisme dan kehormatan bangsa diatas segala-galanya.

Instruksi agar kapal-kapal pencuri ikan itu ditenggelamkan tidak untuk pencitraan Jokowi. Tapi sebagai langkah untuk memulihkan kembali martabat bangsa kita yang belakangan ini mudah dikendalikan oleh asing hanya dengan kekuatan ekonomi. Kita ingin menjadi bangsa yang disegani dan dihormati.

Dalam menangani masalah pencurian ikan yang telah merobek-robek kedaulatan kelautan, kita harus taktis dan cerdas. Tidak semata-mata mengandalkan pamer kekuatan kapal perang yang kita miliki. Tapi dengan cara pintar. TNI-AL yang selama ini punya infrastuktur memadai jangan juga hanya berkutat dengan kegiatan rutinitas.

Lakukan inovasi pengamanan laut yang efektif. Caranya? Kapal intai lakukan survey di laut untuk memetakan titik posisi kapal illegal fishing. Dimana saja kebiasaan para pencuri ikan itu berada. Biasanya mereka beroperasi di wilayah perairan yang memiliki nilai besar potensi ikan di laut. Sehingga kapal-kapal patroli tidak harus mengitari luasnya lautan Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Kapal-kapal perang kita cukup menyergap kapal pencuri ikan di wilayah perairan yang sering mereka jadikan target kriminal. Jika ingin efektif, Kapal Republik Indonesia (KRI) milik TNI AL lebih prioritas menangkap kapal-kapal besar yang mempunyai kapasitas penangkapan ikan dalam jumlah besar dan merugikan negara. Jangan kapal kayu kecil milik nelayan asing. Itu tidak ada artinya. Perlu juga diselidiki mengapa kapal-kapal besar pencuri ikan asing itu bisa lolos dari pantauan kapal patroli kita. Semua harus dilihat dan diaudit.

Jika TNI AL ingin punya prestasi di mata publik.  Karena selama ini pemerintah memberikan kepercayaan anggaran dalam jumlah besar untuk membeli alutsista dan operasional, cobalah tangkap kapal pencuri ikan yang besar itu. Kapal tersebut disergap, ditangkap, didata, dan diproses hukum. Awak kapalnya dinaikkan ke kapal patroli untuk diadili dan dideportasi. Selanjutnya kapal mereka kita tenggelamkan. Agar memiliki efek jera dan kapalnya tidak dipakai lagi untuk melakukan kejahatan laut.

Jangan sampai motto TNI-AL Jalesveva Jayamahe, Justru Dilaut Kita Jaya, kemudian berubah arti....

* Penulis Jurnalis Matranews.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun