Yang terakhir, keempat, kata penulis buku Memimpin di Era Politik Gaduh itu, kapasitas pemimpin diakui publik. “Di era pemilihan langsung, kapasitas ketua umum partai, besar pengaruhnya dalam mendongrak suara. Kapasitas berbeda dengan ketokohan semata, karena kapasitas lebih menitikberatkan pada kemampuan dan kinerja serta rekam jejak”, imbuh Zaenal.
Kapasitas tidak bisa hanya berdasarkan klaim, melainkan track record dan pengakuan dari lingkungan politik. Di PAN, antara Hatta dan Zulkifli Hasan, kapasitas Hatta masih unggul dibanding ZH. Ukurannya, Hatta mampu menjadi jangkar KMP dimana ia muncul dengan solusi-solusi ketika terjadi kebuntuan politik, seperti hubungan KMP dengan pemerintah dan berakhirnya dualisme di DPR beberapa waktu lalu.***